Relevansi Pancasila terhadap masyarakat Indonesia
Pancasila merupakan dasar negara yang mengandung nilai-nilai yang mencerminkan warga negara indonesia, karena sebelum Pancasila dibuat para perumus Pancasila telah melakukan analisis kebiasaan masyarakat Indonesia pada zaman-zaman sebelum Indonesia merdeka. Dan ini juga yang membuat Indonesia memilih sistem pemerintahan demokrasi karena masyarakat Indonesia sejak zaman dulu sering menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar mereka dengan cara berkumpul dan bermusyawarah hingga suatu jawaban dari masalah tersebut atau kemufakatan.Â
Namun sekarang dizaman yang semuanya serba digital kebiasaan menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah itu sudah semakin luntur dari kebiasaan masyarakat Indonesia. Hingga bisa dipertanyakan, apakah pancasila masi relevan dengan masyarakat Indonesia yang sekarang?
Oke, saya akan menjawabnya dengan mengaitkannya dengan nilai-nilai yang terkandung di sila-dila pancasila, sebagai berikut :
1. Ketuhanan yang maha Esa, yang berarti kita sebagai warga negara Indonesia haruslah memiliki keyakinan terhadap enam agama yang telah dilegalkan, seperti : islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, hindu, budha, Kongghucu. Jadi diantara ke enam agama tersebut Masing-masing dari warga negara Indonesia harus meyakini salah satunya. Namun, sekarang nilai-nilai ketuhanan di Indonesia sudah semakin memudar bahkan ada seorang influencer yang tidak mempercayai Tuhan itu ada. Maka jika kita membahas tentang (ketuhanan yang maha Esa), dizaman dulu ada sebuah partai yang sampai dibubarkan karena tidak memiliki kepercayaan terhadap sila pertama Pancasila. Yang mana partai tersebut dianggap oleh mayoritas orang Indonesia sebagai kelompok yang memiliki ideologi yang bertentangan dengan ideologi warga negara Indonesia yakni pancasila.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, jika kita melihat dari sudut pandang sila ke 2 maka kita seharusnya dituntut untuk saling peduli kepada sesama manusia dan saling menghormati antar sesama warga negara Indonesia untuk mewujudkan negara yang demokrasi. Mengapa bisa menjadikan negara yang demokrasi? Karena jika kita dapat menerapkan nilai sila ke- 2 dalam kehidupan sehari-hari. Saya akan membrikan contoh sebagai, berikut : dalam sebuah negeri pastilah ada seseorang yang akan menjadi petinggi atau orang-orang yang akan disegani oleh para rakyat biasa, akan tetapi jika para petinggi di negeri tersebut bisa merakyat dan jikalau dia melakukan kesalahan beliau juga mau menerima dengan suka rela maka tidak akan ada tindakan-tindakan yang anarkis didalam negeri tersebut.Lanjutan dari esai mengenai relevansi Pancasila terhadap masyarakat Indonesia:
3. Persatuan Indonesia, menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah keberagaman suku, agama, ras, dan golongan di Indonesia. Nilai ini sangat relevan, terutama di era digital di mana berita dan informasi dengan cepat menyebar tanpa filter yang jelas. Masyarakat sering kali terpecah karena berita palsu (hoaks) atau perdebatan di media sosial yang memperkeruh situasi. Namun, persatuan menjadi fondasi yang kuat bagi Indonesia untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
  Dahulu, sebelum masa digital, masyarakat Indonesia sangat menjunjung tinggi prinsip persatuan dan solidaritas, terlepas dari keberagaman yang ada. Hal ini terlihat dalam berbagai gerakan kebangsaan yang mendukung kemerdekaan, di mana seluruh elemen masyarakat bersatu melawan penjajah. Saat ini, meski teknologi telah mempengaruhi pola komunikasi dan interaksi sosial, prinsip persatuan ini tetap relevan. Justru dengan adanya teknologi, masyarakat perlu memperkuat persatuan untuk menangkal dampak buruk dari informasi yang tidak benar atau isu-isu yang memecah belah.
  Contoh sederhana adalah bagaimana masyarakat harus bersatu untuk melawan ancaman global, seperti pandemi COVID-19. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk mematuhi protokol kesehatan, berbagi informasi yang akurat, serta menjaga kerukunan meski dihadapkan pada tantangan besar.
 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, menekankan pentingnya demokrasi melalui proses musyawarah dan perwakilan yang bijaksana. Dalam masyarakat modern, demokrasi di Indonesia tetap berjalan, tetapi mekanisme musyawarah semakin jarang digunakan, terutama di tingkat masyarakat. Banyak masyarakat yang cenderung memilih penyelesaian konflik secara cepat melalui media sosial atau saluran digital lainnya, tanpa memedulikan proses musyawarah yang biasanya melibatkan diskusi panjang dan pertimbangan matang.
  Musyawarah yang melibatkan seluruh pihak dalam pengambilan keputusan sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan keadilan. Namun, kini dengan tekanan kecepatan informasi dan perkembangan teknologi, kecenderungan untuk mengambil keputusan tanpa berdiskusi terlebih dahulu semakin tinggi. Hal ini menyebabkan adanya keputusan yang kurang matang dan terkadang menimbulkan konflik baru.
  Pada masa lampau, masyarakat Indonesia kerap menyelesaikan masalah bersama-sama melalui musyawarah di tingkat desa atau komunitas, di mana keputusan diambil bersama dan diterima dengan baik oleh semua pihak. Dalam konteks ini, sila keempat Pancasila tetap penting untuk diingat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat perlu kembali pada prinsip musyawarah dan kebijaksanaan, baik dalam keluarga, komunitas, maupun dalam politik nasional, agar keputusan yang diambil benar-benar mewakili kepentingan semua pihak, bukan hanya kepentingan segelintir golongan.
 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Sila kelima Pancasila berbicara tentang keadilan sosial yang merata bagi seluruh warga negara Indonesia. Ini adalah cita-cita besar yang harus terus diperjuangkan. Meski Indonesia telah berkembang pesat dalam berbagai bidang, kesenjangan sosial dan ekonomi masih menjadi masalah yang signifikan. Di era modern, meskipun teknologi telah membuka banyak peluang, tetap ada kesenjangan antara daerah maju dan daerah tertinggal, serta antara kelompok yang mampu mengakses teknologi dan yang tidak.
  Keadilan sosial mencakup akses yang sama terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan hak-hak lainnya. Meski ada kemajuan, masih banyak masyarakat di pelosok Indonesia yang sulit mendapatkan akses terhadap fasilitas dasar seperti pendidikan yang layak atau pelayanan kesehatan. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengurangi ketimpangan ini, agar keadilan sosial benar-benar dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali.
  Di zaman digital ini, keadilan sosial juga mencakup akses terhadap informasi dan teknologi. Masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap internet atau teknologi canggih sering kali tertinggal dalam banyak aspek, seperti pendidikan dan pekerjaan. Oleh karena itu, relevansi sila kelima semakin nyata dalam konteks pemerataan teknologi dan akses informasi. Pemerintah harus mampu menyediakan infrastruktur yang mendukung pemerataan, sehingga setiap warga negara, baik di kota maupun di desa, memiliki kesempatan yang sama untuk maju.
 Apakah Pancasila Masih Relevan di Era Modern?
Setelah membahas nilai-nilai yang terkandung dalam kelima sila Pancasila, kita bisa melihat bahwa Pancasila tetap sangat relevan dengan masyarakat Indonesia di era modern. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya adalah fondasi moral dan etika bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak lekang oleh waktu. Meski dihadapkan pada tantangan globalisasi, digitalisasi, dan perubahan sosial yang cepat, prinsip-prinsip Pancasila tetap menjadi panduan yang solid bagi masyarakat Indonesia.
Pancasila bukan hanya sebagai dokumen historis, tetapi sebagai landasan ideologis yang terus hidup dan harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika masyarakat dihadapkan pada isu-isu modern seperti hoaks, intoleransi, atau kesenjangan ekonomi, Pancasila memberikan pedoman tentang bagaimana kita harus bertindak---dengan menjunjung tinggi ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial.
Namun, tantangannya adalah bagaimana kita, sebagai masyarakat Indonesia, bisa tetap mengamalkan Pancasila di tengah kemajuan teknologi dan perubahan zaman. Salah satu cara untuk menjaga relevansi Pancasila adalah melalui pendidikan yang berkelanjutan. Generasi muda harus dididik sejak dini tentang pentingnya Pancasila sebagai dasar moral yang bisa memandu mereka dalam menghadapi tantangan zaman. Di samping itu, praktik-praktik sehari-hari yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti musyawarah, gotong royong, dan kepedulian sosial, harus terus dikembangkan dan disesuaikan dengan konteks zaman sekarang.
Sebagai kesimpulan, Pancasila tetap relevan bagi masyarakat Indonesia, bahkan di era digital sekalipun. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya adalah landasan moral yang harus terus dipelihara dan dihidupkan melalui tindakan nyata di setiap lapisan masyarakat. Di masa depan, tantangan akan terus berkembang, tetapi dengan menjunjung tinggi Pancasila, masyarakat Indonesia akan tetap memiliki pegangan kuat untuk menghadapi segala perubahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H