[caption id="attachment_313216" align="alignnone" width="800" caption="Inilah pengalaman pribadi menurunkan tekanan darah tinggi."][/caption] Sebenarnya pengobatan ini adalah untuk menyehatkan tubuh secara menyeluruh, bukan hanya darah tinggi. Namun metode ini secara garis besar membagi pengobatan menjadi dua kategori, yaitu pengobatan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan pengobatan tekanan darah rendah (hipotensi). Sedangkan bagi orang yang bertekanan darah normal (130/75 mmHg) mengikuti kategori pengobatan tekanan darah rendah. Untuk kategori pengobatan darah rendah akan saya tulis dalam artikel berikutnya. Menurut metode pengobatan ini, tingkat kesembuhan atau peningkatan kesehatan seseorang ditentukan oleh 3 faktor yaitu:
- Kepatuhan menghindari pantangan, sebesar 30%.
- Kedisiplinan mengkonsumsi jamu/ramuan sesuai aturan dan jenisnya, sebesar 30%.
- Pijat, sebesar 40%.Pijat harus dilakukan di klinik pengobatan yang akan saya jelaskan berikutnya.
Pengobatan Alami Tekanan Darah Tinggi
Metode pengobatan berikut ini hanya berlaku bagi penderita darah tinggi. Jadi pastikan untuk mengukur tensi darah terlebih dahulu sebelum menjalani pengobatan ini.
1. Pantangan
Es, telur bebek, alkohol, terigu/gandum, tape, coklat, pisang (semua jenis pisang termasuk daunnya, atau makanan berbungkus daun pisang), ketimun, semangka, melon, blewah, labu kuning, oyong/gambas, nangka (termasuk sayur nangka), ketan, melinjo (termasuk emping atau daunnya), ikan laut, ikan asin, pindang, petis, terasi, tauco, daging kambing, jeroan hewan, obat-obatan kimia tanpa seijin klinik ini. Jangan kuatir. Sebagian besar pantangan di atas hanya perlu dihindari selama pengobatan saja kok. Ketika sembuh, sudah boleh dikonsumsi lagi, kecuali es dan coklat. Konsumsi es inilah yang sebenarnya merusak sistem organ tubuh. Sedangkan coklat boleh dikonsumsi saat kita di wilayah empat musim seperti di Eropa. Tapi saya sendiri sih badung, masih suka coklat. He, he.
2. Jamu atau Ramuan
2.1 Ramuan A (RA)
Bahan ramuan:
- Daun sirih - 20 lembar
- Janur kelapa - 10 tangkai
- Daun ciplukan (Physalis angulata) - 20 lembar
- Gambir - 2 butir
- Daun salam - 10 lembar
- Daun suji - 10 lembar
Sumber bahan ramuan: Berdasarkan pengalaman saya semua bahan tersebut di atas tersedia lengkap di Pasar Induk Keramat Jati, Jakarta Timur. Kecuali ciplukan, bahan-bahan tersebut tersedia di penjual bunga di pasar-pasar tradisional lain yang buka tengah malam seperti Pasar Ciputat atau Pasar Klender. Ciplukan biasanya saya cari sendiri di pinggiran sungai, situ/danau, atau empang. Tempat favorit saya mencari ciplukan adalah pinggiran Kali Malang dan Banjir Kanal Timur (BKT).
Kenapa namanya Banjir Kanal Timur, ya? Bukankah seharusnya Kanal Banjir Timur?
Cara pengolahan: Semua bahan dicuci terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam panci berbahan stainless steel atau atau alumunium. Tambahkan air sebanyak 15 gelas atau 3 liter. Masak hingga mendidih atau layu.
Catatan Pribadi:
Kalau trik saya, setelah mendidih, rebusan ramuan saya saring agar dapat terus dihangatkan tanpa membuatnya menghitam akibat luruhnya butir gambir.
2.2 Ramuan B (RB)
Sebanyak 10 batang kacang panjang tua (gendut-gendut) ditumbuk atau digiling kasar, jangan sampai jadi jus. Seduh dengan air hangat setengah gelas. Saring atau peras seduhan ini. Ambil air saringan/seduhan ini, buang ampasnya.
Catatan Pribadi:
Saya menyeduhnya dengan satu gelas air panas, bukan setengah gelas, untuk memudahkan penyaringan.
2.3 Kopi Panas
Seduh 2 sendok teh kopi, 1 sendok teh gula dan 100ml (setengah gelas) air panas mendidih dalam sebuah gelas atau mug. Kopi harus diminum selagi panas. Jika diminum dalam keadaan dingin atau anyep akan merugikan tubuh. Disarankan menggunakan kopi robusta bubuk murni yang dijual di beberapa tradisional karena kopi bubuk bermerek biasanya sedikit mengandung coklat. Salah satu tempat penjual kopi murni favorit ada di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, di samping Stasiun Jatinegara.
Catatan Pribadi:
Saya memakai 2 sendok teh kopi robusta, 1/2 sendok teh kopi arabica, 3 sendok teh gula dan 180ml air yang diolah dengan cara direbus, bukan diseduh/tubruk, untuk menyesuaikan dengan selera saya.
2.4 Air Kelapa Muda
Pilih kelapa cengkir atau kelapa yang muda sekali dan belum ada dagingnya. Biasanya kelapa ini buahnya kecil dan sabutnya putih kemerah-merahan. Boleh kelapa ijo, kelapa gading, atau pun kelapa biasa, yang penting muda sekali. Yang terbaik adalah airnya terasa agak pahit. Air kelapa diminum dengan cara ditenggak langsung atau melalui sedotan. Jangan dituang ke dalam gelas.
Catatan Pribadi:
Agar lebih murah, saya biasanya membeli kelapa muda langsung dari pemasok kelapa yang ada di pasar-pasar tradisional yang buka tengah malam. Kelapa kecil ini biasanya seharga antara Rp 3.500 hingga Rp 5.000 jika membeli 10 biji langsung dari pemasok. Sedangkan jika membeli dari pedagang Es Kelapa Muda, karena kelapa ijo dianggap obat, biasanya harganya jadi kurang ajar, Rp 15.000!
Jika membeli kelapa utuh dari pemasok, kelapa tidak perlu dibelah dengan golok untuk meminumnya. Cukup tusuk bagian topi tangkai buah dengan pisau berujung tajam hingga berlubang. Kemudian masukkan sedotan. Jangan repot membelahnya karena kelapa muda ini tidak ada dagingnya.
3. Aturan Konsumsi Ramuan
Pengobatan ini menuntut kedisiplinan dalam hal pantangan, waktu makan dan konsumsi ramuan. Penting untuk mengikuti siklus harian berikut ini.
- Makanlah 3 X sehari berupa nasi dan lauk. Usahakan hangat dan berkuah. Hindari pantangan. Lakukan secara disiplin setiap hari dengan sesuai waktu:
- Sarapan, jam 05.00 - 07.00
- Makan siang, jam 11.00 - 13.00
- Makan sore, jam 16.00 - 18.00
- Minum Ramuan A (poin 2.1) segera setiap selesai makan sedikitnya 1 gelas (200ml). Lebih banyak lebih baik, apalagi jika melanggar pantangan.
- Minum Kopi Panas (sesuai ketentuan poin 2.3) sekitar 1 jam setelah Sarapan dan Makan Siang. Jangan meminum kopi yang telah dingin atau anyep karena dapat mengganggu proses pengobatan.
- Minum Ramuan B (poin 2.2) yaitu ekstrak kacang panjang 2 X sehari menjelang tidur malam dan setiap bangun tidur.
- Minum Air Kelapa Muda (poin 2.4) setiap hari atau sedikitnya 2 hari sekali pada jam yang sama. Disarankan di waktu antara makan siang dan makan sore.
Dengan kuantitas ramuan di atas, umumnya siklus ini berjalan selama 4 hingga 5 hari.
Catatan Pribadi:
Untuk menjaga kedisiplinan meminum jamu, saya selalu membawa jamu dalam botol 500ml ketika bepergian. Jadinya jamu tersebut tinggal saya campur dengan air panas untuk diminum setelah makan.
5. Khasiat Pengobatan
Khasiatnya telah dibuktikan sendiri oleh saya dan belasan teman saya yang mengikuti cara pengobatan alami ini. Bagi saya pribadi, setelah 5 hari menjalani pengobatan ini hasilnya adalah:
- tekanan darah normal,
- kencing lebih lancar dan bening
- pegal-pegal di punggung hilang,
- cairan di telinga (mungkin congek kali ya?) jadi hilang,
- borok di kulit betis jadi mengering,
- dan badan terasa jauh lebih bugar.
Selama 3 hari pertama memang terasa sangat berat. Selain lidah belum terbiasa dengan rasa ramuan herbal, badan jadi lemas karena proses detoksifikasi. Rasanya ingin tidur terus. Namun, hari-hari kemudian, dampaknya luar biasa. Seakan-akan tubuh mengatur jam biologisnya sendiri untuk mengatur waktu makan.
4. Tentang Metode Pengobatan
Metode pengobatan ini saya dapatkan sekitar awal tahun 2013 dari Prof. Dr. H. Arief S. Rachmat yang membuka klinik pengobatan herbal dan fisioterapi. Klinik tersebut dikenal dengan nama Yayasan Ar Ridlo, Cijantung, Jakarta Timur. Saat itu saya tidak memiliki keluhan kesehatan kronis apa pun. Bahkan pada awalnya saya tidak tertarik sama sekali dengan metode pengobatan yang ‘aneh’ ini. Apalagi metode ini terdengar sangat melawan aturan umum yang berlaku di dunia kedokteran modern. Namun singkat cerita, saya tertarik menyehatkan diri dengan metode ini setelah menyaksikan bugar dan langsingnya teman-teman saya, dan sembuhnya seorang teman dari sakit komplikasi parah. Ia mulai bisa menjalani hidup normal dalam 7 hari, dan sembuh total dalam 2 bulan. Padahal sebelumnya ia telah menghabiskan ratusan juta rupiah untuk berobat di dalam dan luar negeri. Itu pun hasilnya, menurut dokternya, “tinggal menghitung hari.” Soal metode pengobatan ini akan saya paparkan lebih lebar dalam tulisan lain. Yang jelas berdasarkan pengamatan saya, pengobatan ini jauh dari unsur magis, klenik atau metafisik. Semuanya murni herbal dan pijat. Namun cara deteksinya yang berbeda. Jika Anda tertarik untuk menjalani pengobatan ini, silahkan datang langsung ke alamat: Yayasan Ar Ridlo
- Jl. Pertengahan no. 1A
- Cijantung, Pasar Rebo
- Jakarta Timur
- Telp. 08119408497, 0811813283
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H