Mohon tunggu...
Haposan Sinaga
Haposan Sinaga Mohon Tunggu... profesional -

Seorang Blogger Pemula. http://haposansinaga.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

What's The Meaning of Life? Apa Maknanya Hidup Itu

12 September 2013   22:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:59 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hidup adalah sebuah perjalanan pembelajaran. Dan cara terbaik untuk melewatinya adalah dengan belajar dari orang lain." – Anindya Bakrie


Pada kesempatan malam hari ini, saya ingin menyampaikan pemikiran saya tentang hidup. Sekiranya agar lebih menarik, tentu saya akan coba melalukan persinggungan dengan pemikiran-pemikiran tokoh lain. Bagi sebagian orang, membicarakan hidup adalah hal yang biasa-biasa saja, dan bahkan tidak menarik. Tapi bagi sebagian orang, membicarakan hidup adalah hal yang menarik. Tapi terlepas dari itu, menarik atau tidak. Kita tidak bisa lepas dari pertanyaan-pertanyaan dari batin kita sendiri mengenai apa hidup itu. Bahkan apa tujuan hidup itu sendiri.

Berbicara tentang hidup, atau bertanya tentang hidup selalu saja muncul. Biasanya ketika kita dalam posisi kebingungan, "kurang kerjaan", atau secara tidak sengaja terjebak dalam suatu forum yang asyik membicarakan tentang hidup itu sendiri. Saya sendiri sebagai Manusia, terkadang mengalami fase seperti itu. Fase dimana seketika berfikir, dan bertanya mengenai what's the meaning of life? Apa maknanya hidup itu.

Berbagai referensi mengenai apa itu hidup banyak sekali. Tidak percaya? Pergi saja ke perpustakaan atau toko buku dimana saja. Hampir tidak ada yang luput dari buku atau majalah yang menyinggung tentang makna hidup itu. Atau lebih sederhana lagi. Anda ambil handphone atau laptop, aktifkan jaringan internet dan cari saja di google dengan kata kunci–what's the meaning of life atau apa maknanya hidup.

Tempat ibadah juga tidak pernah luput menyampaikan pandangan-pandangan tentang makna hidup. Walaupun sebenarnya,semua orang tidak akan bisa berhenti untuk mencari-cari mengenai apa makna atau arti hidup itu sendiri. Termasuk tempat-tempat ibadah itu sendiri.

Waktu kecil, setiap hari minggu saya pergi ke Gereja, dan yang paling saya ingat pesannya adalah, hidup itu untuk Tuhan. Kita hidup untuk memuliakan Tuhan. Pesan dan makna itu tidak jauh berbeda dengan apa yang saya ketahui di tempat ibadah lainnya.

What's the meaning of life? Apa maknanya hidup itu.

Lagi-lagi, kita harus bertanya. Apa maknanya hidup itu? Apa artinya hidup itu? Memang, mempunyai makna atau arti yang berbeda bagi setiap orang. Ada yang mengatakan hidup itu adalah pilihan. Ada juga yang mengatakan hidup adalah persinggahan, sebelum menuju ke kehidupan kekal. Ada juga yang bilang bahwa hidup itu adalah perjuangan, dan ini hampir sama seperti bait lirik salah satu lagu dari Dewa 19, yang berbunyi "hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti."

George Bernard Shaw, seorang novelis, kritikus, esaias, politikus, dan orator Irlandia yang pernah menolak hadiah uang ketika menerima Nobel Kesusasteraan (pada 1925) dan Academy Award for Writing Adapted Screenplay (pada 1938 untuk Pygmalion). Pernah mengatakan, bahwa "Hidup bukanlah tentang mencari, tetapi tentang menciptakan jati diri."

Sedangkan Lao Tzu, seorang ahli filsafat terpopuler dan pendiri Taoisme, mengatakan "Hidup adalah rangkaian perubahan spontan dan alami. Jangan melawannya, karena hanya akan menambah kesedihan. Biarkan yang nyata menjadi kenyataan. Biarkan segala sesuatu mengalir alami ke depan dengan cara yang disukai."

Bahkan yang menarik adalah apa yang dikatakan oleh Joseph Cambell, seorang mitolog, penulis, dan dosen berkebangsaan Amerika, yang mengatakan “Life has no meaning. Each of us has meaning and we bring it to life. It is a waste to be asking the question when you are the answer.” Joseph Cambell boleh saja mengatakan hidup itu tidak ada maknanya, dan dengan bangga serta agak ego mengatakan justru manusia-lah yang memiliki makna dan membawanya ke kehidupan. Bagi saya, sah-sah saja.

Bagi saya, semua pemaknaan atau pemikiran-pemikiran seperti yang saya uraikan dari pertama hingga akhir itu sama sekali tidak ada yang salah. Semuanya benar. Tanpa terkecuali. Hidup tidak bisa dimaknai tanpa kita menjalani hidup dengan menghidupi hidup itu sendiri. Dan sebagai manusia, kita tidak akan pernah bisa berpikir dan melakukan perenungan tentang makna hidup secara maksimal jikalau kita tidak bisa berinteraksi. Tidak bisa membaca. Tidak bisa mendengar. Atau tidak bisa menyerap setiap informasi yang masuk ke otak.

Untuk menjalani hidup dalam pencarian makna hidup serta mencapai tujuan hidup itu sendiri setidaknya kita perlu banyak berinteraksi. Memaksimalkan pergi ke tempat ibadah, tempat diskusi, bertemu orang-orang, saling bertukar gagasan dan pengalaman hidup. Dan inilah yang akan membuat kita lebih sebagai Manusia. Sejauh ini jika berbicara tentang pandangan saya tentang hidup, saya selalu sama apa yang disampaikan oleh tempat-tempat ibadah, utamanya-Gereja, jika kita hidup untuk memuliakan sang pencipta.  Dan cara melihat hidup itu, sekiranya saya setuju dengan salah satu tokoh muda Indonesia saat ini, bahwa hidup adalah sebuah perjalanan pembelajaran. Dan cara terbaik untuk melewatinya adalah dengan belajar dari orang lain.

Sekian. Selamat malam.

Jakarta, 12 September 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun