Mohon tunggu...
Hapidz Prayoga
Hapidz Prayoga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Terobosan Biodiesel BPDPKS, Hemat Anggaran Triliunan dan Kurangi Emisi Karbon Secara Drastis!

24 Oktober 2024   13:05 Diperbarui: 24 Oktober 2024   15:35 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global, Indonesia memiliki tanggung jawab besar sebagai salah satu penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Ketika dunia bergerak menuju target ambisius Net Zero Emission—sebuah keseimbangan antara emisi karbon yang dihasilkan dan yang diserap—Indonesia pun diharapkan memainkan peran penting. Di tengah dinamika ini, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berperan sebagai penggerak utama. 

Tidak hanya mengelola keberlanjutan sektor kelapa sawit, BPDPKS juga menjadi pionir dalam mendorong transisi menuju energi bersih, sembari memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara. Salah satu kontribusi signifikan BPDPKS terhadap perekonomian adalah melalui pungutan ekspor yang mencapai Rp32,42 triliun, melampaui target Rp30,32 triliun atau 106,92% dari target.

Bagi banyak orang, pertanyaan besar mungkin muncul: bagaimana kelapa sawit, yang sering dikaitkan dengan deforestasi, bisa berperan dalam mengurangi emisi karbon? Jawabannya terletak pada inovasi dan kebijakan strategis yang diterapkan BPDPKS, yang tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi tetapi juga tanggung jawab lingkungan. Melalui berbagai program, BPDPKS menjembatani antara kepentingan ekonomi Indonesia dan upaya global untuk mengurangi dampak lingkungan.

Pengembangan Biodiesel: Energi Bersih dari Kelapa Sawit

Salah satu langkah konkret BPDPKS dalam menekan emisi karbon adalah melalui pengembangan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Pada tahun 2023, volume penyaluran biodiesel mencapai 12,10 juta kiloliter, melampaui target 11,18 juta kiloliter atau setara dengan capaian 108,23%. 

Program B30 dan B35 yang didorong BPDPKS memungkinkan campuran biodiesel dari minyak sawit dengan solar konvensional, menghasilkan bahan bakar dengan jejak karbon yang lebih rendah. Biodiesel ini bukan hanya solusi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional.

Selain itu, program B35 diproyeksikan dapat mengurangi impor solar hingga Rp161,25 triliun dan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebanyak 34,9 juta ton CO2.

 "Implementasi B35 merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk mengatasi krisis iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada pembukaan Talkshow Energy Corner Special-B35 Implementation di Jakarta (31/1/2023).

BPDPKS juga memberikan insentif keuangan untuk membantu menutupi selisih harga antara biodiesel dan bahan bakar fosil, sehingga semakin banyak pelaku industri dan masyarakat yang dapat beralih ke bahan bakar bersih ini. Melalui langkah ini, Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, sambil terus memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki.

Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR): Meningkatkan Produktivitas tanpa Merusak Lingkungan

Seiring waktu, tanaman kelapa sawit yang sudah tua mengalami penurunan produktivitas. Dalam rangka mempertahankan produktivitas tanpa harus memperluas lahan—yang sering kali berisiko merusak hutan—BPDPKS memperkenalkan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Program ini menawarkan solusi jangka panjang dengan mengganti tanaman sawit tua dengan benih unggul, sekaligus menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) yang mampu meningkatkan hasil panen tanpa merusak ekosistem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun