Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Syamsuddin Muhammad Hafizh (1320-1389), Penyair Sufistik dari Persia

30 Juli 2016   09:26 Diperbarui: 30 Juli 2016   09:46 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam bahasa Persia, Hafizh kadang-kadang menyebut “Lidah dari Yang Tak Kasat,” karena banyak sekali puisinya tampak menjadi kidung-kidung cinta yang indah dan memabukkan dari Tuhan kepada dunia kekasih-Nya. Hafizh berbagai kemabukannya dengan magis dan keindahan dari kehidupan ilahiah yang berdenyut di mana-mana, di sekeliling kita dan di dalam diri kita. Dia mencemooh kemunafikan dan kesetengah-tengahan, juga mendesak kita untuk naik di atas sayap-sayap cinta. Dia mendorong kita untuk merayakan bahkan pengalaman-pengalaman hidup paling biasa sebagai berkah ilahi paling mulia. Dia mengundang kita untuk “terjaga sesaat” dan mendengarkan musik penuh kebahagiaan dari tawa Tuhan.

Apa itu cinta dan tawa mulia

Yang menguncup dalam kalbu kita?

Ia adalah suara kemenangan

Dari jiwa yang sedang terjaga!

Rumahku Surgaku, Depok, 30 Juli 2016

Rujukan

Daniel Ladinsky, Hafizh: “Aku mendengar Tuhan tertawa”, Surabaya: Risalah Gusti, 2004.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun