Mohon tunggu...
HARDIAN SAPUTRA
HARDIAN SAPUTRA Mohon Tunggu... -

ada anak bertanya pada bapaknya :" seluas apakah alam semesta itu?" bapaknya menjawab dengan tersenyum :"seluas alam pikiranmu"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ini Lebih Sadis Dibanding Virus Yuyun

9 Mei 2016   21:47 Diperbarui: 9 Mei 2016   21:54 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya  dengan peran dan cara saya mencoba menyampaikan bahwa dibalik kejadian malang yang menimpa Yuyun, anda bisa tahu bahwa krisis moral berkepanjangan yang membuat daerah ini kebal hukum ada dalam wilayah Republik Indonesia, dan bukan tidak mungkin kejadian ini juga ada didaerah lain selain Bengkulu, Sumsel, dan Lampung. Dengan mengetahui cikal bakal suatu daerah menuju kawasan kebal hukum, kita bisa berharap ada langkah pencegahan dari masyarakat dan pemerintah. 

Beberapa menteri dan tokoh sudah menyampaikan simpati dan bantuan untuk keluarga Yuyun. Tapi, ya sebatas itulah.... Undang-undang perlindungan anak dan perempuan mau disahkan sekarangpun tidak akan menyelesaikan masalah, apalagi kasus ini tidak akan laku di senayan. Pelaku mau dieksekusi sekarangpun juga tidak menyentuh masalah. Seluruh dunia menyalakan lilin untuk Yuyun pun tidak berpengaruh. Lebih baik lilinnya dikirim, karena kampung Yuyun sering mati listrik. 

Yang paling dekat dengan masyarakat adalah pemerintah daerah dan muspidanya. Mereka tahu, betapa pentingnya daerah ini sebagai pintu gerbang, sebagai jalan lintas, tapi selama ini penyelesaian konflik dan kasus disana hanya solusi sesaat, solusi konflik saat itulah, seperti menangani anak kecil berkelahi. Sangat mungkin aparat keamaanan sudah mampu memetakan profil warga. Hanya saja entah apa yang menghambat penyelesaian masalah hingga ke akarnya. Maaf bukan berarti saya mengerti semua.

Beberapa solusi ala obrolan warkop tercetus dari masyarakat luar. Ada baiknya wilayah ini dibinasakan saja karena sudah tidak bisa dibina. kampungnya dihapus dari peta. kasih peringatan, isolasi, musnahkan dengan senyap jauh dari media. Ini mustahil. Ada yang mengusulkan buat jalan baru, tanpa melewati kampung yang rawan. Ada juga usulan agar wilayah ini jadi tempat latihan TNI. Artinya solusi itu ada, dari dulu, hanya belum kelihatan gerak pemda setempat untuk menyelesaikan masalah hingga ke akarnya padahal Bengkulu pernah punya gubernur yang ustadz.

Tidak bisa dipungkiri kasus Yuyun telah membawa nama Kepala Curup, Bindu Riang dan padang ulak tanding ke kancah nasional. Mudah-mudahan dengan go nasionalnya kasus ini ada tindakan nyata agar wilayah ini aman. Keamanan wilayah ini paling tidak dapat mendorong ekonomi wilayah dan  bisa mengeluarkan Provinsi Bengkulu dari daftar daerah tertinggal Bapenas. Semoga pengorbanan Yuyun tidak sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun