Mohon tunggu...
Hanung Abdul Muqiit
Hanung Abdul Muqiit Mohon Tunggu... Seniman - Korean Drama and Javanese Culture Enthusiast

Penggemar drama korea dengan genre Komedi, Romansa, Slice Of Life dan Kehidupan Sekolah. Sekaligus pecinta budaya jawa: Wayang Kulit, Karawitan, Tari Jawa, dan lain sebagainya. Juga menggemari budaya pop lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ngulon (Geguritan Bahasa Jawa Beserta Makna Penulisnya)

30 November 2021   01:42 Diperbarui: 30 November 2021   11:00 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Merdeka.com

Ngulon

Karya: Hanung Muqiit

Kulonku kedangan gunung

Gumrunggung

Tanggung

Bisaku ngalor

Nyangking kempol nganti prothol

Tumeka sakwalike peken agung 

Aku tekan kulon

Sapa sing ngira?

Ora kenyana-nyana

Tekane diarep-arep

Tapi ngoyake megep-megep

Sir e ra tak sir

Sapa sing reti?

Thik reti-reti, reti

Mula,

Yen ana sing takon

Aku ngulon!

(2021)

Makna dan deskripsi puisi

Puisi ini berkisah mengenai cerita penulis yang diterima kuliah di Jogja. Penulis berasal dari Kabupaten Wonogiri yang terletak di sebelah timur Kota Jogja. 

Puisi ini juga menggunakan dialek Wonogiri. Judul "Ngulon" berarti ke barat. tiga baris pertama menggambarkan daerah asal penulis. 

Di sebelah barat Wonogiri terdapat pegunungan seribu yang digambarkan gumrunggung dan tanggung yakni banyak dan berukuran sedang (bukit). 

Bait kedua menunjukkan kondisi penulis yang melalui masa SMA di Kota Surakarta dengan bersusah payah. Bait ketiga menggambarkan kagetnya penulis karena tidak mengira bisa berkuliah di Jogja. 

Bait Keempat menunjukkan kekaguman dan apresiasi diri penulis terhadap usaha untuk mencapai pencapaian ini. Puisi ini ditutup dengan pernyataan dan penegasan penulis terhadap orang-orang yang dahulu pernah meremehkannya saat SMA. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun