drg. Oscar Primadi, MPH dalam artikelnya mengatakan cara mencegah dampak depresi adalah berkomunikasi dengan orang yang kamu percaya dan menjaga hubungan baik dengan keluarga, teman, dan orang sekitar. Beruntung, Ris'an punya keluarga dan teman yang sayang dengannya. Selesai menjalani pengobatan dan dinyatakan sembuh, Ris'an bersyukur. Setelah itu, Ia bergabung dengan Pesat dan bertekad membantu pasien TBC RO agar sembuh.
Semakin hari berat badannya bertambah. Paras wajahnya kian cerah, menenggelamkan kisah pilu yang pernah dirasakan. Tak ada lagi jarum suntik dan niat bunuh diri karena ESO. Ris'an kembali membantu sepupunya berjualan dan eksis sebagai anggota Pesat Bersama Syaiful.
Ris'an semakin bertumbuh. Dengan perjuangan dan pengalaman, ia mendampingi puluhan pasien TBC RO sampai sembuh. Sekarang ia dipercaya menjadi Manajer Kasus Program TBC RO PMDT Rumah Sakit Adam Malik Medan oleh Yayasan Mentari Meraki Asa. Di usia 27 tahun, ia melanjutkan kuliah setelah sebelumnya putus akibat TBC dengan mengambil jurusan Sistem Informasi.
Ris'an pernah mengalami depresi dan sembuh. Kini ia ingin seperti Habibie, yang terus melanjutkan cita-cita walau sempat terbaring lemah karena TBC. Ia juga ingin seperti Sudirman, bergerilya melawan penjajah walau tubuhnya kaku akibat menahan sakitnya TBC. Ia juga ingin menjadi orang spesial seperti Duta Sheila On 7, bersuara melantunkan pekikan Indonesia bebas TBC, walau sempat kehilangan nada-nada indah dari mulutnya karena dihimpit kuman TBC.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H