Pada usia ini pertumbuhan berlangsung secara stabil yang dapat dilihat dari bertambahnya ukuran tubuh seseorang. Ukuran tubuh manusia akan berubah seiring dengan bertambahnya umur, yaitu pertumbuhan yang baik akan menghasilkan berat dan tinggi badan yang optimal.
Kesesuaian antara pertumbuhan seseorang dengan pertumbuhan yang umum terjadi pada anak-anak sehat akan menghasilkan status gizi yang baik. Pertambahan ukuran tubuh seseorang dapat menjadi acuan untuk menentukan status gizinya.
2 Status gizi (nutritional status) adalah suatu keadaan yang didapatkan dari keseimbangan antara asupan gizi dari makanan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh.
Seseorang akan mempunyai status gizi yang baik, apabila asupan gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Asupan gizi yang kurang dalam makanan dapat menyebabkan kekurangan gizi, sebaliknya orang yang asupan gizinya berlebih, maka akan berakibat gizi berlebih.
Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.
Seperti contohnya, kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.
Dikutip dari buku J. Janice, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, berkata, kecukupannya akan semakin menurun seiring bertambahnya usia. Dilihat dari hasil data status gizi balita Kota Surakarta pada tahun 2014. Didapatkan hasil bahwa tidak ditemukan balita dengan gizi buruk (0%), sedangkan prevalensi balita dengan status gizi kurang sebesar 2,6 % dengan perincian pada balita laki-laki sebesar 2,8 % dan perempuan 3,58 %. Sedangkan permasalahan status gizi lebih diperoleh 3,7%.
Proses perkembangan di usia ini, anak memiliki kemampuan pengendalian gerak tubuh dengan aktivitas jasmani yang terkoordinasi dengan baik dan adanya peningkatan keterampilan dan proses berpikir. Proses ini dapat dikategorikan sebagai perkembangan motorik anak.
3 Perkembangan motorik terbagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar, gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan keseimbangan.
Contohnya seperti kemampuan duduk, menendang, berjalan, berlari, naik-turun tangga, melompat dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil serta koordinasi mata dan tangan.