Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Globalisasi dan Akhir Era Barat

19 April 2018   23:22 Diperbarui: 19 April 2018   23:42 1958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(financialtribune.com)

Kemunculan organisasi-organisasi kerjasama ekonomi regional seperti ASEAN, MERCOSUR, GCC semakin menguatkan peran negara-negara non Barat di dunia. Beragam teori tentang globalisasi mungkin akan segera runtuh. Negara-negara Asia akan membalikkan arah globalisasi.

Hal ini membuktikan --dalam bahasa Kishore Mahbubani- bahwa bangsa-bangsa Asia mampu berpikir. Mereka bukan sekedar pemamah biak teknologi dan ilmu pengetahuan dari Barat. Mereka mengembangkan dan menerjemahkan IPTEK Barat dalam konteks negara dan masyarakat mereka.

Fareed Zakaria, seorang kolumnis Newsweek, menulis dalam bukunya The Post-American World, saat ini Amerika masih menjadi negara terkuat di dunia, tetapi keperkasaannya sudah jauh berkurang. Perekonomiannya bermasalah, nilai tukarnya merosot dan AS pun menghadapi persoalan jangka panjang terkait pemborosan dan rendahnya tabungan. Sentimen anti-Amerika berkoba di mana-mana mulai dari Inggris sampai Malaysia.

Namun, yang mengalami perubahan paling mencolok antara era 1990-an, dengan sekarang bukanlah Amerika Serikat, melainkan dunia secara umum. Pada 1990-an, Rusia bergantung sepenuhnya pada bantuan dan pinjaman dari Amerika. Kini, Rusia memiliki dana sendiri sebesar miliar dollar, berkat pemasukan dari minyak, untuk menggairahkan perekonomian sewaktu sedang lesu. Pada masa itu, bangsa-bangsa Asia Timur teramat membutuhkan IMF untuk menolong mereka keluar dari krisis.

Sekarang, negara-negara tersebut memiliki cadangan valuta asing yang melimpah, yang mereka gunakan untuk mengutangi Amerika. Pada 1990-an, pertumbuhan ekonomi Tiongkok didorong hampir sepenuhnya oleh permintaan dari Amerika. Pada 2007, kontribusi Tiongkok bagi pertumbuhan global melampaui kontribusi AS --kali pertama kontribusi AS dilampaui sejak setidak-tidaknya 1930-an- dan bahkan mengungguli sebagai pasar terbesar dunia dalam sejumlah katagori kunci.

Di bidang politik dan militer, AS masih mendominasi dunia, tetapi dalam bidang-bidang penting lainnya --ekonomi, keuangan, dan budaya- Amerika tidak lagi dijadikan satu-satunya acuan. Untuk saat ini, Amerika Serikat masih menjadi pemain utama, tetapi negara-negara lain semakin menguat dalam percaturan internasional. Pergeseran titik acuan di panggung internasional justru akan terjadi perlahan.

AS dan Barat kini tengah menghadapi apa yang dihadapi Kesultanan Ustmaniyyah dan Kemaharajaan Qing pada akhir abad ke-19. Kemunduran perlahan. AS dan Barat kini adalah the sick men of the world. Akhir era Barat akan segera terjadi. Dan semoga perubahan ini tidak menyakitkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun