Strategi Hizbut Tahrir mencakup produksi anggota yang setia pada ideologinya, interaksi dengan umat, dan akhirnya mendirikan pemerintahan yang menerapkan Islam secara luas. Ancaman yang mereka timbulkan melibatkan penolakan terhadap Amerika, seruan jihad, dan potensi keterlibatan dalam kegiatan kekerasan.
Pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia mencerminkan kompleksitas hubungan antara politik Islam dan kepentingan negara di Indonesia. Sementara gerakan ini terus berjuang untuk mewujudkan visinya, dampak global dan strategi mereka menunjukkan bahwa peran Hizbut Tahrir tidak hanya lokal, melainkan juga melibatkan dimensi internasional yang memantik perdebatan dan kewaspadaan.