Mohon tunggu...
Hanung Prabowo
Hanung Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - Mencoba menjadi penulis

Planner. Father. Public Administration

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pengembangan Industri Keramik Plered sebagai Desa Wisata

6 Juli 2017   15:17 Diperbarui: 7 Juli 2017   13:41 5621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keramik di Plered (sumber : pribadi)

Plered dan Keramik, dua kata yang seakan tak terpisahkan. Plered merupakan salah satu kecamatan di Purwakarta. Sejarah panjang Plered yang berasal dari kata palered. Menurut sejarahnya Keramik sebagai bentuk kerajinan di kawasan Plered ada sejak zaman penjajahan Belanda. Kegiatan mengolah tanah liat menjadi gerabah diperkirakan sudah dimulai warga Plered sejak 1904.

Kegiatan tersebut diwariskan secara turun-menurun. Tak heran jika pembuatan gerabah sudah menjadi nafas hidup mereka berhari-hari. Awalnya, mereka membuat gerabah untuk memenuhi kebutuhan perkakas rumah tangga. Tetapi, perkembangan kemudian menunjuk bahwa produk kerajinan tangan tersebut mampu menjadi sumber pendapatan tersendiri bagi masyarakat. Sehingga Plered sangat identik dengan Keramik.

Keramik merupakan salah satu seni kriya yang diolah dari tanah liat. Keramik plered telah dikenal dari tingkat lokal, regional, nasional hingga internasional. Kapasitas produksi setiap tahunnya rata-rata 7,2 juta gerabah dan keramik dengan gerabah dengan total nilai produksi Rp 17,5, miliar. Namun akhir -- akhir ini, industri keramik mengalami masa -- masa lesu sehingga mengakibatkan penurunan perekonomian.

Hal itu ditambah dengan kurangnya regenerasi pengrajin keramik yang diakibatkan oleh banyaknya masyarakat desa Plered yang menjadi buruh -- buruh pabrik yang ada di Purwakarta. Data yang tercatat di UPTD Litbang Keramik bahwa hanya terdapat 221 jumlah industri keramik saja.

Pembuatan Keramik di Desa Plered (sumber : pribadi)
Pembuatan Keramik di Desa Plered (sumber : pribadi)
Disisi lain potensi industri keramik Plered sangat tinggi antara lain letaknya yang berada di antara Bandung -- Jakarta sangat mudah untuk dijangkau, pengembangan besar -- besaran pariwisata Kota Purwakarta seperti Air Mancur Sri Baduga di Situ Buleud, Museum Digital Nusantara, dan kebijakan merakyat berbudaya dari Kang Dedy Mulyadi. Selain itu pasar Industri Keramik Plered yang telah menjangkau pasar internasional sehingga dapat berpeluang mendatangkan wisatawan asing untuk belajar membuat keramik di Plered

Dengan adanya agenda peningkatan sektor pariwisata di Kota Purwakarta, maka seharusnya industry keramik di Desa Plered juga dapat ditingkatkan menjadi tujuan daya tarik daerah melalui Pengembangan Desa Wisata Industri Keramik. Pemerintah perlu serius dalam peningkatan desa wisata ini mengingat keramik plered merupakan sejarah dan identitas budaya Purwakarta.

Perlu adanya upaya peningkatan infrastruktur pendukung pariwisata seperti perbaikan sarana jalan menuju Plered, perbaikan stasiun dan terminal Plered, penambahan homestay, perbaikan balai pelatihan keramik dan juga menata showroom untuk penjulan keramik plered sehingga terlihat menarik.

Selain itu juga perlu dikembangkan pula dari sector SDM antara lain peningkatan keterampilan pengrajin, pelatihan kelompok wisata, dan juga pelatihan untuk para generasi muda agar dapat melestarikan warisan budaya industry keramik di Plered tersebut. Pemerintah juga perlu memperkuat dari sector kelembagaan melalui pemberian modal baik berupa mesin ataupun kredit.

Kuliner Sate Maranggi di Plered (sumber : pribadi)
Kuliner Sate Maranggi di Plered (sumber : pribadi)
Sehingga dengan pengembangan tersebut direncanakan dapat meningkatkan sektor perekonomian masyarakat. Hal itu karena pengembangan desa wisata menimbulkan multiplier effect terhadap masyarakat sekitarnya. Apalagi dengan didukung oleh Sentra Kuliner Sate Maranggi yang terdapat di Desa Plered maka diharapkan Desa Wisata tersebut dapat berkembang pesat dari segi social budaya dan ekonominya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun