Yogyakarta - menyimpan sejuta keunikan, kebudayaan, dan tak lupa kulinernya. Kota yang didominasi banyak mahasiswa dan pelajar ini selalu saja mampu membuat terkesima. Apalagi dengan kuliner-kulinernya yang tak perlu menjadikan kantong para mahasiswa dan pelajar jadi kering.
Tepat di Jl.Sultan Agung, ada 'warung ngemper fried chicken cak Yunus' atau YFC (Yunus Fried Chicken) begitu banyak orang Jogja menyebutnya. Lokasinya yang strategis yakni berada kurang lebih 1 kilometer dari pusat keramaian Yogyakarta, dekat halte trans Jogja dan berada disebelah museum biologi UGM. Fried chicken disini kabarnya sudah viral sekali hingga banyak orang yang sekedar penasaran dan ngiler ingin mengicipinya.
Berdiri sejak tahun 90 an, tak heran fried chicken ini dikatakan legendaris, sebab berdirinya yang sudah sejak lama sekali. Meski diberi nama "Cak Yunus", rupanya bukan beliau perintis fried chicken viral nan legendaris ini, tetapi itu adalah nama dari anak ketiga sang perintis yaitu "Yunus" uniknya lagi sang perintis yang bernama pak Abdul Aziz ini sering dimiripkan orang-orang karena persis seperti alm pak Bondan. Sebab parasnya yang cukup lumayan mirip.
Usut punya usut, rupanya anak bernama "Yunus" itulah yang menginspirasi berdirinya usaha fried chicken yang hebat tersebut. Akhirnya muncul ide untuk menyajikan fried chicken sederhana sendiri. Siapa sangka sebab racikan fried chicken sederhana tersebut justru menjadi Gudang rezeki untuk keluarga ini.
Buka 24 jam tetapi selalu habis sebelum 24 jam, hebat sekali bukan? Serta menu fried chicken disini pun terjangkau sekali. Cukup dengan Rp.10.000 saja sudah dapat memanjakan lidah dan mengenyangkan perut pembelinya.
Dengan harga Rp.10.000 saja sudah dapat nasi dan sayap ayam, lalu dengan harga Rp.11.000 sudah dapat nasi dan paha bawah, dan dengan harga Rp.12.000 sudah dapat nasi dan dada/paha atas. Tak lupa disertai sambal pedas manis matang juga irisan mentimun sebagai lalapnya. Harga yang cukup ramah untuk kantong pelajar, mahasiswa dan orang-orang tentunya.
Ayam goreng crispy cak Yunus ini dikatakan spesial atau banyak orang menyebutnya istimewa, sebuah kebetulan kesamaan sebutan dengan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Cita rasanya yang istimewa itu tadi membuat pengunjung rindu. Saking istimewanya bahkan kabarnya warung ini tak mau membuka cabang lagi.
Meski tak menawarkan tempat yang luas dan membuat pembeli betah berlama-lama disini, tetapi soal rasa, banyak pengunjung yang rela tetap mengantri dan kembali lagi kemari untuk menikmati.
Bahkan setiap harinya mampu menghabiskan 100 kilogram ayam dan pasti ludes habis. Nampaknya angka 100 kilogram saja tak cukup melihat banyaknya pengunjung yang mengantongi kata habis ketika terlalu petang datang kemari. Tak berhenti menggoreng sampai mendengar habis-goreng lagi-habis-goreng lagi.
Dan disini juga menerima pesanan baik partai besar maupun partai kecil, tetapi seiring berjalannya waktu sebab keterbatasan tenaga sudah sangat kuwalahan dan tak jarang menolak beberapa pesanan.
Meski sudah sangat ramai sekali dan viral, namun fried chicken cak Yunus ini tidak mendaftar di platform pemesan makanan online. Padahal di zaman yang sudah sangat maju ini banyak sekali penjual olahan ayam yang memanfaatkan keberadaan platform pemesan makanan online, seperti shopeefood/gofood/grabfood, dll.
Tetapi nampaknya sang perintis memiliki pandangan bahwa rezeki itu sudah ada yang mengatur, asal tetap menjaga kualitas produk ayam olahan dan budget yang miring, pasti pelanggan bolak balik datang kemari tanpa berfikir dua kali.
Dahulu sebenarnya fried chicken cak Yunus ini mempunyai menu yaitu nasi rawon bahkan masih terpampang di banner menu hingga saat ini. Sudah ditiadakan lagi sebab prosesnya yang lama dan cukup repot padahal pengunjung jauh lebih menyukai olahan fried chickennya.
Karena banyak sekali mahasiswa di kota Yogyakarta ini membuat salah satu alasan sang perintis untuk tidak tega menurunkan harga dan tetap menjaga harga yang miring agar tetap dapat dinikmati para pelajar dan mahasiswa. Karena keberadaan banyak asrama mahasiswa di sekitar lapak fried chicken cak Yunus yang memperkuat alasan tersebut.
Banyak mahasiswa yang tinggal di asrama sekitar sana rela datang untuk membeli bahkan langganan di fried chicken cak Yunus, itu lah mengapa sang perintis tak terlalu tinggi menaikkan harga kulinernya. Yang sejak awal berdiri seharga Rp.5000 -- Rp.7000.
Tak ada strategi yang dijalankan dalam bisnis kuliner ini, hanya saja banyak yang mengatakan bahwa bumbu ayam yang meresap hingga ke dalam sehingga rasanya tak kalah dengan banyak olahan fried chicken serupa lainnya.
Malah beberapa vlogger makanan youtube yang sering meriview lalu menguploadnya di youtube. Sehingga terkenal hingga kemana-mana. Saking melegendanya tak jarang ada beberapa pengunjung yang dulu mahasiswa di Jogja dan sudah mengenal fried chicken disini sampai mengajak anak-anaknya untuk mengicip fried chicken tersebut.
Untuk pengunjung yang hendak datang kemari juga bisa dengan menaiki bus trans Jogja, sebab haltenya tepat berada dibelakang lapak ini, dengan menaiki trans jogja rute 1A anda sudah dapat mengicip citarasa istimewa dari fried chicken legendaris ini.
Bagaimana tertarik untuk kemari? Dengan mengajak keluarga, teman, sanak saudara untuk mengicip citarasa istimewa fried chicken ini. Namun harus sedikit bersabar sebab tempat yang harus bergantian dengan pembeli lain, tetapi jangan khawatir penantian giliran untuk makan disana akan terobati dengan nikmat olahan ayam dengan sambal matangnya. Apalagi di siang hari saat perut keroncongan. Ditambah dengan minuman es sebagai pelepas dahaganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H