Magelang - Mayoritas warga di Desa Gumelem, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang berprofesi sebagai petani bunga mawar tabur. Setiap pagi, warga memetik bunga mawar untuk kemudian dijual ke Pasar Kembang. Takaran dalam kegiatan jual beli bunga mawar menggunakan keranjang yang sudah disediakan oleh pembeli. Harga penjualan bunga mawar cukup fluktuatif, pada bulan puasa hingga lebaran satu keranjang bunga mawar dapat terjual di harga Rp.200.000 namun pada hari-hari biasa hanya dihargai senilai Rp.30.000 per keranjang. Berangkat dari keresahan tersebut, Tim Projek Kepemimpinan Kelompok B PGSD 004 PPG Prajab FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa berinisiatif mengolah mawar menjadi bahan makanan lain yang tetap memiliki nilai ekonomi tinggi meski tidak sedang musim nyekar (mengunjungi makam). Pada Minggu, 7 Juli  2024 Tim Projek menyelenggarakan pelatihan pembuatan SAMAWA (Selai Mawar Asli) kepada ibu-ibu Kelompok Wanita Tani Pakarti Utomo Dusun Gumelem Wetan RT 4 RW 2, Desa Gumelem, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.  Kegiatan dilakukan di kediaman Siwi, salah satu anggota tim projek. Adapun tim projek kepemimpinan beranggotakan 11 mahasiswa dengan 1 dosen pembimbing lapangan, yaitu Handoyo Saputro S.Pd., M.Si.
Pada sesi pemaparan, mahasiswa membagikan informasi dan pengantar mengenai kandungan mawar, pengolahan selai, serta gambaran pemasaran selai. Selanjutnya peserta pelatihan melaksanakan praktik pembuatan selai berbahan dasar mawar asli secara berkelompok. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat selai ialah, bunga mawar, gula pasir, daun pandan, CMC sebagai pengental, air, panci, baskom, saringan, blender, dan spatula.
Melalui praktik membuat selai mawar peserta terinspirasi untuk membuat olahan lain seperti wajik mawar, jenang mawar, hingga mochi mawar.
"Alhamdulillah, kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami. Dengan ide mengolah mawar menjadi selai ini mampu menjadi masukan bagi kami untuk menambah income sebagai petani mawar tabur, dan ibu-ibu rumah tangga disini. Mawar yang biasanya hanya untuk bunga tabur bisa dimanfaatkan lebih optimal lagi, dan juga nantinya bisa menjadi produk unggulan dusun." tutur Tentrem Siswanti selaku ketua Kelompok Wanita Tani Pakarti Utomo.
Kegiatan diakhiri dengan tanya jawab seputar pengolahan selai mawar, dan pembagian souvernir serta produk hasil praktik selai mawar. Sebelum kembali ke rumah masing-masing peserta dan tim projek kepemimpinan melaksanakan foto bersama sebagai bentuk dokumentasi kegiatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H