Mohon tunggu...
Hanung Prabowo
Hanung Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - Mencoba menjadi penulis

Planner. Father. Public Administration

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pesona Tenun Lurik, Garis–garis Berbudaya

27 Oktober 2015   12:03 Diperbarui: 29 Oktober 2015   21:54 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Pengrajin Tenun Lurik"][/caption]

Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan industri kecilnya. Letaknya cukup strategis yaitu diantara Kota Solo dan Kota Jogja. Berbagai macam industry kecil terdapat di Kabupaten Klaten mulai dari jenis konveksi, makanan olahan, hingga kerajinan. Salah satunya yang paling banyak adalah industri kecil berupa industry tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Lurik di Kabupaten Klaten. Industri tersebut menjadi industry unggulan dan utama di Kabupaten Klaten. Maka tak heran, bila anda melewati Kota Klaten akan terdapat patung berupa orang yang sedang menenun lurik dengan ATBM. Dan bisa dibilang jika KLATEN adalah IBUKOTA TENUN LURIK. He.,.

Apa itu tenun? Menurut Tenun adalah proses membuat kerajinan dari bahan kain, menggunakan benang yang dimasukkan secara menyilang dan berulang-ulang yang dibuat dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Sedangkan kain tenun lurik sendiri adalah kain yang berpola bergaris – garis sehingga disebut lurik (Sadilah, E. 2009).

[caption caption="Patung Tenun Lurik di Kabupaten Klaten"]

[/caption]

Jumlah pengrajin tenun lurik di Klaten menurut data BPS sekitar 1200 pengrajin yang menyebar hingga berbagai wilayah. Keberadaan lurik tersebar di beberapa kecamatan antara lain Pedan, Cawas, Bayat, Delanggu, Juwiring dan Karangdowo. Dari beberapa wilayah tersebut, keberadaan lurik yang sangat berkembang berada di Kecamatan Cawas . Industri tenun lurik ATBM tersebar di desa – desa yang terdapat di kecamatan Cawas.

Menurut Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten terdapat sentra desa wisata di Kecamatan Cawas, saya pun ingin mengunjungi desa tersebut untuk mengetahui proses pembuatan tenun lurik yang sudah terkenal di wilayah tersebut.

[caption caption="Gerbang Sentra Tenun Lurik Cawas"][/caption]

Saat memasuki kawasan sentra industri lurik terlihat sebuah papan atau bisa juga disebut gerbang yang menandakan jalan masuk ke sentra industri tenun lurik di Kabupaten Klaten. Kemudian saya bertanya ke warga sekitar dan diberi tahu mengenai keberadaan desa wisata yang sebagian besar penduduknya menjadi pengrajin tenun lurik yaitu Desa Wisata Tlingsing. Saya pun segera bergerak ke sana dan bersiap menjelajah untuk melihat proses pembuatan lurik dengan lalat tenun tradisional.

[caption caption="Papan Petunjuk Desa Wisata Tenun di Tlingsing"]

[/caption]

Saya menemukan desa tersebut, cukup jauh dari gerbang pertama tadi. Kondisinya pun kurang bagus, jalanan banyak yang rusak. Tetapi infrastruktur yang kurang bagus tersebut tidak membuat saya enggan untuk mengujungi desa wisata tersebut.

[caption caption="Sekretariat Desa Wisata Tlingsing"]

[/caption]

Berbekal peta petunjuk dan informasi masyarakat sekitar, saya mengunjungi desa tersebut dan mengunjungi ketua kelompok di Sekretariat Desa Wisata Tlingsing yaitu Ibu Sri Sulastri untuk menanyakan keberadaan dan konsep wisata tenun lurik di desa wisata tersebut.

Saya pun disambut oleh ketua kelompok yang kebetulan berada di rumah. Bu Sri Sulastri menjelasakan bahwa Desa Tlingsing merupakan desa dengan mata pencaharian utama sebagai penenun lurik. Jumlahnya terbanyak di seluruh desa desa di Kabupaten Klaten yaitu mencapai 250 orang.

 

 [caption caption="Wawancara dengan Bu Sri Sulastri"]

[/caption]

Saya diceritakan oleh ketua kelompok bahwa proses pembuatan Tenun Lurik ATBM merupakan proses yang sangatlah rumit, maka tak heran hanya yang berpengalaman saja yang bisa menenun dengan baik, rata – rata mereka yang menenun usianya lebih dari 40 tahun. Karena selain rumit juga diperlukan kesabaran ekstra tinggi karena proses yang panjang 

Para wisatawan biasanya yang berkunjung rata – rata domestic dan sebagian besar pelajar karena terbatasnya informasi mengenai desa wisata ini. 

Dalam wisata disana selain akan belajar langsung cara menenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), juga akan suara khas “klethek – klethek” yang berasal dari mesin tersebut sehingga akan terdengan suara yang unik.

[caption caption="Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)"]

[/caption]

Setelah melakukan obrolan hangat dengan ketua kelompok, saya pun diajak memutari seluruh desa wisata ini. Karena tidak setiap rumah membuat proses yang sama yaitu dari bahan baku menjadi lurik, maka saya pun harus mengunjungi beberapa rumah untuk mendapat proses pembuatan lurik secara lengkap.

Proses 1 yaitu mempersiapkan bahan baku berupa benang

Bahan baku yang digunakan oleh pengrajin tenun ATBM adalah biasanya adalah katun. Untuk benang yang digunakan untuk membuat motif adalah benang lungsen. Dan benang yang digunakan untuk membuat warna adalah benang pakan.

[caption caption="Bahan Baku Benang"]

[/caption]

Proses 2 yaitu melalukan pewarnaan

Proses pewarnaan dilakukan dengan pewarnaan alami dan buatan. Pewarnaan buatan menggunakan daun - daun yang terdapat di desa tersebut, tetapi karena sukar prosesnya maka jarang ada yang menggunakan. Sedangkan pewarnaan buatan menggunakan bahan kimiawi yaitu lindhetren dan naptol supaya tidak luntur. Para pengrajin biasa mencuci di sumur atau di sungai.

[caption caption="Proses Pewarnaan"]

[/caption]

Proses 3 yaitu Penjemuran Benang

Setelah itu dicuci dan dijemur hingga kering. Waktu penjemuran memerlukan waktu 1 hari bila cuaca sedang cerah. Penjemuran dilakukan di halaman - halaman rumah penduduk.

[caption caption="Proses Penjemuran"]

[/caption]

Proses 4 yaitu Nglethek

Proses selanjutnya adalah proses nglethek yaitu proses menggulung benang Lungsen yang digunakan untuk pembuatan motif lurik dengan menggunakan alat klethek.

[caption caption="Proses Nglethek"]

[/caption]

Proses 5 yaitu Proses Malet

Proses yang juga dilakukan adalah proses malet yaitu proses menggulung benang Pakan yang digunakan untuk membuat warna lurik dengan menggunakan alat palet. 

[caption caption="Proses Malet"]

[/caption]

Proses 6 yaitu Proses Nyekir

Proses selanjutnya adalah proses nyekir menyusun benang yang digulung pada kletehek dan ditaruh pada rak sekir untuk dibuat motif tenun ATBM. Proses ini membutuhkan kecermatan dan ketelitian yang sangat tinggi karena harus mengatur kombinasi warna benang yang akan dihasilkan nantinya.

[caption caption="Proses Nyekir"]

[/caption]

Proses 7 yaitu Proses Nyucuk

Proses 7

Proses selajutnya adalah proses nyucuk yaitu proses memasukkan benang satu per satu ke alat ATBM yang disebut tustel. Biasanya benang yang digunakan sebesar satu boum untuk sekali nenun. Proses ini telah siap untuk ditenun dan berbentuk bum.

[caption caption="Proses Nyucuk ke Sebuah Bum "]

[/caption]

 

 

Proses 8

Proses selanjutnya adalah proses utama yaitu proses menenun dengan alat tustel tersebut. Alat tustel merupakan alat untuk memproduksi tenun ATBM. Alat tersebut terdiri dari boum, gun, sisir, teropong, peker. Para pengrajjin di Desa Tlingsing banyak yang berpartisipasi dalam proses ini sehingga mereka biasanya membeli benang per bum.

[caption caption="Proses Menenun Lurik"]

[/caption]

 

Setelah ditenun kemudian jadilah kain lurik yang siap digunakan. Kain tenun lurik ini bisa digunakan untuk berbagai macam pakaian, tas, bahkan accesories. Kain tenun lurik di desa Tlingsing dijual di showroom, pasar, dan toko - toko pakaian. Bahkan sudah banyak dipesan untuk seragam hingga seluruh Indonesia. Di desa Tlingsing sendiri terdapat showroom yang digunakan untuk menjual hasil tenun lurik tersebut. 

[caption caption="Kain Tenun Lurik"]

[/caption]

[caption caption="Tas dari Kain Lurik"]

[/caption]

 

Fasilitas penunjang wisata desa Tlingsing cukup lengkap antara lain keberadaan showroom. Terdapat dua showroom yang menjual hasil kerajinan tenun lurik warga sekitar dengan harga yang sangat terjangkau. Showroom tersebut adalah La Tansa dan Najma. Showroom tersebut menjual berbagai kain tenun asli maupun yang telah dimodifikasi antara lain tas, baju, sprei, sarung bantal, dompet, dll.

[caption caption="Showroom La Tansa"]

[/caption]

 

Selain itu juga terdapat balai pelatihan menenun yang biasanya ditujukan untuk para wisatawan berlatih menenun. Balai tersebut menjadi satu dengan balai pertemuan dan sekretariat Desa Wisata Tlingsing. 

Jika ingin melakukan wisata ke tenun lurik ATBM di Desa Tlingsing dapat dicapai dari arah Jogja maupun Solo. Dari kedua kota tersebut menuju Kecamatan Cawas di Kabupaten Klaten Klaten, kemudian menuju Desa Tlingsing.

Ayo kita mulai jelajah wisata - wisata lain di ‘Pesona Indonesia’ atau klik  www.indonesia.travel/pesonaindonesia.

Selamat Berwisata dan Berbudaya.,.

Salam, Wisata Budaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun