Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengenang Joko Pinurbo: dari Senja hingga Punya Rumah

30 April 2024   11:52 Diperbarui: 30 April 2024   12:23 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Joko Pinurbo semasa hidup. (Sumber gambar: beritaone.id/Handika Karismon)

Yang mana puisi tersebut menggambarkan betapa banyaklah cita-cita manusia di muka bumi ini. Namun yang terpenting ialah malah melupakan cita-cita terpentingnya, yakni tempat berteduhnya, "punya rumah".
 
Cita-Cita
Setelah punya rumah, apa cita-citamu?

Kecil saja: ingin sampai rumah saat senja

Supaya saya dan senja sempat minum teh bersama di depan jendela

Ah, cita-cita. Makin hari kesibukan makin bertumpuk,

uang makin banyak maunya, jalanan macet, akhirnya pulang terlambat.

Seperti turis lokal saja, singgah menginap di rumah sendiri

buat sekedar melepas penat

Terberkatilah waktu yang dengan tekun dan sabar

Membangun sengkarut tubuhku menjadi rumah besar yang ditunggui seorang ibu

Ibu waktu berbisik mesra, "Sudah kubuatkan sarang senja di bujur barat tubuhmu

Senja sedang berhangat-hangat di dalam sarangnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun