Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Optimisme Cak Nur

29 Januari 2019   07:00 Diperbarui: 29 Januari 2019   07:55 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai muslim, kita sering mengkhawatirkan masa depan Islam di era yang akan datang. Jutaan seminar baik berskala lokal, nasional, maupun internasional mengenai nasib Islam dan umat Islam di masa depan telah diselenggarakan. Namun kondisi umat Islam tetap saja centang perenang. Kondisi umat Islam di pelbagai negara benar-benar kurang menguntungkan. Jutaan muslim hidup dalam kondisi yang tidak mengenakkan. Kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan ketertindasan meliputi dunia Islam sekarang.

Tidak hanya di Palestina dan Afganistan, di negara-negara tertentu umat Islam dalam penindasan penguasa yang zalim seperti pengungsi Rohingya yang diusir oleh rezim Myanmar, kaum Muslim Xinjiang yang ditindas oleh rezim komunis China, masalah Kasmir, dan lain sebagainya. Belum lagi konflik internal umat Islam antara kalangan Sunni dan Syiah yang terjadi di Irak, Suriah, dan Yaman. Selain itu umat Islam kembali direpotkan oleh isu terorisme yang selalu dituduhkan kepada umat Islam.

Di sisi lain, kita masih mendapati sebagian umat Islam yang bertingkah kaku dan kasar terhadap umat-umat lain. Beberapa kelompok umat Islam menafsirkan Al-Qur'an secara harfiah sehingga tidak memberi ruang untuk diskusi. Mereka ingin menerapkan Islam secara kaffah menurut pemahaman mereka sesuai dengan masa Nabi Muhammad asw.

Umat Islam terpecah dalam berbagai sekte dan aliran. Semuanya mengusung pemikiran dan ideologinya masing. Padahal perbedaan tersebut hanya pada segi furu'iyyah atau segi cabang dari agama. Bukan pada pokok-pokok agama. Mereka satu sama lain saling menyerang dan menyebut kelompok lain yang tidak sesuai dengan pemikiran mereka sebagai pihak yang salah dan sesat. Saat ini umat Islam mengalami konflik internal yang sudah sedemikian akut dan meresahkan. Hal ini tidak hanya terjadi sekarang, tapi sudah berabad-abad. Kondisi umat Islam yang penuh pertentangan membuat keindahan Islam sebagai sebuah agama tidak tampak. Sementara itu umat Islam dibuat bingung dengan perpecahan yang sudah ada.

Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,  negara-negara Islam tertinggal jauh dari negara-negara Barat dan Asia Timur. Negara-negara Islam menempati urutan terbelakang dalam masalah IPTEK. Di masa lalu, peradaban Islam pernah menjadi kiblat IPTEK di dunia. Kini umat Islam dianggap sebagai paria yang tidak termasuk hitungan.

Krisis Islam dan tampilnya Nurcholish Madjid

Di tengah krisis Islam, di Indonesia muncullahnya seorang intelektual Islam, Nurcholish Madjid yang berupaya memberikan kesejukan dan pemahaman Islam yang moderat, modern, dan terbuka.  

Cak Nur, begitu ia dipanggil, dalam banyak tulisannya bahwa apa yang terjadi pada umat Islam merupakan sebuah sunnatullah, yakni hukum-hukum Allah pada alam semesta ini termasuk pada berbagai peradaban di dunia ini. Nasib pelbagai peradaban di dunia ini selalu mengalami fase kemunculan, kejayaan, kemunduran untuk kemudian bangkit kembali. Allah swt di dalam Al-Qur'an menyatakan sejarah umat manusia bergerak bagaikan siklus.

Sejak abad ke-12 Masehi, peradaban Islam mengalami kemunduran. Efeknya terasa hingga kini. Umat Islam tidak mampu berkreativitas baik dalam keilmuan maupun peradaban. Umat Islam hanya meng-hafadz atau menjaga apa yang dari masa lampau. Umat Islam tidak siap menghadapi kenyataan masa depan. Umat Islam terlalu terpaku pada masa lalu sehingga tidak menatap masa depan.

Namun Cak Nur sangat optimis dengan masa depan Islam. Cak Nur menganalisis peradaban masa lampau dan mengkontekstualisasikan untuk masa sekarang dan masa depan. Cak Nur sepertinya sadar bahwa yang akan merealisasikan ide-idenya adalah generasi mendatang.

Cak Nur menulis dalam beberapa bukunya bahwa umat Islam saat ini dapat mengambil keuntungan dari modernitas. Bahkan umat Islam sangat siap berhadapan dengan modernitas. Ajaran Islam mengandung nilai-nilai kemodernan. Sebagai sebuah agama, Islam terbebas dari mitos. Islam mengajarkan rasionalisme. Menurut Cak Nur, rasionalitas merupakan ajaran Islam, bukan pengaruh dari kebudayaan lain. Di dalam Al-Qur'an, banyak sekali seruan kepada umat manusia untuk menggunakan akalnya.

Cak Nur menulis bahwa apa yang terjadi pada umat Islam sekarang pernah terjadi pada peradaban-peradaban yang lain. Dengan menganalisis sejarah umat di masa lalu, Cak Nur mengatakan rasionalitas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam itu sendiri. Di masa lalu, para filsuf Islam tidak memisahkan antara rasionalitas dan relijiusitas. Banyak filsuf Islam di masa lalu juga muslim yang saleh. Relijiusitas dan rasionalitas merupakan satu kesatuan.

Umat Islam di masa kejayaannya menyerap berbagai ilmu pengetahuan dari berbagai bangsa. Umat Islam di masa lalu adalah yang pertama kali menginternasionalisasikan ilmu pengetahuan yang sebelumnya berwatak nasionalistik. Pada masa itu, setiap peradaban memiliki ilmu pengetahuannya sendiri. Peradaban Islam di masa lalu adalah peradaban kosmopolitan. Umat Islam benar-benar menjalankan perannya sebagai ummatan wasathan atau umat pertengahan. Umat Islam di masa lalu berperan sebagai "saksi bagi sekalian umat manusia".

Cak Nur optimis di masa mendatang Islam akan bangkit kembali sebagai sebuah peradaban dengan bentuknya yang lebih modern. Islam akan kembali jika umat Islam mau belajar dari sejarah. Sejarah bukan dongeng masa lalu melainkan sebagai sumber inspirasi untuk masa yang akan datang. Kejatuhan dan kejayaan umat Islam hendaknya dipelajari sebagai sumber kebangkitan di masa mendatang.

Menurut Cak Nur, peradaban Islam di masa lalu adalah peradaban yang terbuka. Banyak orang dari seluruh dunia yang belajar kepada institusi pendidikan dan ilmiyah di dunia Islam. Cak Nur optimis kalau kita mau menilik masa lalu Islam, harapan bahwa Islam akan bangkit selalu ada. Umat Islam sangat diuntungkan dengan kondisi modernitas ini. Dengan menyebarnya Islam di seluruh dunia, umat Islam kini memasuki era globalisasi. Saat ini jumlah umat Islam di dunia sekitar 1,6 milyar orang. Pertumbuhan Islam di dunia sangat cepat.

Islam mempunyai efek membebaskan. Islam menjadi harapan kalangan kulit hitam untuk bangkit dari keterpurukannya. Islam menjadi sebuah identitas baru di negara-negara Eropa dan  Amerika. Islam menjadi identitas bagi kalangan minoritas di seluruh dunia. Umat Islam hanya perlu membenahi dirinya agar kembali menjadi umat pilihan.

Di tengah kondis carut-marut dunia Islam, Allah menyatakan dalam Al-Qur'an agar kita tidak putus asa. Putus asa adalah sifat orang kafir. Umat Islam tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Jika umat Islam bisa bersatu, maka itu menjadi kekuatan yang besar. Berbagai upaya telah dilakukan untuk membangkitkan umat Islam dari kubangan sejarah. Untuk itu kita haruslah sabar. Kita harus memahami dan merumuskan jalan keluar dari kerumitan yang dihadapi umat Islam kontemporer.

Salah-satu yang memprihatinkan dari realitas umat Islam adalah menghilangnya etos intelektual Islam. Sudah jamak diketahui, bahwa secara kualitas sumber daya manusia (SDM) umat Islam sangat tertinggal dari umat-umat lain. Pendidikan di dunia Islam berada pada urutan terendah di antara bangsa-bangsa di dunia. Pendidikan Islam terbelah antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Seharusnya hal ini tidak terlu terjadi. Integrasi di dunia keilmuwan perlu dilakukan.

Sebagai seorang intelektual, Cak Nur menyatakan pentingnya umat Islam meneladani etos intelektual Islam di masa dahulu.  Umat Islam di masa kejayaan selalu belajar kepada siapa saja, tak peduli mukmin atau kafir. Filsafat Yunani yang mengharu-biru dipelajari dan dikembangkan umat Islam lalu ditransmisikan ke Eropa. Kota-kota Islam telah menjadi kota-kota kosmopolitan di dunia saat itu. Semua orang dari berbagai macam latar-belakang berkumpul di kota-kota Islam.

Dialog antar agama dan peradaban bukan barang baru di dunia Islam. Anehnya saat ini ada kelompok-kelompok Islam yang anti dialog dan anti diskusi dengan kelompok-kelompok sesama Islam maupun dengan agama-agama lain. Bahkan Nabi Muhammad saw telah mempraktekkan dialog antar agama dengan umat Yahudi, Nasrani, dan Majusi di masa lampau. Kenapa baru sekarang anti dialog? Ini karena dialog antar agama membutuhkan kerendahan hati dan sikap tepa selira. Hal ini yang tidak dimiliki oleh sebagian elit-elit umat Islam sekarang.

Elit-elit Islam sekarang lebih sibuk berpolitik ketimbang membangun sesuatu yang baik untuk umat. Politik seolah-olah menjadi jalan utama menuju Tuhan. Memang Islam tidak memisahkan antara agama dan politik. Islam memandang baik politik. Namun pertikaian politik di antara umat Islam sendiri telah menghabiskan energi. Banyak hal yang kemudian terbengkalai akibat orientasi umat Islam ke politik praktis. Masalah pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya menjadi terlantar.

Cak Nur mengatakan umat Islam akan mendapat keuntungan dari globalisasi. Di masa kejayaannya, peradaban Islam telah menciptakan globalisasinya sendiri. Peradaban Islam pada waktu itu benar-benar telah mengglobal di Timur dan Barat. Umat Islam di masa kejayaannya telah menjadi saksi di antara sekalian manusia.

Cak Nur menulis seharusnya umat Islam tidak perlu ragu untuk belajar ke Barat, tentu dengan beberapa pengecualian. Generasi muda Islam harus merebut obor pengetahuan dari Barat. Dan Insya Allah, umat Islam akan bangkit lagi. Wallahu a'lam bisshowab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun