Mohon tunggu...
Hanif Adnan
Hanif Adnan Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan siapa siapa

Hanya orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta

10 April 2021   03:00 Diperbarui: 10 Agustus 2021   10:01 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CINTAPenuh ketelatenan yang beralaskan peluh dan air mata
Mengukir kalimat puisi indah yang belum terucap
Menjadi prasasti di tembok monumen titanium

Tapi akhirnya..
Big bang meluluh lantakkan monumen yang sulit terbangun
Menjadi puing-puing sampah peradaban

Mengapa harus bernafsu merengkuh majasi ketika hakiki adalah tujuan
Mengapa harus bernafsu merengkuh pujian ketika ridho adalah utama
Padahal cintamu kepada kami tak terbatas Yaa Rosulullah Muhammad

Aku malu..

      Karya: Hanvincy Adnov Hanif Adnan
      Yogyakarta, 10 April 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun