Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

The Power of Word: Proklamasi dan Afirmasi Injil adalah Keseimbangan dalam Menyatakan Kasih Kristus

7 November 2024   17:38 Diperbarui: 7 November 2024   17:42 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Power of Word: Proklamasi dan Afirmasi Injil adalah Keseimbangan dalam Menyatakan Kasih Kristus

Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. (Kisah Para Rasul 3:6-7).

Materi (uang) tidak dipunyai Petrus & Yohanes berdasarkan ayat tersebut, namun "kekuatan kata" (the power of Word) mereka punyai (ayat 6).

Yang dipunyai itulah yang diberikan mereka kepada orang lumpuh tersebut dan yang menguatkan kaki dan mata kaki orang lumpuh sejak lahirnya itu (ayat 7b).

Hal ini menandakan bahwa kekuatan kata-kata yang kita ucapkan (proklamasi Injil) haruslah terlebih dahulu diutamakan disampaikan kepada setiap orang yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

Setelahnya, barulah berbuat baik sebagai bentuk keteladanan kita mengikut Yesus, seperti yang dilakukan Petrus dan Yohanes--Mereka sampaikan Injil terlebih dahulu (urgensi) kepada orang (ayat 6b).

Lalu berbuat baik dengan memegang tangan kanan orang lumpuh tersebut dan membantunya berdiri (ayat 7a).

JD Grear berkata, bahwa pekerjaan kita tidak menggantikan pemberitaan Injil secara lisan, tetapi melalui pekerjaan kita menunjukkan, secara nyata, kasih dan anugerah yang kita nyatakan dengan mulut kita.

Pemberitaan Injil yang efektif adalah menjelaskan dengan kata-kata kita (proklamasi Injil) apa yang kita tunjukkan dengan hidup kita (afirmasi Injil). Dalam pelayanan kita, kita membuat Kristus yang tidak terlihat menjadi nyata."

Dalam pada kebanyakan kesempatan, Alkitab selalu dan melulu mendahulukan (mengutamakan) 'proklamasi Injil' ketimbang 'afirmasi Injil'!

Maksudnya ialah bahwa Injil harus dan utama yang disampaikan (diproklamirkan= urgensi) terlebih dahulu kepada K3 (Keluarga, Kawan, Kenalan) dalam pada banyak kesempatan daripada menunjukkan perbuatan baik (teladan hidup= afirmasi Injil).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun