Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Politik

SD Inpres dan Gerakan Mahasiswa

7 Juni 2018   01:38 Diperbarui: 7 Juni 2018   01:55 3463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sesungguhnya, anak-anak muda yang menumbangkan rezim Orde Baru adalah anak-anak "kandung" rezim Orde Baru itu sendiri. Mereka yang lahir dan dibesarkan oleh rezim Orde Baru itu. Begitu juga dengan masa Orde Lama. Aktivis gerakan Mahasiswa 1966 adalah mahasiswa-mahasiswa yang lahir pada berdekatan atau pada masa Revolusi Kemerdekaan RI.  

Gerakan mahasiswa adalah generasi yang kritis terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya. Mereka adalah kaum tercerahkan. Dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki, mereka menjadi sadar dengan apa yang terjadi di dalam pemerintahan, politik, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya. Gerakan mahasiswa sering kali seperti koboi. Ketika ada masalah mereka datang, sesudah selesai masalahnya mereka pergi kembali.

Gerakan Mahasiswa Kini

Gerakan mahasiswa kembali membuktikan dirinya masih eksis pada tahun 1998. Mereka menjadi pengingat rezim yang lupa dirinya sendiri. Perjuangan melawan kekuasaan, kata Milan Kundera, adalah perjuangan melawan lupa. Rezim-rezim yang dilawan oleh rakyat adalah mereka yang lupa terhadap apa yang mereka pernah janjikan atau lupakan. Sebagai contoh, rezim Orde Baru. Rezim ini lupa terhadap janji-janji mereka sendiri yang pernah mereka ucapkan ketika awal berkuasa.

Gerakan mahasiswa kini tengah melempem nyaris tidak ada gaungnya lagi. Mungkin karena politik kini dikuasai oleh partai-partai. Kekuatan mahasiswa tidak lagi muncul sebagai oposisi kreatif. Mahasiswa sekarang disibukkan oleh gadget, internet, pacaran, dugem, musik, dan sebagainya. Bukan dulu tidak seperti itu. Hanya saja dulu ada momentum tepat untuk meledakkan gerakan mahasiswa.

Banyak impor produk pertanian tidak menggugah mahasiswa pertanian untuk kreatif dan menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Mahasiswa sekarang lebih banyak membaca di internet ketimbang membaca buku. Padahal buku adalah penggerak pemikiraan sekarang hingga menjadi sebuah aksi. Yah begitulah. Wallahu a'lam bisshowab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun