Mohon tunggu...
Igor Udin
Igor Udin Mohon Tunggu... -

Orang biasa, penulis lepas, trainer, arsitek, pemerhati musik marawis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara Alami Turunkan Hipertensi dalam 5 Hari

3 Januari 2014   05:13 Diperbarui: 4 April 2017   17:07 7482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_313216" align="alignnone" width="800" caption="Inilah pengalaman pribadi menurunkan tekanan darah tinggi."][/caption] Sebenarnya pengobatan ini adalah untuk menyehatkan tubuh secara menyeluruh, bukan hanya darah tinggi. Namun metode ini secara garis besar membagi pengobatan menjadi dua kategori, yaitu pengobatan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan pengobatan tekanan darah rendah (hipotensi). Sedangkan bagi orang yang bertekanan darah normal (130/75 mmHg) mengikuti kategori pengobatan tekanan darah rendah. Untuk kategori pengobatan darah rendah akan saya tulis dalam artikel berikutnya. Menurut metode pengobatan ini, tingkat kesembuhan atau peningkatan kesehatan seseorang ditentukan oleh 3 faktor yaitu:

  • Kepatuhan menghindari pantangan, sebesar 30%.
  • Kedisiplinan mengkonsumsi jamu/ramuan sesuai aturan dan jenisnya, sebesar 30%.
  • Pijat, sebesar 40%.Pijat harus dilakukan di klinik pengobatan yang akan saya jelaskan berikutnya.

Pengobatan Alami Tekanan Darah Tinggi

Metode pengobatan berikut ini hanya berlaku bagi penderita darah tinggi. Jadi pastikan untuk mengukur tensi darah terlebih dahulu sebelum menjalani pengobatan ini.

1. Pantangan

Es, telur bebek, alkohol, terigu/gandum, tape, coklat, pisang (semua jenis pisang termasuk daunnya, atau makanan berbungkus daun pisang), ketimun, semangka, melon, blewah, labu kuning, oyong/gambas, nangka (termasuk sayur nangka), ketan, melinjo (termasuk emping atau daunnya), ikan laut, ikan asin, pindang, petis, terasi, tauco, daging kambing, jeroan hewan, obat-obatan kimia tanpa seijin klinik ini. Jangan kuatir. Sebagian besar pantangan di atas hanya perlu dihindari selama pengobatan saja kok. Ketika sembuh, sudah boleh dikonsumsi lagi, kecuali es dan coklat. Konsumsi es inilah yang sebenarnya merusak sistem organ tubuh. Sedangkan coklat boleh dikonsumsi saat kita di wilayah empat musim seperti di Eropa. Tapi saya sendiri sih badung, masih suka coklat. He, he.

2.  Jamu atau Ramuan

2.1 Ramuan A (RA)

Bahan ramuan:

  • Daun sirih - 20 lembar
  • Janur kelapa - 10 tangkai
  • Daun ciplukan (Physalis angulata) - 20 lembar
  • Gambir - 2 butir
  • Daun salam - 10 lembar
  • Daun suji - 10 lembar

Sumber bahan ramuan: Berdasarkan pengalaman saya semua bahan tersebut di atas tersedia lengkap di Pasar Induk Keramat Jati,  Jakarta Timur. Kecuali ciplukan, bahan-bahan tersebut tersedia di penjual bunga di pasar-pasar tradisional lain yang buka tengah malam seperti Pasar Ciputat atau Pasar Klender. Ciplukan biasanya saya cari sendiri di pinggiran sungai, situ/danau, atau empang. Tempat favorit saya mencari ciplukan adalah pinggiran Kali Malang dan Banjir Kanal Timur (BKT).

Kenapa namanya Banjir Kanal Timur, ya? Bukankah seharusnya Kanal Banjir Timur?

Cara pengolahan: Semua bahan dicuci terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam panci berbahan stainless steel atau atau alumunium. Tambahkan air sebanyak 15 gelas atau 3 liter. Masak hingga mendidih atau layu.

Catatan Pribadi:

Kalau trik saya, setelah mendidih, rebusan ramuan saya saring agar dapat terus dihangatkan tanpa membuatnya menghitam akibat luruhnya butir gambir.

2.2 Ramuan B (RB)

Sebanyak 10 batang kacang panjang tua (gendut-gendut) ditumbuk atau digiling kasar, jangan sampai jadi jus. Seduh dengan air hangat setengah gelas. Saring atau peras seduhan ini. Ambil air saringan/seduhan ini, buang ampasnya.

Catatan Pribadi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun