Mohon tunggu...
Hardiansyah Nur Sahaya
Hardiansyah Nur Sahaya Mohon Tunggu... -

Enjoy music, travelling, scientific writing, and organizing event. Interest in enviromental issue, economics, social, education system, and crisis of morality.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Every Children is Special

23 September 2014   06:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:52 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitupun Thomas Alfa Edison menemukan benda yang sangat penting bagi kehidupan manusia yaitu bola lampu pijar dan memiliki rekor 1.093 paten atas namanya. Edison juga banyak membantu dalam bidang pertahanan pemerintahan Amerika Serikat. Beberapa penelitiannya antara lain : mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin, mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo dengan jaring, menaikkan kekuatan torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi.

Jika kita merenung dan belajar kembali seharusnya guru jangan sampai menghakimi bahwa anak itu bodoh, begitupun orang tua jangan pernah mengatakan bahwa anak sendiri gagal. Sesungguhnya anak-anak memiliki potensi, bakat, imajinasi, dan mimpi yang sangat besar namun kurang dimengerti oleh orang-orang dewasa.

Saya selalu ingat kata-kata dari Prof. Yohanes Surya yang mengatakan bahwa tidak ada anak yang bodoh di dunia ini yang ada hanya anak yang tidak mendapatkan guru yang baik dan metode belajar yang tepat. Jika saya berfikir dari kata-kata ini sangatlah tepat hal ini disadari dari bagaimana cerita seorang Helen Keller. Penyakit yang dikatakan dokter pada zamanya adalah “demam otak” menyebabkan Helen menjadi anak yang liar.

Helen Keller berubah menjadi anak yang sangat sulit diatur, menghancurkan piring-piring, dan meneror seluruh anggota keluarga dengan teriakan dan sikap amarahnya. Bahkan banyak kerabat yang menganggapnya sebagai monster dan menyarankan agar Helen ditempatkan di sebuah institusi saja. Ketika menginjak usia tujuh tahun, kedua orangtuanya mulai putus asa dengan kelakuan anaknya yang semakin tidak bisa dikendalikan. Hingga akhirnya orang tuanya bertemu seorang wanita bernama Anne Sullivan dan memintanya menjadi guru pribadi sekaligus mentor Hellen.

Butuh proses panjang agar Anne dapat mengendalikan kebiasaan Helen yang sangat liar. Dengan tekun Anne mengajari Helen berbicara dengan gerakan mulut dan tangan dalam huruf braille, hingga ia bisa masuk kuliah di Radcliffe College (cabang Universitas Harvard khusus wanita) dan lulus dengan predikatmagna cum laude. Tak ada yang menyangka seorang Helen Keller yang buta dan tuli mampu mengukir prestasi sebagai seorang penulis, aktivis politik dan dosen amerika.

Helen pun mendirikan American Foundation for the Blind dan American Foundation for the Overseas Blind, menulis artikel dan buku-buku terkenal yang diterjemahkan ke dalam 50 bahasa, keliling ke-39 negara untuk berbicara dengan para Presiden. Bahkan kisah hidupnya mendapatkan dua penghargaan oscar. Keberhasilan Helen tidak bisa dilepas dari seorang guru bernama Anne Sulivan guru teladan, yang sangat sabar, tangguh, memiliki metode belajar yang baik dan tepat untuk Helen.

Saya sangat yakin bahwa semua anak itu bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik, tugas guru dan orang tua berikan mereka dukungan, doa, perhatian dan kesempatan untuk setiap anak membuktikannya memang tidak segera tetapi pasti, saya sangat yakin itu. Dan terkadang pencapaian peringkat pertama dan nilai tertinggi di sekolah merupakan tujuan dan target dari beberapa guru maupun orang tua. Mereka ingin anaknya selalu berada di urutan pertama, selalu di sanjung, selalu di banggakan oleh semua orang, bahkan bagaimana caranya anaknya tidak bisa dikalahkan oleh orang lain. Perhatikan hal ini, jika orang tua atau guru ingin memenangkan peringkat dan kehormatan demi sebuah pujian dan kebanggan jawabannya adalah jangan miliki seorang anak tetapi milikilah seekor kuda pacu.

Sumber : Mengamati dan Merasakan :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun