Mohon tunggu...
Hanz Armand
Hanz Armand Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blogger - Undergraduate Student - Universitas Airlangga

Lahir di Jakarta, Indonesia, Mohammad Hanzalla Armand berusia 20 tahun dan sedang menempuh pendidikan di Universitas Airlangga, Surabaya. Menyukai hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan dunia, lifestyle, sosial budaya, ekonomi bisnis, musik, olahraga, teknologi, dan lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Pengantar Sejarah Kota" karya Prof. Purnawan Basundoro: Review Buku

20 Maret 2022   23:05 Diperbarui: 20 Maret 2022   23:11 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu buku andalan yang mampu dijadikan referensi banyak kalangan termasuk akademik dan peminat bidang ilmu sejarah khususnya di bagian sejarah perkotaan adalah buku karya dari Prof. Purnawan Basundoro yang berjudul “Pengantar Sejarah Kota”. Prof. Purnawan Basundoro merupakan seorang dosen di bidang Ilmu Sejarah, Universitas Airlangga, Surabaya yang dapat dikatakan telah memiliki kontribusi besar di bidang akademik sejarah, khususnya sejarah perkotaan. Dengan hal tersebut, tidak mengherankan beliau disebut sebagai Guru Besar Sejarah Kota. Dosen di bidang Ilmu Sejarah itu telah memberikan banyak kontribusi dan hal tersebut mengantarkannya kepada banyak prestasi yang didapatkan, salah satunya adalah baru-baru ini yang didapatkan di tahun 2021 dimana beliau dinobatkan sebagai Pemerhati dalam Melestarikan Cagar Budaya dari Pemerintah Kota Surabaya saat peringatan Hari Jadi Surabaya Ke-728. Beliau telah lama aktif sebagai tim Ahli Cagar Budaya yang memberikan masukan terhadap pembangunan cagar budaya di Surabaya, banyak menghasilkan tulisan-tulisan mengenai sejarah di Surabaya, dan menjadi rujukan media dalam setiap pembahasan mengenai cagar budaya. Tak hanya itu, Prof. Purnawan aktif bekerja sama dengan lembaga pemerintahan dalam penelitian sejarah perkotaan, perencanaan penanganan kota, dan pembangunan tata ruang kota.

Karyanya yang berjudul “Pengantar Sejarah Kota” adalah yang paling banyak dijadikan bahan referensi oleh semua kalangan khususnya yang memiliki ketertarikan pada bidang sejarah kota. Buku ini membahas secara spesifik mengenai sejarah kota, dimulai dari perkembangan kota-kota klasik di dunia, kota-kota tradisional, hingga kota-kota kolonial di Indonesia. Tidak hanya itu, buku ini juga memberikan pembahasan seperti gagasan kerangka diskusi yakni pengertian sejarah kota beserta ruang lingkupnya, lalu pemaparan terkait bagaimana suatu kota berkembang dari desa hingga menjadi kota besar, dan bagaimana pertumbuhan pemerintahan di kota dan juga perebutan pembagian ruang lingkup kota dalam aspek sosial. Terdapat juga pembahasan mengenai beberapa permasalahan perkotaan seperti perpindahan penduduk atau urbanisasi yang tidak jarang terjadi di kota-kota besar, hingga permasalahan pemukiman penduduk mulai dari masyarakat miskin hingga pemukiman padat penduduk. Pembahasan juga berisi tentang keberagaman yang terjadi di kota dan manfaat kota sebagai kawasan industri dan juga sentra kegiatan ekonomi.

Mengukur dari hal jumlah bab dan halaman, buku “Pengantar Sejarah Kota” ini memiliki 14 bab dan 219 halaman secara keseluruhan. Pada bab I, menjelaskan tentang definisi sejarah kota baik secara etimologi maupun umum. Tidak hanya itu, bab awal ini juga menjelaskan tentang apa saja yang termasuk di dalam ruang lingkup sejarah kota. Lanjut pada bab II, menjelaskan tentang definisi dan makna absolut dari kota, serta bagaimana suatu daerah lahir dan tumbuh menjadi kota. Di bab ini juga menjelaskan terkait persepsi lokal akan pertumbuhan dan pendirian kota di Indonesia.

Lanjut pada bab III, dijelaskan terkait kota-kota dalam skala yang lebih meluas yakni skala global atau dunia pada masa-masa awal seperti dari Timur Tengah, dimana disebut sebagai tempat kemunculan kota pertama di dunia. Mayoritas ilmuwan memiliki opini dan pendapat sama apabila kehadiran kota-kota di dunia telah hadir semenjak ribuan tahun yang lalu. Dari sekian banyak kota yang ada didalamnya, satu diantaranya yang disebut sebagai yang tertua di dunia merupakan kota-kota yang terdapat di daerah yang membentang dari Lembah Sungai Nil hingga dataran Sungai Tigris dan Efrat. Di bab ini pun menjelaskan tentang kota-kota awal di Eropa, yakni yang disebut sebagai kota tertua di Eropa berada di wilayah Yunani dan Romawi. Untuk informasi, Yunani adalah tempat habitat tertua yang sudah beradab di Eropa. Yunani terdiri dari polis-polis yang serupa dengan negara-kota. Kota-kota di Yunani telah tumbuh semenjak beribu-ribu tahun Sebelum Masehi (SM). Selanjutnya, di bab ini menjelaskan kota-kota tertua di skala nasional, yakni Indonesia, dimana beberapa kota tertua dijelaskan contohnya Trowulan yang diisyaratkan sebagai ibukota kerajaan Majapahit, Banten yang disebut sebagai ibukota kerajaan Banten, serta Kotagede yang disebut sebagai ibukota kerajaan Mataram awal. Dapat dikatakan bahwasanya tidak sedikit wilayah yang diisyaratkan sebagai ibukota kerajaan, namun tidak mencadangkan warisan arkeologis yang berarti menandakan apabila wilayah-wilayah yang dimaksud sudah sebagai sebuah kota.

Kemudian pada bab IV menjelaskan tentang kota tradisional yang ada di Indonesia. Pembahasan pada bab ini dimulai sejak pembentukan dan pendirian kota tradisional di Indonesia, setelah itu dilanjutkan dengan pemaparan tentang bagaimana struktur yang ada di kota-kota tradisional di Indonesia, serta penjelasan akan perspektif sosial yang terjadi di kota tradisional. Lanjut kepada bab V, dibahas terkait tembok yang menjadi ikon kota tradisional di Indonesia. Hal tersebut dijelaskan lewat asal-usul permasalahan yang terjadi di kota tradisional, dan pembentukan tembok sebagai garis antarkota dan wilayah hingga struktur kota.

Pada bab VI, buku ini menjelaskan tentang kota kolonial yang ada di Indonesia. Awal dari pembahasan bab ini adalah dari lahirnya kota kolonial di Indonesia yang disebabkan oleh kedatangan bangsa Eropa yang datang dan menetap di Indonesia, serta diteruskan dengan perencanaan kota kolonial di Indonesia, hingga pembahasan mengenai pemisahan ras sebagai pembahasan akhir. Lanjut pada Bab VII, dipaparkan tentang pemerintahan kota dan pertumbuhannya, dimana yang menjadi awal pembahasan adalah dari munculnya sistem pemerintahan kota di Indonesia, kemudian pemaparan tentang sistem administrasi gementee, situasi pemerintah kota ketika pemerintahan dan kedudukan Jepang di Indonesia, dan sistem pemerintah kota pada masa kemerdekaan sebagai penjelasan akhir dari bab ini. Lanjut di bab VII, tidak jauh berbeda dengan bab sebelumnya yang membahas tentang pemerintahan kota, hanya saja di bab ini lebih berfokus terhadap penjelasan melalui aspek yang berbeda yakni perebutan dan pembagian ruang kota dalam latar belakang sosial. Setelah itu, lanjut pada bab IX yang dijelaskan terkait permasalahan perpindahan penduduk atau biasa disebut sebagai urbanisasi yang terjadi di perkotaan dan bagaimana situasi kondisi masyarakat urban di perkotaan. Awal dari pembahasan di bab ini adalah urbanisasi pada masa kolonial, setelah itu bagaimana situasi kondisi masyarakat urban di daerah perkotaan.

Pada bagian-bagian menjelang akhir dari buku ini, di bab X menjelaskan terkait permukiman yang menjadi suatu masalah di perkotaan. Di bab ini dijelaskan mengenai munculnya permukiman miskin di perkotaan sebagai akibat dampak kepadatan penduduk (overpopulasi) dari pertumbuhan urbanisasi yang cepat, dan pengambilan contoh dari kasus di Amerika Latin. Lanjut pada bab XI, buku ini menjelaskan tentang Politik Jalan Raya di Indonesia, dimana yang menjadi poin utama adalah pemaparan terkait jalan raya pos yang ditandai sebagai platform kekuasaan, kemudian jalan raya perkotaan di zaman kolonial, dan situasi kondisi jalan raya di zaman modern. Setelah itu, lanjut di bab XII menjelaskan akan keberagaman penduduk dan etnis yang ada di perkotaan dimana hal ini dipaparkan dalam skema lebih dalam dengan pemaparan dari keragaman penduduk yang ada di kota, serta relasi antaretnis di wilayah perkotaan.

Dalam dua bagian akhir dari isi buku adalah bab XIII dan bab XIV. Pada bab XIII, yang menjadi pembahasan adalah kota sebagai sentra perekenomian, dan lebih diperdalam lagi dengan pemaparan akan beragam jenis aktivitas ekonomi yang tersentra di wilayah perkotaan yang ada di Indonesia. Dan di bab terakhir, yakni bab XIV ini, menjelaskan tentang kota sebagai kawasan atau sentra industri dan hal ini dapat terlihat dari banyaknya bangunan industri dan sentra industri yang ada di wilayah perkotaan. Buku pun berakhir di bab XIV dengan pembahasan mendalam dan kompleks.

 

Kelebihan Buku:

Dalam hal kualitas dan substansi, buku ini memiliki kualitas yang sangat bagus sebab menjelaskan sejarah dan perkembangan kota dengan sangat mendalam, mulai dari awal hingga selesai. Salah satu hal yang dapat mendukung buku ini menjadi memiliki substansi yang bagus dapat terlihat dari diberikannya berbagai contoh terkait beragam fenomena yang ada di perkotaan. Secara rangkaian dan alur cerita, buku ini memaparkannya dengan runtut yang dimana menyebabkan para pembaca mampu memahami isi dan makna yang terdapat di buku ini dengan mudah. Sebagai tambahan yang menjadikan buku ini bagus untuk dibaca adalah penambahan dari segi visual dimana buku ini memiliki berbagai gambar sebagai pendukung bacaan dan dalam hal suatu kegiatan dapat lebih jelas untuk dipahami substansinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun