Mohon tunggu...
Hany Safitri
Hany Safitri Mohon Tunggu... Penulis - Guru SD

Sesuatu bernilai ketika kita menyadari artinya~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Akankah Guru Terkalahkan?

6 April 2020   16:35 Diperbarui: 6 April 2020   16:40 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akankah Guru Terkalahkan? 

Oleh: Hany Safitri 

"Kemanusiaan yang adil dan beradab" begitulah bunyi sila kedua dari Pancasila yang menjadi fondasi bangsa Indonesia. Dimaksudkan bahwa kita sebagai rakyat Indonesia harus mengutamakan sisi kemanusiaan kita khususnya adil dan beradab. Adil berarti kita tidak boleh timpang dalam melihat suatu permasalahan dan beradab yaitu kita harus berlaku pantas untuk menyikapi suatu permasalahan dalam situasi apa pun. Untuk apa kita berperilaku adil dan beradab? Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri (Al-Isra' : 7). 

Begitulah jawaban Allah, hukum kausalitas itu nyata adanya. Kita ingin orang lain berbuat adil dan beradab terhadap kita, kita harus lebih dulu berperilaku adil dan beradab agar orang lain juga memperlakukan kita seperti itu. Dalam dunia pendidikan kita membutuhkan sosok yang dapat membantu kita untuk dapat mengembangkan sisi tersebut. 

Sosok yang dapat mengajarkan adab dan tata krama (transfer of value). Kita memang bisa belajar dari media yang beragam, seperti media elektronik, internet dan cetak. Akan tetapi, media tersebut hanya bisa mengajarkan kita tentang ilmu pengetahuan( (transfer of knowledge). Alhasil jika kita lebih banyak berguru dari media-media tersebut, kita terproduksi secara terpelajar bukan terdidik. Satu-satunya 'media' yang dapat mengajarkan kita tentang kata adil dan adab, yaitu guru. Sering kita dengar guru melakukan penilaian dengan mempertimbangkan 3 faktor, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. 

Dalam ranah kognitif (pengetahuan), guru bisa terkalahkan oleh media elektronik, internet dan cetak karena lebih beragam informasi yang di dapat dengan waktu yang singkat. Namun, dalam ranah afektif (sikap) hanya guru yang dapat mengajarkannya. Tidak mungkin media elektronik, internet dan cetak mengajarkan tentang tata cara berperilaku yang benar, sedangkan media tersebut hanya sistem dan ciptaan manusia yang tidak berakal dan berbicara. Juga dalam ranah psikomotorik (skill), hanya guru yang dapat memantau secara berkala kemampuan kita bukan media elektronik maupun cetak. 

(25/02/2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun