Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyimak Puisi Orang-orang | Puisi Dian Chandra

5 September 2023   21:53 Diperbarui: 5 September 2023   22:16 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di Toledo, orang-orang membuat puisi.

Satu-satu, orang-orang melawat katedral. Orang-orang menulis Tuhan dan lain-lain. Dengan cara paling kudus. Satu-satu, orang-orang mengumpulkan serakan sejarah. Dalam tandu hop on hop off bus. Dengan cara paling liar. Satu-satu, orang-orang menuju Kastil san Servando. Orang-orang merujuk Ksatria Templar. Dengan bait-bait keberanian yang disembunyikan oleh waktu.

Orang-orang mulai berpuisi, serentak. Pada jeprat-jepret kamera, hp, smart phone, & sosial media. Beberapa menulis buku, menerbitkannya, atau sekadar menyimpannya dalam-dalam: segala ingatan (mata, telinga, hidung, dan macam-macam)

Toboali, 05 September 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun