Mohon tunggu...
Haposan Christian
Haposan Christian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Merupakan Siswa SMA

mempunyai hobi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Sekolah Homogen Mampu Meningkatkan Fokus Belajar?

17 November 2024   21:08 Diperbarui: 17 November 2024   21:39 2807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kanisius.sch.id/assets/Hero-d04ab21a.jpg

Apakah lingkungan belajar yang seragam benar-benar dapat memotivasi siswa dan menciptakan suasana belajar yang ideal? SMA Kanisius punya jawabannya.

SMA Kanisius: Contoh Nyata Efektivitas Sekolah Homogen

Sekolah homogen telah lama menjadi bagian dari sistem pendidikan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satu contohnya adalah SMA Kanisius, sebuah sekolah khusus laki-laki yang telah melahirkan banyak tokoh berprestasi di bidangnya. Berada di Jakarta, SMA Kanisius terkenal dengan disiplin tinggi, atmosfer kompetitif, dan tradisi akademik yang kuat.

Apa yang membuat SMA Kanisius begitu istimewa? Salah satu faktornya adalah sistem homogen yang menciptakan lingkungan belajar optimal. Siswa tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga memiliki ruang untuk mengembangkan diri tanpa gangguan sosial yang sering terjadi di sekolah campuran.

Fokus Belajar Tanpa Gangguan

Lingkungan sekolah homogen seperti di SMA Kanisius memungkinkan siswa untuk memusatkan perhatian sepenuhnya pada pendidikan. Tanpa keberadaan siswa perempuan di kelas, mereka lebih sedikit teralihkan oleh tekanan sosial atau drama remaja yang umum terjadi di sekolah campuran.

Selain itu, siswa di SMA Kanisius dikenal sangat kompetitif dalam hal akademik. Mereka saling mendorong untuk meraih prestasi tanpa perlu khawatir tentang kesan yang mereka berikan pada lawan jenis. Fokus ini tercermin dalam berbagai penghargaan akademik dan non-akademik yang diraih siswa Kanisius, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Budaya Solidaritas yang Kuat

Sekolah homogen seperti SMA Kanisius tidak hanya mengedepankan prestasi akademik, tetapi juga membangun solidaritas yang kuat antar siswa. Dengan latar belakang yang serupa, para siswa merasa lebih mudah memahami satu sama lain.

Hal ini terlihat dalam tradisi Ignatian Brotherhood, di mana siswa diajarkan untuk saling mendukung, baik dalam belajar maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler. Solidaritas ini tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, tetapi juga membekali siswa dengan nilai-nilai empati dan kerja sama yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun