Mohon tunggu...
nurhanifah hany
nurhanifah hany Mohon Tunggu... Mahasiswa -

membaca dari ucapan, pendengaran, dan penglihatan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ketika Tinja Menjadi Bahan Bakar Masa Depan

23 Desember 2018   20:33 Diperbarui: 23 Desember 2018   20:35 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Material yang dihasilkan mirip seperti minyak mentah yang dipompa dari dalam bumi, namun dengan sedikit campuran air dan oksigen. Biocrude ini kemudian disempurnakan dengan menggunakan operasi penyulingan minyak bumi konvensional.

Sistem HTL membuat bahan organik seperti limbah manusia dapat dipecah menjadi senyawa kimia yang lebih sederhana. Bahan ini diberi tekanan hingga 3.000 pon per inci persegi-hampir seratus kali lipat dari ban mobil. Setelah diberi tekanan, bahan yang sudah berbentuk lumpur dialirkan ke dalam sebuah reaktor yang dioperasikan dengan suhu 660 derajat fahrenheit. Pemanasan dan pemberian tekanan tadi akan membuat sel-sel limbah terpecah menjadi beberapa bagian, biocrude dan bagian yang berbentuk cairan.

Selain menghasilkan bahan bakar yang bermanfaat, sistem HTL juga dapat mendukung penghematan bagi pemerintah lokal untuk penanganan limbah tinja, transportasi dan pembuangan.

Meski dalam penelitian dan belum komersial, temuan ini akan dibuat dalam pabrik percontohan. Ganifuel Corporation, perusahaan yang memegang lisensi teknologi ini akan segera membangun pabrik percontohan di Vancouver, Kanada. Proyek ini diperkirakan menghabiskan dana sebesar kurang lebih 7 juta dolar Amerika. Saat ini Genifuel tengah menjalin kerja sama dengan Metro Vancouver dan 23 pemerintah daerah di Inggris, Kolumbia, dan Kanada dalam pembangunan pabrik percontohan.

"Matreo vancouver berharap ini menjadi penanganan limbah cair pertama di Amerika Utara." kata Darrel Mussatto,  ketua Metro Vancouver Komite Utilities, dilansir laman www.pnnl.gov.

Jika dana telah tersedia, Metro Vancouver berencana pindah ke tahap desain pada 2017, diikuti oleh pabrikasi peralatan dengan start-up yang diperkirakan pada 2018.

Nampaknya Indonesia bisa melanjutkan apa yang telah pemerintah Kediri lakukan. Jika Amerika bisa membuat penelitiannya dalam sekala besar, kenapa kita tidak. Pun, pelaksanaan pengolahan limbah telah dilakukan Indonesia lebih awal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun