Mohon tunggu...
Salsabilah
Salsabilah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Pendidikan Sosiologi 2019 FIS UNJ

Let it flow

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pemuda dalam Memajukan Desa Melalui Pendidikan

7 Desember 2021   14:15 Diperbarui: 10 Desember 2021   09:02 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh Salsabilah

(Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ)

Kehidupan anak-anak muda akan menjadi bagian dari pembaharu atau penerus bagi masa depan. Pemuda sebagai penerus dan pembaharu membutuhkan bekal yang akan digunakan untuk membangun dan memajukan lingkungannya, bekal tersebut berupa sebuah fasilitas yakni pendidikan. Anak muda membutuhkan pendidikan sebagai bekal menuju masa depan yang cerah, yang akan menjadikan dirinya sebagai agen perubahan untuk lingkungannya. Tentu perubahan maju yang diharapkan oleh para orang tua saat ini.

Para pemuda diberikan bekal berupa pendidikan karena mereka akan memimpin suatu entitas dari kelompok masyarakat, bahkan negara. Oleh karena itu untuk membentuk pribadi masa depan yang lebih berkualitas harus melewati sebuah tahapan atau proses pendidikan. Menurut Presiden Indonesia Soekarno, pendidikan merupakan sebuah arena yang digunakan untuk mengasah akal serta membangun dan menumbuhkan intelektualitas.

Pada konteks pendidikan menurut Soekarno, beliau sangat yakin bahwa intelektualitas para pemuda bisa merubah suatu bangsa atau negara ke arah yang lebih baik atau menuju suatu puncak kemajuan. Lain halnya dengan pendapat Tan Malaka, dalam bukunya yang berjudul Madilog disebutkan bahwa lahirnya pendidikan bertujuan untuk mempertajam kecerdasan; memperkukuh kemauan; dan memperhalus perasaan. Sehingga Tan Malaka memiliki keyakinan dengan adanya pendidikan segala aspek kecerdasan dan perasaan bisa diasah lebih baik lagi.

Lahirnya pendidikan diharapkan untuk pemuda agar memiliki visi dan misi yang bertujuan membangun dan memajukan bangsa serta peduli akan masyarakat. Selain itu, pemuda yang telah mengenyam bangku pendidikan harus mengenal dan mengetahui hak serta kewajiban; dapat berperilaku adil; dan memahami nilai-nilai kehidupan serta kemanusiaan.

Oleh karena itu, proses pendidikan ditujukan untuk memanusiakan manusia. Di mana para pelajar ini diberi nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan agar bisa memanusiakan manusia. Setelah membahas betapa urgensinya pendidikan bagi hidup para pemuda, selanjutnya terdapat kaitan pendidikan dengan tujuan pendidikan.

Pertama, pembentukan ilmu pengetahuan. Melalui pendidikan anak muda diajarkan beberapa ilmu pengetahuan untuk menguatkan pengetahuan dalam otak mereka. Anak muda yang dapat duduk di bangku pendidikan mendapatkan sebuah fasilitas, yakni ilmu pengetahuan yang meningkat. Sehingga pengetahuan ilmiahnya lebih tinggi dibanding common sense. Oleh karena itu pendidikan berkontribusi untuk anak muda dalam melahirkan perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan.

Kedua, meningkatkan potensi diri. Melalui pendidikan, potensi-potensi yang dimiliki anak muda akan terus meningkat. Seperti salah satunya negara Jepang yang anak mudanya memiliki potensi dalam bidang teknologi, maka sekolah-sekolah di Jepang akan terus meningkatkan potensi anak mudanya ke jenjang yang lebih serius. Guru di Jepang juga akan memberikan wadah untuk mengembangkan potensi anak muridnya.

Selain di Jepang, di negara sendiri pun Indonesia memiliki wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi diri. Hadirnya kegiatan ekstrakurikuler bermanfaat bagi siswa dan siswi untuk menemukan dan meningkatkan potensi dalam diri. Selain di sekolah, di universitas juga disediakan UKM, BEM, dan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat untuk meningkatkan potensi diri.

Ketiga, membentuk karakter diri. Artinya melalui pendidikan, karakter-karakter dalam diri akan terbentuk secara perlahan. Pendidikan akan memberikan sosialisasi dan internalisasi mengenai nilai-nilai tertentu atau etika-etika tertentu dalam diri peserta didik. Melalui pendidikan hal yang berkaitan dengan ideologi, pandangan hidup, dan lain-lain akan terbentuk di sana. Maka dari itu, internalisasi nilai-nilai dalam dunia pendidikan seperti nilai; norma; dan moral akan membentuk karakter diri.

Keempat, menanamkan nilai dan norma. Tujuan ini memiliki keterkaitan dengan tujuan ketiga. Fungsi pendidikan ialah menanamkan nilai dan norma, fungsi tersebut menghasilkan sebuah pembentukan karakter diri dalam pribadi peserta didik. Nilai-nilai dan norma dalam pendidikan merupakan suatu hal yang telah diakui secara sadar dan kolektif di masyarakat. Di mana nilai dalam masyarakat diadopsi ke dalam dunia pendidikan dan disosialisasikan kepada peserta didik itu sendiri.

Oleh karena itu pendidikan memiliki peran sebagai agen sosialisasi karena lembaga pendidikan menanamkan nilai dan norma kepada peserta didik. Mengapa lembaga pendidikan menginternalisasi nilai dan norma kepada peserta didik? Karena sebagian keluarga tidak menanamkan nilai-nilai dan norma masyarakat kepada anaknya. Sehingga mereka menyekolahkan sang anak agar mendapatkan ilmu pengetahuan dan juga nilai serta norma masyarakat.

Hadirnya pendidikan menjadi cadangan bagi lembaga keluarga yang tidak menjalankan perannya dengan baik. Pendidikan berusaha menjadi agen yang melengkapi peran-peran lembaga keluarga yang tidak berperan dengan baik. Apabila lembaga keluarga telah menjalankan perannya dengan baik, maka lembaga pendidikan hanya menambahkan nilai dan norma yang telah ada.

Pendidikan dapat menjadi sebuah investasi bagi anak muda. Dikarenakan setiap ingin melanjutkan jenjang kehidupan, setelah bersekolah mengenyam pendidikan, anak-anak muda ini beralih ke fase dewasa yang mewajibkan mereka untuk bekerja dan meniti karir. Dalam mencapai jenjang tersebut, mereka membutuhkan pendidikan sebagai alat transportasi ke langkah berikutnya.

Begitu pula dengan membangun kemajuan untuk sebuah lingkungan. Dalam topik ini lingkungan yang dicakup ialah desa. Untuk membangun dan memajukan desa diperlukan beberapa persiapan, yakni potensi desa berupa sumber daya alam dan agen perubahan yang berperan menjadi aktor. Agen perubahan yang dimaksud ialah para pemuda.

Desa merupakan kawasan yang memiliki banyak potensi berupa sumber daya alam. Di mana masih banyak daerah hijau seperti persawahan, perhutanan, dan perkebunan. Selain sumber daya alam, terdapat pula sumber daya manusia yang bisa dimanfaatkan untuk kemajuan desa.

Upaya yang dapat dilakukan untuk memajukan kawasan desa melalui pendidikan ialah dengan membangun lembaga pemuda desa yang berguna sebagai tonggak awal. Lembaga pemuda desa dapat diisi dengan kegiatan transfer ilmu pengetahuan, wawasan, ide-ide, dan program-program yang dapat membantu desa mengembangkan potensinya.

Dalam menjalankan lembaga pemuda desa didorong juga dengan niat dan gerakan pemuda desa yang harus benar-benar serius. Ilmu yang telah mereka dapatkan dari lembaga pendidikan harus diaplikasikan kepada masyarakat desa agar masyarakat sadar bahwa pendidikan itu sangat penting dalam memajukan desa.

Pemuda yang berpendidikan memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan pemuda yang terpelajar memiliki sikap yang baik. Maka dengan hal ini masyarakat berharap kepada pemuda terpelajar dan berpendidikan untuk dapat melakukan upaya memajukan desa.

Pemuda berpendidikan berisi akan ilmu-ilmu pengetahuan dan keterampilan yang akan digunakan dalam melakukan program-program yang akan memajukan desa. Begitu pula dengan pemuda terpelajar yang memiliki keikhlasan untuk mengajar dan memberi pemahaman kepada masyarakat desa.

Guna menyukseskan langkah-langkah kemajuan desa, pemuda harus memulai kerja sama dengan para aparat desa dan terlibat dalam musyawarah pembangunan desa. Dengan itu para pemuda mempunyai kesempatan untuk mengusulkan ide-ide dan gagasan-gagasan yang dimilikinya untuk kemajuan desa.

Dapat disimpulkan bahwa pemuda memiliki peran penting dalam memajukan desa. Pemuda dan aparat desa harus bahu-membahu menjalin hubungan untuk kepentingan kemajuan desa guna menghasilkan program-program yang bermanfaat.

Daftar pustaka:

Soemardjan, Selo. (1982). Perubahan sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: Gadja Mada University Press.

Muhammad Zid & Ahmad Tarmiji Alkhudri. (2016). SOSIOLOGI PEDESAAN:
Teoritisasi DAN PERKEMBANGAN KAJIAN PEDESAAN DI INDONESIA. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soerjono, Soekanto. (2009). Peranan Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun