[caption caption="logo SNI (www.bsn.go.id)"]
Kementerian Perindustrian mengungkapkan bahwa sejauh ini sektor industri yang paling siap menghadapi TPP adalah tekstil dan sepatu karena memang pangsa pasarnya besar. Untuk sektor ini, Indonesia akan bersaing dengan Vietnam dan Malaysia. Setiap negara punya keistimewaan sendiri-sendiri punya syarat sendiri-sendiri dan yang namanya FTA itu selalu negotiable yang harus disesuaikan dengan anggota-anggota yang ingin masuk.
Dalam akses dan persaingan sektor industri ke pasar global maka standardisasi produk merupakan poin yang sangat penting. Standardisasi adalah usaha bersama membentuk standar. Standar adalah sebuah aturan yang memberi batasan spesifikasi dan penggunaan sebuah objek atau karakteristik sebuah proses dan/atau karakteristik sebuah produk. Standar membuat negara Indonesia mempunyai spesifikasi barang – barang yang berkualitas melalui SNI (Standar Nasional Indoensia) yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang disusun dengan melibatkan pihak – pihak terkait yaity regulator, pelaku usaha, pakar dan masyarakat.
Â
[caption caption="logo Badan Standardisasi Nasional (sumber : www.bsn.go.id)"]
Salah satu persiapan dalam meningkatkan daya saing produk tekstil dan sepatu dalam TPP yaitu dengan menerapkan SNI bagi produk – poduk tersebut maupun produk – produk lainnya. Standardisasi pada produk-produk buatan dalam negeri, akan mampu meningkatkan daya saing karena akan meningkatkan kualitas produk tersebut. Jika standar untuk produk dalam negeri sudah dipenuhi, maka daya saing akan semakin meningkat, namun, jika Standardisasi belum baik maka tidak akan mampu bersaing.
Untuk itu diperlukan usaha bersama antara pemerintah, pengusaha dan konsumen untuk selalu membudayakan SNI dalam usaha perdagangan, produksi, maupun konsumsi. Diharapkan standar menjadi suatu kebutuhan, bukan pilihan. Hal tersebut dikarenakan banyak manfaat dari SNI terhadap produk – produk di Indonesia, antara lain :
1. Â Menjadi acuan Mutu
2. Â Memperluas akses pemasaran
3. Â Meningkakan efisiensi dan efektifitas
4. Mengurangi resiko ancaman K3L