Binatang kurban merupakan simbol kebinatangan kita. Manusia yang tidak mampu mengontrol hawa nafsunya tak lebih seperti binatang ternak. Manusia yang mengikuti hawa nafsunya bagaikan hewan ternak yang menurunkan derajat kemanusiaanya.Â
Manusia yang tidak beriman juga seperti binatang ternak. Mereka dikaruniai akal tapi tidak mereka pergunakan untuk melihat ayat-ayat Allah yang terhampar di alam semesta ini.
Ketiga, Idul Kurban mendidik kita untuk berbagi. Agar daging binatang ternak tidak menjadi barang haram dalam tubuh kita, kita diharuskan berbagi dengan sesama. Semangat berbagi ini merupakan semangat Idul Kurban. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu butuh kepada orang lain. Banyak orang kecil yang sebenarnya sangat kita butuhkan dalam hidup kita. Kita tak dapat hidup tanpa jasa orang-orang yang kita anggap kecil itu.Â
Sebuah pabrik tidak mungkin bisa berjalan tanpa jasa buruh-buruh yang dibayar murah. Lingkungan kita tidak mungkin bersih tanpa jasa para penyapu jalanan. Bisnis kita tidak mungkin berjalan tanpa jasa supir, tukang parkir, sekuriti, office boy, para karyawan kitaa sampai yang lain-lain. Melalui Idul Kurban kita diingatkan untuk selalu saling berbagi dengan sesama.
Idul kurban melatih kita untuk peduli dengan sesama. Idul Kurban merupakan salah-satu cara untuk mengembalikan kemanusiaan kita. Itulah uniknya ibadah dalam Islam yang tidak lepas dari nilai-nilai kemanusiaan. Ibadah-ibadah mahdhah (vertikal) dalam Islam bersifat non-sacramental, kata almarhum Nurcholish Madjid.Â
Ibadah-ibadah dalam Islam tidak rumit. Hubungan antara seorang muslim atau mukmin dengan Tuhannya bersifat langsung tanpa perantara. Islam tidak mengenal adanya sistem kependetaan. Tidak ada pendeta yang memediasi hubungan Tuhan dan hamba-hamba-Nya.
Dengan menghayati Idul Kurban kita kembali kepada kemanusiaan kita. Ibadah Kurban sarat dengan nilai-nilai persaudaraan dan kepedulian sosial. Manusia adalah makhluk beradab. Jangan sampai kemanusiaan kita terjatuh pada titik nadir terendah. Kurban mengembalikan kepada fitrah kemanusiaan kita. Wallahu a'lam bisshowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H