Mohon tunggu...
Hamid Ramli
Hamid Ramli Mohon Tunggu... lainnya -

Aktivis Lingkungan ingin berkiprah di bidang politik lokal agar kelestarian lingkungan tetap terjaga

Selanjutnya

Tutup

Money

Freeport Pasca Kunjungan Dubes AS ke Papua

11 Juni 2014   20:46 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:12 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1402468962618731563

[caption id="attachment_328490" align="aligncenter" width="510" caption="Dubes AS untuk Indonesia Robert Blake saat bertemu Gubernur Papua (10/6/2014). Foto: cendrawasihpos.com"][/caption]

Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake saat ini sedang berada di Papua dalam rangka kunjungan kerja selama beberapa hari. Kunjungan kali ini dinilai menarik karena misi di balik kunjungan itu terkait erat dengan upaya pembenahan PT. Freeport dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warga Papua.

Kehadiran perusahaan tambang raksasa dari AS di Tanah Papua sejak tahun 1967 itu sudah sejak lama memunculkan berbagai pertanyaan kiritis. Mulai dari masalah kontrak karya, kesempatan kerja, royalti, divestasi saham, aturan bea keluar konsentrat tembaga, hingga tuntutan membangun smeelter. Dari tahun ke tahun persoalan-persoalan itu terus bergulir dan tampaknya belum ada satupun hasil pembahasan ulang yang dinilai memuaskan. Tak heran jika setahun silam ketika Lukas Enembe baru mulai menjabat sebagai Gubernur Papua, ia berani menolak ‘undangan’ boss PT. Freeport untuk bertemu di Timika. Penolakan Lukas itu lantaran perbedaan persepsi, bahwa seharusnya pemerintahlah yang mengundang PT. Freeport, bukan sebaliknya.

Pertemuan akhirnya digelar di Bali April 2013 lalu. Lukas mewakili Pemprov dan masyarakat Papua memberikan 17 tuntutan renegosiasi kontrak karya, di antaranya tentang kepemilikan saham, pelibatan masyarakat adat, masalah royalty, pembangunan pabrik pemurnian (smeelter) di Papua, pengelolaan Bandara Timika, dan pembangunan jalan Trans Papua. http://www.nabire.net/pemprov-papua-freeport-kembali-bertemu-di-bali/

Hingga kunjungan Dubes Robert Blake itu, belum ada khabar lebih lanjut terkait nasib 17 tuntutan itu. Apakah kunjungan Dubes ini sekaligus merespon tuntutan itu? Entahlah. Yang pasti, Robert Blake hari ini (11/6/2014) dijadwalkan berada di Timika untuk meninjau operasional PT. Freeport Indonesia.

"Saya akan mengunjungi Freeport, dan saya tidak sabar untuk melihat operasinya, namun juga melihat bagaimana kegiatan-kegiatan CSR yang mereka miliki," kata Blake. http://www.suarapembaruan.com/home/dubes-as-negosiasi-freeport-harus-untungkan-semuanya/57167

Harapan Robert Blake sama dengan harapan kita bersama, yakni agar negosiasi lanjutan antara PT Freeport Indonesia dengan Pemerintah dalam waktu dekat harus bisa menguntungkan semua pihak.

Kendati tidak ada penjelasan lebih detil mengenai keuntungan bagi semua pihak dimaksud namun harapan kita sebagai bangsa adalah minimal mendekati 17 butir tuntutan yang diajukan Gubernur Papua Lukas Enembe tahun lalu, sehingga Freeport bisa meningkatkan perekonomian Papua.

Pasca kunjungan ini mudah-mudahan ada langkah-langkah konkret yang mulai dikerjakan sehingga satu per satu pertanyaan-pertanyaan kritis yang sudah beredar luas selama ini bisa terjawab. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun