Maka dari itu, talun kebesaran Eduard tidak sedikit menginspirasi tokoh-tokoh bangsa, salah satunya adalah penyair W.S. Rendra. Diantara sajak Rendra, tidak sedikit menjelaskan terdapat dampak dari Eduard di dalamnya. Keduanya seakan-akan seperti borok yang berbahana di sana-sini kendati kita sedih. Terlebih penyuara batin seperti Eduard pun mampu dimatikan. Namun batin tersebut sendiri tidak akan mati karena semua sejarah yang memunculkan ketidakseimbangan, maka ia juga memunculkan multatuli-multatuli berbeda dan aktual. Dalam fase akhir kehidupannya, tidak hanya buku populernya yang berjudul Max Havelaar saja, setelah masa tersebut Eduard diketahui aktif menelurkan karya-karya satir lainnya. Eduard juga menerbitkan puluhan tulisan, termasuk naskah drama yang membawanya menuju puncak karier sebagai seorang penulis. Pada sekitar 1867, ia memutuskan untuk pindah ke Jerman dan menetap di Kota Ingelheim am Rhein. Douwes Dekker menetap disana hingga akhir hayatnya pada 19 Februari 1887.
Dalam kesimpulan, dapat dikatakan Eduard Douwes Dekker memiliki perjalanan hidup yang besar beserta kisah-kisah yang hebat. Sebagai ilmuwan Belanda, pada perannya, salah satunya yang paling berdampak pada penulisan sejarah Indonesia adalah diterbitkannya buku berjudul Max Havelaar sebagai salah satunya yang populer dan dikenang sepanjang masa serta menginspirasi banyak orang, tak terkecuali bangsa Indonesia.
Beberapa karya-karya dari Eduard “Multatuli” Douwes Dekker:
- De eerloze (1843)
- Max Havelaar of de koffiveilingen der Nederlandsche Handelmaatschappy (1860)
- Brief aan Ds. W. Francken z. (1860)
- Brief aan den Gouverneur-Generaal in ruste (1860)
- Aan de stemgerechtigden in het kiesdistrikt Tiel (1860)
- Max Havelaar aan Multatuli (1860)
- Japansche gesprekken (1862)
- Ideën II (1864)
- De bruid daarboven. Tooneelspel in vijf bedrijven (naskah drama) (1864)
- Ideën III (1870)
- Ideën IV (1872)
- Ideën V (1873)
- Ideën VI (1873)
- Ideën VII (1874)
- Aleid. Twee fragmenten uit een onafgewerkt blyspel (naskah drama) (1891)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H