Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Home Sweet Home, Urang Umah, dan Iblis yang Bersarang di Kepalanya | Puisi Dian Chandra

1 September 2023   17:55 Diperbarui: 10 Oktober 2023   06:52 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

di kepalanya yang ranum uban: sudah sejak dua tiga tahun lalu, ia kekalkan serapah
; teruntuk suami & anak-anaknya yang binal
yang terus terusan tumbuh di rahimnya
yang tak lagi rahim: rahmah, arrahim, rahima

ia memeluk buncit perut, merogoh rogoh lemak di dua saku belakang: tempat bidan menyelipkan hormon pencegah kebocoran dari anak-anak suaminya yang selalu ramai, juga mencubit cubit chubby pipi: meski ia kerap melahap anuanuan

dari kuku kuku tangan yang menguning oleh kunyit, dari kaki kaki yang terlampau letih menempuh malam sembari menyanyi nina bobo hingga pukul tiga pagi, dari sepasang mata yang gagal menggoda suami(nya)
Iblis mulai menuju kepalanya, menyusup di sela sela kutu, hippocampus, & bersarang dalam dalam
; memuat rumah, tempat tinggal kegelapan segala pikir

(ia tak lagi jadi urang umah, menunggui rumah, & mengasuh anak anak serupa perempuan perempuan paleolitik atas
; ia membikin home sweet home dalam dalam: tapi ia (masih) ibu
yang gemar memelihara kebajikan dalam diri)

robot robot robot robot robot ro bot r o bot
bot

Toboali, 31 Juli 2023


Catatan:
Urang Umah adalah istilah dari bahasa Bangka untuk menyebut istri atau perempuan yang sudah menikah yang tinggal di rumah.

***Puisi ini masuk ke dalam 50 puisi terpilih dalam Payakumbuh Poetry Festival 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun