Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. (Lukas 10:2).
Selepas menghadiri pesta pernikahan sepupu beberapa hari lalu, penulis melanjutkan schedule yang memang sudah direncanakan untuk ke kampung, guna membantu orang tua memanen padi.
Kampung halaman penulis berada di Dusun Banjar Tonga, Desa/Kel: Sibuntuon Partur, Kec. Lintongnihuta, Kab. Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara.
Desa Sibuntuon Partur pernah mendapat penghargaan sebagai desa tangguh dari kepolisian kepemerintahan setempat.
Melansir Detikkasus.Com, Kapolres Humbang Hasundutan AKBP Ronny Nicolas Sidabutar, S.H, S.I.K, M.H resmikan Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta sebagai Kampung Tangguh di Kabupaten Humbang Hasundutan pada tahun 2021 lalu (4/3/2021).
"Kampung tangguh bertujuan sebagai media penggerak masyarakat untuk penanggulangan dan penanganan Covid-19 serta kejahatan lainnya seperti Narkoba dan radikalisme." Ujar Kapolres Humbahas AKBP Ronny Nicolas Sidabutar, S.H, S.I.K, M.H.
Sibuntuon Partur adalah desa kecil nan sederhana yang terletak tidak jauh dari pinggiran danau Toba dan yang hanya 6,7 KM jaraknya dari destinasi wisata Kaldera Danau Toba, Geosite Sipincur.
Dengan jujur penulis mengatakan bahwa wisata Geosite Sipincur menjadi pendongkrak kemajuan desa Sibuntuon Partur dan dikenal oleh masyarakat Indonesia, disamping brand kopi Lintongnihuta menjadi primadonanya.
Beberapa bulan yang lampau, penulis masih ikut menanam padi di kampung ini pada saat cuti kerja bulan Desember 2023 hingga awal bulan Januari 2024. Tidak disangka-sangka, TUHAN Allah masih mempercayakan penulis untuk bisa ambil bagian dalam memanen hasil padi yang di tanam beberapa bulan yang lalu.
Sebelum memanen, ayah dan ibu penulis serta beberapa saudara yang ikut membantu dalam memanen hari ini (7/5), penulis perhatikan, mereka sangat mempersiapkan segala sesuatunya untuk memanen padi tersebut. Ayah penulis menyiapkan terpal besar dan panjang berwarna biru untuk menampung padi yang akan dibanting; kayu tempat pembanting yang sudah dirakit juga kayu penyangga dan terpal berwarna putih garis biru untuk berteduh.
Sabit atau arit juga disiapkan ayah penulis dan beberapa goni/karung tempat padi yang sudah di panen dan alat-alat persiapan panen lainnya. Ibu penulis menyiapkan makanan untuk para pekerja.
Melihat ayah penulis dan para pekerja lainnya yang begitu cekatan dan berpikir cepat dalam memanen padi hari ini, membuat penulis berpikir bahwa untuk memanen padi saja, diperlukan persiapan matang dan kerja cerdas.
Penulis teringat akan firman Tuhan yang sudah penulis singgung dan tulis di atas, bahwa kemudian Allah pun sudah terlebih dahulu memberikan contoh di Alkitab akan para pekerja-Nya untuk memanen haruslah mempersiapkan segala sesuatunya untuk hasil panen.
Mungkin para pembaca mengira bahwa yang di maksud di ayat tersebut bukan perihal memanen padi. Bukan di situ pointnya yang hendak penulis sampaikan. Penulis bukan dan atau sedang mempersoalkan memanen apa di tulisan ini.
Yang hendak mau penulis sampaikan ialah tentang bagaimana persiapan dalam memanen, dan para pekerja yang sudah ditentukan dalam memanen. Seperti contoh, ayah dan ibu saya jauh-jauh hari sudah meminta saudara di lingkungan untuk membantu memanen padi, sebab tradisi di kampung penulis dalam memanen padi ialah saling gotong royong--tolong-menolong, atau, di minta untuk memanen.
Sebagaimana firman Tuhan sudah memberi petunjuk sangat jelas bahwa dalam memanen harus meminta kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Demikian jugalah halnya dalam kehidupan kita, terkhusus dalam konteks petani untuk memanen padi bahwa sebagai yang empunya tuaian, petani berhak mencari para pekerjanya untuk memanen hasil ladangnya.
TUHANlah yang menentukan dan memanggil para pekerja-Nya sendiri untuk menuai jiwa-jiwa terhilang akan Kebenaran.
Semoga tulisan sederhana ini memberkati para pembacanya. Soli Deo Gloria!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H