Mohon tunggu...
Haposan Christian
Haposan Christian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Merupakan Siswa SMA

mempunyai hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Lebih Singkat, Lebih Bermakna: Saatnya Mengubah Pola Jam Sekolah di Indonesia

17 November 2024   17:17 Diperbarui: 19 November 2024   18:10 1669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegiatan belajar di sekolah. (Foto: Dokumentasi pribadi)

Apakah 7 jam sehari di sekolah benar-benar membuat siswa lebih pintar, atau justru membatasi potensi mereka untuk berkarya dan menemukan jati diri?

Jam Sekolah Panjang: Antara Niat Baik dan Dampak Negatif

Durasi belajar 7 jam sehari di sekolah telah menjadi standar di Indonesia. Kebijakan ini dibuat dengan tujuan mulia: meningkatkan kualitas pembelajaran dan membekali siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan. 

Namun, kenyataannya, banyak siswa yang merasa terjebak dalam rutinitas ini. Waktu mereka terkuras untuk belajar, mengerjakan tugas, dan mengikuti les tambahan. 

Akibatnya, potensi mereka untuk mengeksplorasi kreativitas, bersosialisasi, bahkan merenungkan masa depan seringkali terabaikan.

Apakah sistem ini benar-benar efektif? Ataukah hanya menciptakan generasi yang cerdas secara akademis tetapi rapuh dalam menghadapi dunia nyata?

Jam sekolah yang panjang, meskipun diniatkan baik, sering kali menghasilkan efek samping yang tidak diharapkan. Berikut adalah beberapa masalah utama yang muncul:

Menumpulkan Semangat Belajar
Ketika siswa dipaksa mengikuti rutinitas panjang tanpa variasi, mereka mudah merasa jenuh. Dalam kondisi ini, motivasi belajar mereka menurun. Bukannya fokus pada pemahaman, banyak siswa hanya mengejar nilai sebagai formalitas.

Minimnya Ruang untuk Mengeksplorasi Minat
Di luar akademik, banyak siswa memiliki potensi besar dalam seni, olahraga, atau keterampilan lain. Sayangnya, bakat ini sering terabaikan karena seluruh waktu mereka tersita di sekolah. 

Padahal, kegiatan ini tidak hanya penting untuk keseimbangan hidup, tetapi juga dapat menjadi bekal untuk masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun