Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Segala Resah di Ujung Jalan Menuju Istana || Puisi Dian Chandra

1 Oktober 2023   16:48 Diperbarui: 1 Oktober 2023   16:52 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Langit Argopuro, memayungi para pencari ilmu
yang terbata-bata mengeja kitab dari lembaran kulit lembu
yang tertatih-tatih kaki, mendaki pondok Mahaguru
jauh di puncak tertinggi

Kabuyutan Kalyasem, aku menginginkannya, merindu pada bait-bait suci yang kuno dan bertuah

Aroma kebajikan yang tenang di sana, bermukim di segala letak arca
Tempat pinta dan harapan, juga bakti

Seorang lelaki yang bernas, mengukir rindu pada sebongkah batu
tentang rasa, tentang ingin, tentang birahi

Mandala Sagara, dipenuhi oleh lakon hidup
Ada dia si pecinta
Ada dia si hati bersih
Ada dia si pengabdi
Ada dia si penimba ilmu
Ada dia si, si, si, siapapun

Langit Argopuro, mendekap Kabuyutan Kalyasem yang telah sesak oleh bermacam bahan ajar, pun guru

Langit Argopuro, merangkul Mandala Sagara
yang hari-harinya ramai pengunjung
dengan membawa: tawa, air mata, kejayaan, kesombongan, dan keingintahuan.

Adalah kau, Panji, lelaki bertopi
Tengah bernas, birahi memuncak
Ingin kekasih hati, kembali

"Rindu sudah di ubun-ubun," katamu lirih
pada gadis di ekor mata Sang Mahaguru: aku

Aku mengikut. Hanya ikut-ikutan
Kau mulai berkisah dan mendongengkan masa depan
sedang aku membuang muka
teringat mantra, dan laku puja yang diajarkan tadi

Ohh, betapa malang jiwaku kelak
terkurung dalam gemerlap tahta
sedang kau yang mengaku kekasih hati
tak mungkin menginginkanku seorang
Kelak akan ada dia, dia, dia dan seribu dia lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun