Mohon tunggu...
Hany Fatihah Ahmad
Hany Fatihah Ahmad Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hmm apa ya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

(Mencoba) Mendefinisikan Filsafat

8 Februari 2021   14:25 Diperbarui: 23 Februari 2022   00:08 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menurut saya, hal yang paling rumit adalah saat kita harus mendefinisikan sesuatu. Mengetahui bahwa saya memiliki keterbatasan pengetahuan, tentu saja saya tidak mampu melakukan pendefinisian terhadap filsafat. Kalaupun mampu, definisi tersebut bisa saja berubah. Sesuai bertambahnya pengetahuan saya nanti. Dan sesuai ke-relevanan-nya pada suatu keadaan tertentu. Jujur sampai saat ini saya masih kesulitan menjawab, jika ditanya "Apa itu filsafat?". Oke mari kita coba.

Sebelumnya, apa itu definisi? Dalam KBBI, definisi adalah kalimat yang mengungkapkan makna. Definisi pun juga bisa menjadi upaya untuk membatasi penjabaran hakikat dari sesuatu. Maka, saat kita berusaha untuk mengidentifikasi sesuatu, kita tidak bisa keluar dari indikator-indikator yang sudah ditentukan oleh definisi tadi. Contohnya, kamar mandi adalah tempat untuk mandi. Sehingga kita tidak bisa mengatakan kamar mandi adalah tempat untuk tidur dan makan. Karena tidur dan makan tidak menjadi indikator dalam definisi kamar mandi sebelumnya.

Jika saya memang harus mendefinisikan filsafat, menurut saya, filsafat adalah akar dari segala ilmu pengetahuan yang pernah terpikirkan dan eksis dalam kehidupan manusia. Sengaja saya katakan "segala ilmu pengetahuan", supaya definisi filsafat bersifat luas dan tidak terbatas. Karena memang benar adanya begitu. Dalam ranah filsafat, kita bebas berpikir apapun, bertanya apapun, dan menjadi apapun.

Filsafat mengkaji semua yang terpikirkan oleh kita sebagai manusia. Mulai dari menalar hakikat kehidupan sampai menalar tuhan. Objek kajian filsafat memang tidak terbatas. Namun, kita sebagai subjek harus menyadari dan mengakui bahwa pengetahuan kita lah yang terbatas. Apa yang sudah kita ketahui sampai hari ini bisa saja hanya 0,1% bagian dari rahasia kehidupan yang sebenarnya. Kita sebagai manusia tidak akan pernah tau, seperti apakah hakikat tertinggi dari filsafat. Akan bagaimana akhir dari semua ini? Apakah ada akhir bagi filsafat?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun