Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

4 Kategori Manusia dalam Merespons Firman Tuhan

27 April 2024   08:47 Diperbarui: 1 Mei 2024   22:54 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 4 Kategori manusia yang ditaburi benih firman Tuhan. (Sumber gambar: freepik.com/Jcomp)

Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." (Matius 13:18-23).

Pada waktu Yesus mengajar banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti Dia, termasuk para murid di dalamnya, Yesus melakukan strategi pengajaran perumpamaan kepada banyak orang tersebut. Perhatikan! Inilah salah satu strategi Yesus dalam mengajar firman Allah tentang hal Kerajaan Sorga kepada banyak orang.

Bahkan dalam strategi ini, para murid khususnya, terheran bercampur kebingungan dalam cara Yesus mengajar banyak orang tersebut. Itu terlihat dari pertanyaan para murid yang mengatakan, Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?"

Disini terlihat jelas bahwa para murid tidak mengerti yang namanya 'mendiagnosa' (kemungkinan pada zaman itu belum lahir istilah tersebut). Tetapi pointnya bukan disitu. Pointnya adalah bahwa Yesus mengerti dan sangat-sangat tahu kebutuhan apa yang dibutuhkan batin banyak orang pada saat itu (hingga saat ini).

Bagaimana cara mereka menangkap atau memahami firman Allah yang disampaikan? Bagaimana mereka mengerti hal Kerajaan sorga?

Bahkan dalam strategi pengajaran perumpamaan Yesus ini, tersurat dan tersirat makna yang dalam bagi para murid untuk menjadi penerus ajaran Yesus dikemudian hari. Itu nampak dari "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."

Melalui strategi Yesus tersebut dalam mengajar firman Allah tentang hal Kerajaan Sorga, kita jadi mengerti bahwa ada kategori-kategori manusia dalam memahami firman Allah.

Berikut 4 Kategori Manusia dalam Memahami Firman Allah:

Saya memberi istilah kepada kategori-kategori manusia tersebut dalam empat (4) kategori, yakni:

1. Manusia "Lola" (loading lama)

Manusia "Lola" adalah manusia yang berpikirnya lumayan cukup lama dalam memproses suatu berita atau dalam sebuah interaksi percakapan dan yang di dalamnya ada keragu-raguan.

2. Manusia "Ya-ya-ya"

Manusia "Ya-ya-ya" adalah kategori yang kerap merespon "iya" dalam sebuah percakapan. Tipe ini nampaknya tipe manusia agak seganan atau manusia yang tidak enak'an kepada orang lain dan atau mungkin bisa juga tipe ini adalah orang siap sedia dalam segala hal.

3. Manusia "Uang"

Manusia "Uang" barangkali menggambarkan tipe kecintaan akan materi dan lain sebagainya.

4. Manusia "Subur"

Manusia "Subur" adalah manusia yang produktif dalam hidupnya. Memaksimalkan potensial yang ada dalam diri untuk kemajuan hidupnya. Dan tipe ini adalah yang hidup dan mendedikasikan diri untuk kemuliaan Allah Tritunggal.

Dalam keempat istilah yang penulis gunakan di atas, tidak hanya terinspirasi dari penelitian Alkitab, tetapi juga saya temukan dalam pengalaman-pengalaman saya di lapangan dalam pemberitaan Kabar Baik.

Refleksi:

1. Apakah Anda sudah banyak mengajar orang-orang mengenai hal Kerajaan Sorga dengan strategi pembelajaran perumpamaan?

2. Apakah Anda sudah meneladani cara Yesus dalam mengajar firman Allah?

3. Apakah Anda sudah menemukan strategi untuk memberitakan Kabar Baik kepada "mereka yang terhilang" (STA) dan strategi cara mengajar mereka secara terus-menerus?

Tomas, Petrus, Yudas dan Paulus adalah murid yang langsung dipilih Yesus. Dulunya mereka adalah bilangan orang-orang yang sama dengan banyak orang yang berbondong-bondong itu sebelum Yesus memilih mereka menjadi rasul--Tidak termasuk murid inti.

Dulunya mereka bilangan orang-orang yang diajar juga, sama seperti banyak orang yang berbondong-bondong itu. Tetapi sejak anugerah Allah terarah kepada mereka melalui manifestasi (perwujudan) pemilihan Kristus langsung. Dipilih dan dipanggil dari golongan terkecil sampai terbesar, seperti Petrus yang hanya seorang nelayan dan Paulus seorang ahli Taurat. Mereka akhirnya dikenal sebagai murid bahkan rasul yang hebat sepanjang masa dalam Pekabaran.

Tomas adalah seorang yang skeptis (ragu-ragu). Tetapi dia telah menjadi martir di India karna Injil. Petrus pun demikian, bahkan Paulus rela dipenggal kepalanya demi Injil terberitakan di Roma. Yudas! Apakah saya harus menuliskan kisahnya?

Keempat tokoh ini sebenarnya kalau saya jujur mengatakan, mereka pun termasuk dalam keempat kategori yang saya sebutkan di atas.

"Tomas representasi dari benih yang ditabur di pinggir jalan, Petrus benih yang ditabur di tanah yang berbatu-batu, Yudas di tengah semak duri dan Paulus di tanah yang subur."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun