Pernahkah kamu menjumpai seseorang yang sering dengan sengaja memuntahkan makanan nya setelah makan? atau kamu pernah menjumpai seseorang yang melakukan diet ekstrim karena kekhawatiran akan berat badan?
Tahukah kamu bahwa hal tersebut merupakan sebuah gangguan?
Hal tersebut bisa menjadi salah satu gejala dari gangguan psikologis terutama gangguan makan yaitu Bulimia nervosa.
Bulimia Nervosa itu??
Nah apa sih sebenarnya
Menurut buku DSM -- 5 oleh American Psychiatric Association (2013). "Bulimia Nervosa adalah sebuah gangguan makan yang dialami oleh seseorang yang ditandai dengan perilaku memuntahkan atau mengeluarkan makanan yang telah dimakannya secara paksa yang dimaksudkan untuk mencegah kenaikan berat badan".
Bulimia Nervosa bisa berakibat sangat fatal karena dapat mengganggu kesehatan dan fungsi tubuh, seperti konsumsi obat pencahar yang terlalu sering tentu akan mengganggu kesehatan. Dilansir dari Alodokter "penggunaan obat pencahar terlalu sering dapat memicu diare, ketidakseimbangan kadar mineral dan garam dalam tubuh, serta penumpukan atau penyumbatan feses di dalam usus".
Dikutip dari (krisnani et al., n.d.) menurutnya, penelitian di Amerika menunjukkan bahwa 4% remaja merupakan penderita Bulimia Nervosa. Kemudian, penelitian di Iran menunjukkan bahwa 3,2% anak sekolah merupakan penderita Bulimia Nervosa. Selain itu, prevalensi terjadinya bulimia nervosa pada wanita di negara barat sebesar 0,3-7,3% dan di Negara non barat sebesar 0,46-3,2%.
Ciri - Ciri Diagnostik
Â
Apa saja ciri - cirinya?
Setelah mengetahui pengertian bulimia nervosa, ada beberapa ciri ciri kriteria diagnostic yang dikutip dari buku DSM -- 5 oleh American Psychiatric Association (2013), yaitu :
A. Episode pesta makan yang berulang. Episode pesta makan ditandai dengan kedua hal berikut:
1. Makan, dalam jangka waktu tertentu (misalnya, dalam jangka waktu 2 jam), sejumlah makanan yang pastinya lebih besar dari apa yang dimakan kebanyakan orang pada periode yang sama waktu dalam keadaan serupa.
2. Perasaan tidak mampu mengontrol makan selama episode tersebut (misalnya perasaan seperti itu tidak bisa berhenti makan atau mengendalikan apa atau berapa banyak yang dimakannya).
B. Perilaku kompensasi yang tidak tepat dan berulang untuk mencegah penambahan berat badan, misalnya sebagai muntah yang disebabkan oleh diri sendiri, penyalahgunaan obat pencahar, diuretik, obat lain, puasa atau olahraga berlebihan.
C. Makan berlebihan dan perilaku kompensasi yang tidak tepat rata-rata terjadi minimal seminggu sekali selama 3 bulan.
D. Evaluasi diri terlalu dipengaruhi oleh bentuk tubuh dan berat badan.
E. Gangguan tidak terjadi secara eksklusif pada episode Anoreksia Nervosa.
Faktor - Faktornya Apa Saja?
Setelah mengetahui akan beberapa ciri - ciri dari Bulimia Nervosa, kita juga harus mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan seseorang dapat terkena Bulimia Nervosa.
- Faktor Keluarga
Menurut (Giordano, 2005. Rottom-Viesel & Allan, 2014). Gangguan makan seringkali menjadi salah satu akibat dari masalah dan konflik dalam latar belakang keluarga. beberapa ahli teori berpendapat bahwa beberapa remaja mungkin menggunakan penolakan untuk makan sebagai alat untuk membalas dendam kepada orang tua mereka, sebagai reaksi terhadap perasaan kesepian yang mereka rasakan di lingkungan keluarga mereka. Banyak remaja perempuan yang mengalami gangguan makan berasal dari keluarga yang mengalami disfungsi, ditandai dengan konflik yang tinggi dalam keluarga dan perilaku orang tua yang terlihat sangat protektif di satu sisi, namun kurang memberikan dukungan dan perhatian.
Tidak hanya itu, Menurut (Nevid S.J., Rathus A.,S.,Greene B. 2018) pada penelitiannya dalam beberapa kasus, individu yang mengalami gangguan makan juga dapat mengalami perubahan dalam peran sosial mereka. Anak-anak dengan gangguan makan mungkin mendapati diri mereka menjadi pusat perhatian dalam keluarga mereka, menerimaperhatian yang lebih besar dari orang tua mereka daripada yang biasanya mereka terima.
- Faktor Sosial Budaya
Dikutip dari (The McKnight Investigators, 2003, Mendez, 2005) Beberapa ahli dalam bidang sosiokultural mengarah pada tekanan dan ekspektasi sosial yang dibebankan terutama pada perempuan muda di masyarakat sebagai faktor yang berkontribusi terhadap gangguan makan. Dorongan untuk mengubah bentuk tubuh dan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh saat ini merupakan penyebab penting terhadap gangguan makan (Brannan & Petrie, 2011; dibandingkan laki-laki Chernyak & Lowe, 2010). Membandingkan tubuh sendiri secara berbeda yang cenderung kearah negatif dengan orang lain dalam hal penampilan dapat menyebabkan ketidakpuasan terhadap tubuh (Myers & Crowther, 2009)
- Faktor Emosional.
Menurut (Jacobi et al. 2004) Wanita muda pengidap bulimia nervosa cenderung memiliki lebih banyak masalah emosional dan harga diri yang lebih rendah dibandingkan pelaku diet lainnya. kondisi emosi negatif dengan contoh kecemasan dan depresi dapat memicu episode makan berlebihan (Reas & Grilo, 2007).
Dikutip juga dari (Kent & Waller, 2000) dalam penelitiannya, seiring disertai dengan gangguan lain yang dapat didiagnosis, seperti depresi, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan terkait zat. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa bentuk makan berlebihan merupakan upaya untuk mengatasi tekanan emosional. Sayangnya, siklus makan sebanyak-banyaknya dan buang air besar justru memperburuk masalah emosional, bukan meringankannya. Wanita dengan bulimia memiliki kecenderungan mengalami kekerasan seksual dan fisik pada masa kanak-kanak dibandingkan wanita lain.
Upaya Apa yang Dapat Dilakukan?
Sebagai seorang yang biasa saja, apa sih yang dapat kita lakukan saat di sekitar kita terdapat orang yang mengalami Bulimia Nervosa? Ada beberapa upaya atau dukungan yang dapat kita berikan kepada seseorang yang memiliki gangguan Bulimia Nervosa. Seperti membantunya memberikan pemahaman terkait bahwa gangguan makan itu bukan hanya sekedar masalah fisik, tetapi juga masalah kesehatan mental yang bisa saja kompleks. Selanjutnya, alangkah baiknya jika kita tidak memberikan komentar ataupun kritik terkait penampilan fisik atau berat badan mereka. Dikarenakan salah satu faktor yang mendorong seseorang dapat terkena gangguan makan Bulimia Nervosa adalah terkait Body Image atau keinginan mereka akan bentuk tubuh yang sempurna. dan yang terakhir yaitu kita bisa menawarkan / mendorong mereka untuk mencari bantuan dari ahli kesehatan mental seperti Psikolog dan Psikiater
Jika kamu ataupun orang di sekitarmu mengalami bulimia nervosa jangan pernah ragu untuk segera mendatangi tenaga profesional seperti Dokter, Psikolog, dan Psikiater. Dikarenakan akan ada beberapa tindakan yang akan diberikan tenaga medis diantaranya adalah :
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Berdasarkan buku Abnormal Psychology karya Jeffrey S. Nevid, S. A. Terapis CBT membantu individu yang mengalami Bulimia Nervosa untuk menantang pemikiran dan keyakinan yang merugikan diri mereka sendiri, seperti harapan yang tidak realistis dan perfeksionis tentang diet dan berat badan. Salah satu pola pikir disfungsional yang umum adalah pemikiran dikotomis, yang mendorong individu untuk melakukan pembersihan saat mereka melanggar pola makan ketat.
- Psikodinamik
Antidepresan tipe SSRI, seperti Prozac dan Zoloft, telah terbukti memberikan manfaat dalam pengobatan bulimia nervosa, meskipun tingkat efektivitasnya terbatas. Obat-obatan ini bekerja dengan mengurangi dorongan untuk makan berlebihan melalui normalisasi kadar serotonin, yaitu zat kimia dalam otak yang memainkan peran penting dalam mengendalikan nafsu makan. Namun, penggunaan antidepresan dan obat-obatan lain dalam pengobatan anoreksia nervosa sering kali menghasilkan hasil yang bervariasi, dengan banyak pasien yang tidak menunjukkan respons yang baik (Miniati dkk., 2015; Mitchell, Roerig, & Steffen, 2013).
- REFERENSI
American Psychiatric Association. (2013). The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 5th Edition (DSM-V). United States.
Nolen, Susan, H. (2001) Abnormal Psychology 8th Edition. New York: McGrawHill Companies, Inc.
Gangguan makan anorexia nervosa Dan bulimia nervosa PADA REMAJA | krisnani | Prosiding Penelitian Dan pengabdian kepada masyarakat. (n.d.). Jurnal Universitas Padjadjaran.
Persepsi citra tubuh, KECENDERUNGAN GANGGUAN MAKAN Dan status GIZI PADA REMAJA PUTRI Di Kota Jambi | Merita | Journal of nutrition college. (2020., 4). UNDIP E-JOURNAL SYSTEM PORTAL.
Merita, M., Hamzah, N., & Djayusmantoko, D. (2020). Persepsi citra tubuh, kecenderungan gangguan makan Dan status gizi pada remaja putri Di Kota Jambi. Journal of Nutrition College, 9(2), 81-86.
Perloff, R. M. (2014). Social media effects on young women's body image concerns: Theoretical perspectives and an agenda for research. Sex Roles, 71(11-12), 363-377.
Holland, G., & Tiggemann, M. (2016). "Strong beats skinny every time": Disordered eating and compulsive exercise in women who post fitspiration on Instagram. International Journal of Eating Disorders, 49(1), 630-642.
Jeffrey S. Nevid, S. A. (2018). ABNORMAL PSYCHOLOGY in changing world. hoboken,NJ :Pearson Higher Education.
PARAMITA, T. H. (2022). Pengaruh Self-Compassion terhadap Kecenderungan Bulimia Nervosa pada Remaja Wanita. Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental, 3-7.
Putrikita, K. A. (2021). COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) FOR BULIMIA NERVOSA. Jurnal Ilmiah Psikologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H