Nama Soekarno semakin popular setelah dia mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927 dan puncaknya pada bulan Desember PNI memiliki anggota sekitar 10.000 orang yang tersebar ke seluruh kota di Jawa, Sumatera (Sumatera Timur) dan Indonesia bagian timur. Dengan tetap mengemukakan perlunya persatuan kaum nasionalis. Sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 sangat banyak mendapat pengaruh dari PNI.
Akibat dari kepopuleran Soekarno, pemerintah kolonial tidak tinggal diam sehingga PNI dianggap sebagai ancaman sehingga Soekarno dan rekan-rekannya ditangkap dan dinyatakan bersalah dan dihukum selama empat tahun. Dengan semangat dan kepercayaan diri, Soekarno melakukan pembelaan yang dikenal dengan istilah “ Indonesia Menggugat”. Indonesia menggugat tidak lain adalah bagaiman menjelaskan tujuan nasionalis Indonesia dan bagaiman menelanjangi praktek Imferialisme-kapitalisme. Pengasingan dan pemenjaraan Soekarno tidak berhenti sampai disitu saja, setelah keluar pada tahun 1932 dan ia menggabungkan diri di Partindo. Dibuang dan dibuang, ibarat Soekarno adalah sampah yang tidak berharga seperti dibuang ke ke Ende, Bengkulu serta ke Parapat dan Berastagi.
Tidak dapat diingkari bahwa perjalanan panjang Soekarno mempertahankan pendiriannya untuk bangsa adalah pengalaman yang berharga dan pantas dijadikan sebagai catatan emas dalam lembaran sejarah. Penghormatannya terhadap perbedaan dan kerukunan adalah kebanggan tersendiri yang kemudian menjadi catatan penting bagi lahirnya pancasila 1 Juni 1945. Bagaimana tidak Piagam Jakarta yang menyebutkan ketuhanan berdasarkan syriah Islam bagi para pemeluknya diubah menjadi ketuhan yang maha esa yang merupakan sila pertama pancasila. Perubahan inilah yang memperkuat posisi kaum nasionalis dan kaum minoritas yang ada di Indonesia. Keahliannya sebagai seorang pemersatu dari berbagai kalangan nasionalis memang diakui luar biasa. Nasakom yang merupakan perpaduan antara Nasionalisme, Agama dan Komunisme merupakan konsep penting dalam perjalanan bangsa.
Pada akhir pemerintahannya dengan segala kontroversial yang belum terjawab Soekarno yang layaknya pemimpin besar lainya tidak mendapat tempat bagi negeri ini. Soekarno bisa diposisikan sebagai korban jaman yang akhirnya menempatkan namanya tidak lebih dari pada pecundang. Peristiwa Gerakan 30 September adalah awal yang pahit bagi keberadaannya sebagai Presiden waktu itu, Oleh militer waktu itu Soekarno dituduh telah melakukan sebuah politik konspirasi dengan PKI dengan membunuh para Jenderal yang kemudian dengan dinamika politik yang ada dan propaganda yang dilakukan oleh militer, Soekarno dituntut turun dan melalui TAP MPR Soekarno terguling dari kursi presiden dan diperadapkan pada pertanggung jawaban yang merupakan kisah yang sangat menyedihkan bagi perjalanan hidup seorang Proklamator.
Korban Jaman
Siapa sangka tokoh sebesar Soekarno yang telah memperjuangkan Indonesia merdeka selama 32 tahun hanya dianggap orang biasa dan yang berkaitan dengan Sukarno dibungkam termasuk para keluarga dan para pengikut sejatinya. Selama 32 tahun pula doktrinisai terjadi terhadap rakyat, sejarah Soekarno yang dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran kiri tidak bisa bebas di masyarakat. Pemikiran-pemikirannya juga dibredel oleh jaman dan banyak para pengikut-pengikutnya ditanggap dan dikaitkan dengan pelaku peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Baru pasca Reformasi 1998 setelah jatuhnya presiden Suharto, nama Soekarno kembali bergema apalagi dengan lahirnya PDI Perjuangan dan menjadi partai pemenang pada pemilu 1999. Sejak itulah banyak buku dan pemikiran Soekarno bermunculan di toko buku dan menghiasai media serta menjadi tokoh fenomenal yang dihormati para nasionalis dari Sabang sampai Merauke. Tanggal 6 Juni 2010 adalah hari jadinya Presiden Soekarno yang ke-109 Tahun. Perjuangan dan kreasinya dalam membentuk bangsa ini tidak bisa diukur oleh apapun dan sekali lagi jaman telah mengantarnya kepada kemasyuran dan jaman pula yang menenggelamkan namanya.
Sosok sejati pencetus keadilan dan dengan segala hormat kami putra-putri Indonesia mengaku bahwa bangsa ini merupakan hasil dari kerja kerasmu. Dengan segenap tumpah darah bangsa kami akan melihat pemikiran-pemikiranmu sebagai kekayaan bangsa dan nasionalisme sebagai ideology yang kamu junjung akan kami antar ke-Indonesia yang lebih baik. Persatuan bangsa yang kau sudah bentuk adalah modal kami dalam menjalankan roda jaman yang penuh tantangan, kami yakin dan percaya sosok Soekarno pasti akan lahir kembali dan dia ada disekitar kita.
supriadipurba@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H