Mohon tunggu...
Rina Sulistiyoningsih
Rina Sulistiyoningsih Mohon Tunggu... -

Seorang Wanita Biasa, campuran Jawa dan Padang... Lahir di Sentani, Irian jaya..menghabiskan masa sekolah di Pontianak lalu lanjooot ke Malang..Sekarang lagi menikmati kesuksesan hidup... menyusuri setapak...sesekali menoleh kanankiri, berhenti sesaat di persimpangan, tak ingin larut dalam titik beku.... menatap masa depan dan meraih impian.... Wanita Single yang 'gila kerja' sampe lupa mandi hehehe... suka menulis puisi dan cerpen sejak bergabung dengan www.kemudian.com dua tahun yang lalu dan bercita-cita ingin punya buku sendiri.... semoga....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Peluk yang Tak Utuh – Catatan di Satu Masa

1 Juli 2010   03:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:10 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

: Kekasih tak sampai Belum genap rinduku. Itu yang kukatakan padamu. Tapi lupa kapan kuucap. Rasanya sudah lebih dari bulan yang lalu. Setelah itu, kita membekukan segala ungkapan hati. Kadang tatap matapun tak berani beradu. Bagai peralihan siang dan malam, hanya bersapa sesaat, cepat berlalu dan terkubur dalam kelam malam. Belum genap rinduku. Kaupun tahu betapa aku terlarut dalam segala nuansa. Ada resah gelisah gundah gulana terkandung dalam rahim hatiku. Ah, beginilah rasanya jika aku membiarkan angin itu masuk dengan sukarela. Padahal sudah diingatkan bahwa aku tak boleh lagi membuka pintu itu walau sedikit saja. Inilah terlahir. Belum genap rinduku. Semakin hari semakin bertambah rekah. Bertumbuh meski aku memejam dan kubenamkan dalam-dalam. Ah…Entah sampai kapan ini bersemi sendiri. Belum genap rinduku…hingga satu saat kau kabulkan pintaku, memelukmu tuk tuntaskan rinduku. Hanya sebuah pelukan yang tak utuh… dan semuanya kini menguap… tak ingin kugenapkan rinduku padamu, lagi. Mei, 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun