Mohon tunggu...
Hapidah Rostanti
Hapidah Rostanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobby menulis dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Islam dan Masalah Keilmuan Barat

2 Juni 2024   12:01 Diperbarui: 2 Juni 2024   18:59 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

1. Epistemologi Sekuler: Epistemologi Barat berlandaskan pada spekulasi filosof yang digunakan untuk mengembangkan dan membangun pengetahuan dalam mencapai tujuan hidup. Epistemologi ini menafikan wahyu sebagai sumber ilmu dan menghasilkan ilmu yang tanpa arah.
2. Perbedaan Pendidikan: Pendidikan Barat berlandaskan pada rasio dan kekuatan akal, yang berbeda dengan pendidikan Islam yang berlandaskan pada al-Qur'an, al-Hadits, serta Ijtihad. Perbedaan ini dapat dilihat dalam kualitas pendidikan di madrasah di Indonesia, yang kurang berkualitas karena pengaruh negatif peradaban Barat.
3. Implikasi Negatif: Pengaruh peradaban Barat memiliki implikasi negatif terhadap madrasah di Indonesia, seperti masalah ketidakseimbangan daya tampung, masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu, masalah kualitas dan kuantitas guru, masalah pembiayaan pendidikan, dan masalah relevansi pendidikan.
4. Kerancuan Konsep Ilmu: Kerancuan konsep ilmu di Barat dapat diidentifikasi dari definisi dan sumbernya. Gaston Bachelard menyatakan bahwa ilmu merupakan suatu produk pemikiran manusia yang sekaligus menyesuaikan antara hukum-hukum pemikiran dengan dunia luar. Maksudnya adalah bahwa suatu ilmu mengandung dua aspek, yakni subyektif dan obyektif. Dari dua aspek tersebut akan terlahir dua pandangan yang berbeda dalam epistemologi, yakni rasionalisme dan empirisisme.
5. Identitas Westernisasi: Identitas Barat di sini dapat ditelusuri dari dua periode penting, yakni modernisme dan postmodernisme. Perkembangan ilmu di hampir semua bidang kajian dinilai mengalami sebuah kemajuan di mana mayoritas pelopor bidang tersebut adalah para ilmuwan Barat. Kerancuan ilmu di Barat ini bisa diidentifikasi dari definisi dan sumbernya.
6. Kritik Epistemologi Barat: Filsafat Barat mendasarkan pada akal, ilmu, dan demokrasi untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi manusia. Positivisme dari August Comte dan lainnya memaknai kehidupan sebagai drama nyata yang mereka jalani dalam hidup ini sebagai mana drama seni yang sering dimainkan di pentas seni. Dengan adanya konsep dosa turunan yang diwarisi dari pendahulu mereka (Tuhan Bapa), mereka menafikan wahyu sebagai sumber ilmu dan menghasilkan ilmu yang tanpa arah.
7. Dalam sintesis, masalah keilmuan Barat terdiri dari perbedaan epistemologi, pendidikan, implikasi negatif, kerancuan konsep ilmu, identitas westernisasi, dan kritik epistemologi Barat. Perbedaan-perbedaan ini memiliki implikasi yang signifikan dalam pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

                                               
                              KESIMPULAN

Konsep ilmu pengetahuan dalam Islam dan keilmuan Barat memiliki perbedaan mendasar dalam pendekatan, landasan, dan tujuan akhirnya. Dalam Islam, ilmu pengetahuan dipandang sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memahami kebenaran absolut yang terkandung dalam al-Qur'an. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai upaya untuk mengungkapkan keajaiban penciptaan Allah dan untuk memperluas pemahaman terhadap alam semesta.
Di sisi lain, keilmuan Barat cenderung mengutamakan pendekatan empiris dan rasionalisme dalam mencari pengetahuan. Fokus utamanya adalah pada pengamatan, eksperimen, dan pemikiran kritis untuk memahami alam semesta. Tujuan akhirnya adalah untuk memperluas pengetahuan manusia dan meningkatkan kualitas hidup melalui inovasi dan perkembangan teknologi.
Meskipun memiliki pendekatan yang berbeda, baik konsep ilmu pengetahuan dalam Islam maupun keilmuan Barat memiliki kontribusi yang berharga dalam perkembangan ilmu pengetahuan global. Integrasi antara kedua tradisi ini dapat menghasilkan pemahaman yang lebih holistik dan mendalam tentang alam semesta serta manfaatnya bagi umat manusia secara luas.

                               DAFTAR PUSTAKA


Abuddin Nata, Islam Dan Ilmu Pengetahuan
Adi Setia, Dr, "Epistemologi Islam Menurut al-Attas Satu Uraian ringkas
Achmad Reza Hutama al-Faruqi, Konsep Ilmu Dalam Islam
Tim Penyusun Tafsir Ilmi, Tafsir Ilmi : Manfaat benda benda langit dalam Presfektif  Al quran dan sains, Jakarta: Lajnah Pentashinan MushafvAl quran,( 2012 )
Muhammad Faqih Nidzom, Konsep Ilmu Pengetahuan Dalam Islam Dan Problem   Keilmuan Barat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun