Mohon tunggu...
Nurul Fitriyani
Nurul Fitriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya seseorang yang memiliki hobi olahraga dan suka petualangan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengapa Aksi Iklim Tidak Berdampak?

3 Desember 2024   18:50 Diperbarui: 3 Desember 2024   18:55 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iklim adalah kondisi cuaca rata-rata di suatu wilayah dalam jangka waktu yang lama, biasanya sekitar 30 tahun. Berbeda dengan cuaca, yang mencerminkan kondisi udara pada waktu tertentu, iklim menggambarkan pola cuaca yang lebih stabil dan dapat diprediksi dalam periode waktu yang lebih panjang.
Namun, belakangan ini kita sering mendengar keluhan mengenai suhu bumi yang semakin panas. Apa yang sebenarnya terjadi? Perubahan suhu yang ekstrem ini bukanlah kebetulan, melainkan akibat dari perubahan iklim yang terjadi secara global. Perubahan iklim mengacu pada pergeseran jangka panjang dalam pola cuaca dan suhu di seluruh dunia, yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia, baik yang terjadi saat ini maupun di masa lalu. Pemanasan global peningkatan suhu bumi akibat akumulasi gas rumah kaca adalah salah satu penyebab utama dari perubahan iklim ini.
Peningkatan suhu bumi ini sudah mulai dirasakan oleh masyarakat, dengan cuaca yang lebih panas, gelombang panas yang lebih sering, serta cuaca ekstrem yang lebih intens. Di tengah kekhawatiran ini, banyak aksi iklim digerakkan oleh kalangan muda yang semakin sadar akan dampak besar dari perubahan iklim. Mereka tidak hanya berbicara, tetapi juga melakukan aksi nyata, seperti protes, kampanye, dan inisiatif lingkungan untuk memperbaiki keadaan.
Namun, sering kali muncul pertanyaan: Apakah aksi iklim ini benar-benar membawa perubahan? Bisakah kita merasakan dampak nyata dari upaya-upaya ini? Perubahan iklim bukanlah masalah yang bisa diselesaikan dalam semalam, dan dampaknya pun tidak langsung terasa dalam waktu yang singkat. Meskipun demikian, setiap tindakan kecil yang dilakukan tetap memberikan pengaruh positif bagi masa depan bumi.
Dalam artikel ini, saya ingin berbagi pengalaman pribadi terkait aksi iklim, khususnya dalam kegiatan menanam pohon. Banyak orang yang percaya bahwa menanam pohon adalah salah satu cara terbaik untuk mengatasi perubahan iklim. Namun, setelah mengikuti beberapa program menanam pohon, saya mulai menyadari bahwa dampaknya tidak langsung terlihat.
Penanaman Pohon Bersama: Solusi yang Sering Dilupakan
Penanaman pohon sering dianggap sebagai solusi sederhana namun efektif untuk mengatasi perubahan iklim. Setiap tahun, berbagai komunitas di seluruh dunia ikut serta dalam aksi penanaman pohon bersama, dengan harapan dapat mengurangi emisi karbon dan memperbaiki ekosistem yang rusak.
Penanaman pohon bersama biasanya melibatkan masyarakat lokal, sekolah, organisasi non-pemerintah, dan perusahaan yang bekerja sama untuk menanam pohon di area-area yang telah ditentukan. Kegiatan ini sering kali membawa kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup. Namun, meskipun kegiatan ini menciptakan kesadaran kolektif, dampak jangka panjang terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca sering kali diragukan.
Penanaman pohon memang dapat menyerap karbon dioksida (CO2) dalam jumlah tertentu, tetapi dampaknya sangat bergantung pada jenis pohon yang ditanam, kondisi tanah, serta bagaimana pohon-pohon tersebut dirawat dan dikelola setelah penanaman. Jika tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang, pohon-pohon yang ditanam bisa gagal tumbuh atau bahkan menjadi sumber emisi jika tidak dikelola dengan baik.
Faktor yang Mempengaruhi Dampak Penanaman Pohon
Meskipun penanaman pohon secara teori dapat membantu mengurangi CO2 di atmosfer, ada banyak faktor yang mempengaruhi efektivitasnya:
1.Kesesuaian Spesies Pohon Tidak semua jenis pohon mampu menyerap karbon dengan cara yang sama. Beberapa pohon tumbuh lebih cepat, sementara yang lain memiliki kapasitas serapan karbon yang lebih besar. Oleh karena itu, memilih spesies yang tepat sangat penting.
2.Kesesuaian Jenis Tanah dengan Spesies Pohon Pemilihan spesies pohon yang tepat sangat bergantung pada jenis tanah tempat pohon tersebut akan ditanam. Setiap jenis pohon memiliki kebutuhan tanah yang spesifik, dan jika pohon ditanam pada jenis tanah yang tidak sesuai, pertumbuhannya bisa terhambat. Misalnya, pohon yang tumbuh baik di tanah kering mungkin tidak bisa berkembang dengan baik di tanah gambut.
3.Pemeliharaan Jangka Panjang Penanaman pohon harus disertai dengan upaya pemeliharaan yang berkelanjutan. Tanpa perawatan yang tepat, pohon-pohon yang ditanam bisa mati atau tidak tumbuh optimal, yang membuat upaya ini menjadi sia-sia.
4.Skala Kegiatan Penanaman pohon dalam jumlah kecil atau di area terbatas mungkin tidak cukup untuk memberikan dampak besar terhadap perubahan iklim global. Program penanaman pohon harus dilakukan dalam skala besar dan terorganisir dengan baik agar dapat memberikan dampak yang signifikan.
Manfaat Jangka Panjang dari Menanam Pohon
Selain manfaat langsung, penanaman pohon bersama memberikan manfaat jangka panjang yang lebih besar. Seiring berjalannya waktu, pohon-pohon yang kita tanam akan tumbuh dan menyerap lebih banyak karbon dioksida, membantu memperbaiki kualitas udara, serta memberikan tempat berlindung bagi berbagai makhluk hidup. Semakin banyak pohon yang ditanam, semakin besar pula kontribusi kita dalam mengurangi dampak perubahan iklim dan pemanasan global.
Namun, meskipun dampaknya terhadap perubahan iklim global mungkin terbatas, penanaman pohon bersama memiliki manfaat penting lainnya. Kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam dan perubahan iklim. Partisipasi langsung dalam aksi lingkungan ini bisa mendorong perubahan perilaku yang lebih berkelanjutan di tingkat individu maupun komunitas.
Pada tingkat lokal, penanaman pohon juga dapat membantu mengurangi polusi udara, meningkatkan kualitas air, serta memperbaiki estetika kota. Pohon yang ditanam di sepanjang jalan atau di ruang terbuka hijau dapat menciptakan suasana yang lebih sejuk dan memberikan ruang bagi masyarakat untuk bersantai dan beraktivitas di luar ruangan.
Penanaman Pohon: Bagian dari Solusi yang Lebih Luas
Meskipun bermanfaat, penanaman pohon tidak bisa menjadi solusi tunggal untuk mengatasi perubahan iklim. Mengurangi emisi gas rumah kaca melalui pengurangan konsumsi energi fosil, peningkatan efisiensi energi, serta adopsi teknologi hijau lebih diutamakan. Namun, penanaman pohon dapat menjadi bagian dari strategi mitigasi yang lebih luas jika dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
Penanaman pohon juga bisa menjadi langkah awal yang memotivasi individu untuk terlibat dalam aksi iklim yang lebih besar, seperti pengurangan penggunaan plastik, peningkatan daur ulang, atau adopsi energi terbarukan. Agar lebih efektif, penanaman pohon perlu menjadi bagian dari upaya yang lebih besar dan terkoordinasi. Kerja sama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor bisnis, dan individu sangat penting untuk menciptakan perubahan yang signifikan. Ini termasuk kebijakan yang mendukung konservasi hutan, perlindungan ekosistem alami, dan pengurangan emisi karbon secara keseluruhan.
Mengapa Aksi Iklim Sering Kali Tidak Berdampak?
Ada beberapa alasan mengapa aksi iklim, seperti penanaman pohon, tidak selalu membawa dampak yang besar:
1.Kurangnya Komitmen Global yang Tegas Ketidakseriusan negara-negara besar dalam mengimplementasikan kebijakan perubahan iklim menghambat keberhasilan aksi iklim. Meskipun ada banyak perjanjian internasional, implementasinya seringkali tidak sesuai dengan janji yang dibuat.
2.Penyebaran Disinformasi Penyebaran informasi keliru tentang perubahan iklim, yang sering dipromosikan oleh kelompok atau individu dengan kepentingan ekonomi dalam industri yang merusak lingkungan, seperti bahan bakar fosil, memperburuk situasi.
3.Kepentingan Ekonomi yang Dominan Ekonomi global yang masih bergantung pada industri yang merusak lingkungan, seperti energi fosil dan deforestasi, adalah hambatan utama. Selama ada insentif ekonomi untuk mempertahankan status quo, aksi iklim akan terus terbentur pada kepentingan tersebut.
4.Perubahan Paradigma yang Lambat Sistem politik dan ekonomi yang ada cenderung lambat dalam merespons kebutuhan akan perubahan struktural. Dampak perubahan iklim terus meningkat, sementara perubahan sistemik yang diperlukan untuk menanggulanginya masih sangat terbatas.
5.Keterlibatan Masyarakat yang Minim Meskipun gerakan iklim semakin besar, kesadaran dan keterlibatan masyarakat global masih sangat terbatas. Padahal, perubahan besar hanya akan terjadi jika ada dukungan luas dari seluruh lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun