Keadaban publik telah hilang atau hampir hilang dari kehidupan masyarakat kita. Adab tidak lagi dianggap penting, dikalahkan dengan nafsu untuk memupuk kekayaan sebesar-besarnya. Masyarakat semakin stress dan tertekan di tengah kerasnya persaingan untuk memperoleh uang. Perekonomian semakin sulit. Hidup semakin susah. Kerasnya persaingan hidup menyebabkan orang melupakan adab demi untuk mencari uang.
Sementara itu televisi tak henti-hentinya menyiarkan acara-acara gosip. Kehidupan pribadi para selebritas diumbar ke depan publik. Perceraian, perselingkuhan, konflik rumah tangga disiarkan secara telanjang kepada masyarakat.Â
Media telah menjadikan berita-berita tersebut menjadi tontonan yang jauh dari nilai-nilai moral. Hal ini berimbas pada kondisi anak-anak bangsa yang teracuni dengan pemberitaan semacam itu. Media tidak memberikan nilai-nilai positif. Semua dilakukan demi uang.
Politik kita adalah drama yang paling tidak menarik. Sekedar adu omong tanpa intelektualitas. Yang ada kongkalikong politik. Mereka berusaha memanaskan suasana tanpa memberikan pencerahan kepada masyarakat. Politik seharusnya menjadi jalan untuk membicarakan kondisi bangsa ke depan, malah menjadi arena pertarungan kepentingan yang melibatkan banyak  uang.
Hilangnya keadaban publik merupakan bencana besar bagi bangsa kita. Elit-elit politik, ekonomi, dan budaya seolah tidak peduli dengan masalah ini. Pemerintah juga tidak memikirkannya. Mereka lebih mementingkan pembangunan infrastruktur daripada membangun manusia seutuhnya sesuai dengan amanat undang-undang.
Bangsa yang besar bukan hanya yang mempunyai kekuatan ekonomi dan politik yang kuat, namun juga mempunyai karakter yang kuat. Akhlak dan adab merupakan modal utama untuk membangun bangsa. Jika itu terpenuhi, Indonesia akan menjadi salah-satu negara yang disegani oleh kawan maupun lawan. Wallahush alam bisshowab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI