Kita akui dalam laga pertandingan semifinal Piala Asia U-23 2024 kemarin, Senin (29/4/2024) antara Timnas Indonesia vs Uzbekistan, yang memakan kekalahan 0:2 bagi Timnas Garuda di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar menyisahkan kegelisahan dan kemarahan di hati para suporter tanah air.
Termasuk bagi penulis sendiri yang mengikuti nobar (nonton bareng) di jalan Kesawan, City Hall, kota Medan.
Pasalnya, selain mental Timnas yang menurun akibat beberapa hal, seperti tidak tenangnya dalam tempo permainan, strategi yang disusun dalam permainan tidak tersistem dan rapi dimainkan, ditambah dengan drama permainan Uzbekistan yang kerap diving serta wasit Shen Yinhao asal China yang kontroversial dalam pertandingan tersebut.
Analisis Penulis dalam Pertandingan Semifinal Kemarin: Indonesia vs Uzbekistan
Dalam pertandingan semifinal antara Timnas Garuda Muda vs Uzbekistan kemarin, penulis mengamati jalannya pertandingan di babak awal, permainan Timnas Garuda masih terjaga, apik dan rapi meski kerap mendapat serangan dari para pemain Uzbekistan.
Namun memasuki babak kedua, permainan Timnas semakin menurun dan ditambahnya dengan kontroversial wasit yang memimpin jalannya pertandingan, membuat para pemain Uzbekistan, menurut analisis penulis, menggunakan kesempatan tersebut untuk bermain tidak sportif dengan memainkan diving-diving yang merugikan Timnas Garuda Muda. Diving-diving yang dimainkan pemain Uzbekistan membuahkan kartu merah bagi captain Timnas Indonesia, Rizky Ridho.
Sebelum mendapat kartu merah dan terus-menerus mendapat gempuran serangan dari tim lawan, menurut penulis pemain Timnas masih bisa membalikkan keadaan jika mentalitas bermain kuat. Kuncinya hanya itu menurut penulis. Sebab jika diawali dengan mentalitas kuat, maka akan melahirkan permainan yang tenang dan bersinergi.
Dan ditambah dengan sisa pertambahan waktu yang begitu cukup di babak kedua, memungkinkan harapan bagi Timnas untuk menyamai skor setidaknya 1:2. Mengingat tendangan keras dan terarah dari Marselino ke gawang Uzbekistan yang sontak membuat gemuruh para suporter tanah air di tribun Abdullah bin Khalifa, Qatar maupun di Indonesia.
Hal itu membangkitkan semangat baru dan harapan, terkhusus bagi optimisme penulis pada saat pertandingan tersebut. Namun nasib berkata lain, Timnas Indonesia belum dapat merubah keadaan pertandingan tersebut dengan mentalitas itu.