Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dunia Tanpa Islam?

13 November 2019   14:42 Diperbarui: 13 November 2019   14:55 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa Islam, dunia akan kehilangan salah-satu agama yang membebaskan. Islam adalah kekuatan pembebas. Islam membebaskan umat manusia dari penyembahan berhala dan sesama. Islam adalah agama yang demokratis. Ilmu pengetahuan dalam Islam tidak boleh dimonopoli oleh kelas atau kelompok manapun. Islam justru menganjurkan demokratisasi ilmu pengetahuan. Islam tidak membedakan seseorang berdasarkan status sosialnya melainkan karena ketakwaannya.

Ketika Islam datang, ia membawa perubahan sosial pada masyarakat. Islam mengubah struktur sosial yang feodal menjadi demokratis. Dan hal ini dapat terlihat pada pemerintahan Nabi di Madinah. Sayangnya penguasa Muslim setelah Nabi mengubah demokrasi yang ada di Madinah menjadi sistem kerajaan. Model negara Madinah dapat dikatakan sebagai model negara yang ideal. Pada masa itu, Nabi sering mengumpulkan masyarakat Madinah untuk bermusyawarah. Inilah cikal-bakal demokrasi dalam Islam. Walaupun tak persis dengan demokrasi a la Barat, demokrasi Islam menekankan pada kesantunan dan akhlak. Masyarakat Muslim tidak bersepakat dalam kesesatan.

Para penguasa setelahnya mengubah demokrasi Islam menjadi negara kerajaan. Menurut Robert N. Bellah, model masyarakat Madinah terlalu maju untuk zamannya. Hal ini tidak bisa ditiru oleh penguasa-penguasa Muslim setelahnya.

Para penguasa Muslim setelah Khalifah yang empat menjadikan suku dan keluarganya sendiri sebagai basis pemerintahan. Perebutan kekuasaan antara para penguasa Muslim dan kelompok bangsawan sering terjadi. Konflik dan kekerasan dalam masyarakat Islam terjadi karena keinginan untuk meraih kekuasaan antara klan-klan yang berbasis pada ashabiyyah.

Ashobiyyah atau solidaritas kesukuan ini menurut Ibnu Khaldun adalah penopang sebuah rezim. Ibnu Khadun, sosiolog Muslim ini menulis ashabiyyah menjadi penentu keberlangsungan rezim yang berkuasa. Hal ini tidak hanya terjadi di dunia Arab, tetapi juga di seluruh kerajaan-kerajaan di dunia. Di negara-negara kerajaan Eropa, hal yang sama pun terjadi.

Hanya saja ketika terjadi Revolusi Demokrasi di negara-negara Eropa, kawasan Timur Tengah seperti terkucil dari gerak zaman. Ketika negara-negara Eropa seperti Inggris mengalami dinamika demokrasi, negara-negara Timur Tengah masih feodal. Konflik antar negara-negara Islam sering terjadi. Dengan kondisi umat Islam yang rapuh, akhirnya kolonialisme Eropa berhasil masuk dan menjajah negara-negara Muslim.

Kekhalifahan Ustmani saat itu di tengah kemundurannya setelah beberapa tahun bertahan sebagai kerajaan besar yang menguasai Timur Tengah dan Eropa Timur. Namun akhirnya Utsmani tidak bisa bertahan menghadapi dinamika zaman dan harus berakhir.

Ketika peran Islam di dunia menyurut terjadilah kondisi konflik antar negara yang memakan korban manusia yang besar, seperti Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Islam tidak lagi bisa mendinamisasi zaman. Mandegnya peradaban Islam mengakibatkan dunia mengalami kerugian besar. Mereka yang menghendaki kehancuran Islam semakin meraja rela dan berkuasa dengan lalim. Inggris dan Amerika berupaya menghegemoni dunia dengan ketidakadilannya.

Peradaban Islam adalah peradaban tengah. Islam berada di dua titik ekstrim sesuai dengan hadis Nabi, "Sebaik-baik perkara adalah pertengahannya." Peradaban Islam jga peradaban wahyu. Peran wahyu dan akal dalam Islam sangat sentral. Melemahnya kekuatan Islam menyebabkan berbagai kerugian bagi dunia. Dunia dikuasai oleh kezaliman dan ketidakadilan.

Negara-negara Barat gagal menciptakan sebuah tata dunia yang adil. Kondisi sistem dunia yang dikuasai oleh negara-negara kapitalis dan perusahaan-perusahaan multinasional menyebabkan ketimpangan global. Negara-negara yang tidak tunduk kepada sistem dunia yang dikuasai oleh AS dan negara-negara Barat akan direkayasa agar menjadi negara-negara gagal. Irak, Libya, Venezuela, adalah contoh negara-negara yang menentang AS dan sekutunya.

Kedatangan Islam adalah untuk menciptakan keadilan bagi umat manusia. Islam adalah agama yang menjunjung tinggi keadilan.  Keadilan Islam adalah keadilan yang Ilahilah, bukan keadilan menurut manusia yang bersifat relatif. Islam menjadi cahaya bagi dunia. Islam mengandung semangat pembebasan bagi umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun