Cinta dan benci adalah dua titik yang 180 derajat berseberangan, namun ibarat dua sisi koin, tak bisa dipisahkan. Banyak alasan kita untuk mencintai, begitupun juga banyak alasan kita untuk membenci. Namun ada juga yang memilih antara cinta dan benci :).
Kalau menyaksikan orang-orang yang sedang berselisih tentang sesuatu, khususnya di media sosial, saya sering miris dibuatnya. Betapa hal-hal sepele bisa membuat orang saling caci, saling benci. Sebagian mungkin menganggap biasa saja dengan kejadian tersebut, bahkan beralasan, "ah gak kenal inih dengan orang tersebut..., hajar saja."
Sebagian mungkin beranggapan bahwa etika hanya berlaku ketika berhadap-hadapan di dunia nyata, di dunia maya tak usahlah dipakai tatakrama tersebut. Mereka tidak sadar, dimanapun kita hidup, etika (akhlak) adalah nomor satu. Dari sanalah kita akan dihargai.
Banyak sekali kasus yang kemudian menyeret orang yang menyepelekan etika di media maya, menjadi nyata hukumannya di dunia nyata. Minimalnya kita di-bully oleh orang yang merasa tersinggung dengan ulah kita, ujung-ujungnya akun kita tutup (baca: mati), bagaimana kalau mati di dunia nyata juga??
Sering juga gara-gara hal sepele, atau beda persepsi saja kata-kata TOLOL, GOBLOK dan sarkastis lainnya bisa keluar. Aneh.
Aneh juga ketika seseorang memberi kritikan pada sesuatu, orang yang menyukai atau kini dikenal dengan "lovers" langsung memberi stempel "haters" pada orang tersebut. Padahal kritikannya biasa saja, bahkan bagus :).
Ada yang begitu benci terhadap sesuatu atau seseorang, sehingga baginya seperti melihat setan, tidak ada kebaikan sama sekali yang terlihat. Sebagian lagi begitu cinta, sehingga baginya tidak terlihat kesalahan sedikitpun, laksana malaikat. Ah, ternyata cinta dan benci sama-sama buta. Buta ketika kita tidak rasional dan proporsional lagi.
Mari kita ingat kembali pesan manusia agung, Muhammad saw. "Cintailah orang yang kamu cinta sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Bencilah orang yang kamu benci sewajarnya , boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau cintai".
Oleh karena itu Umar bin Khaththab pernah berkata. "Hai islam, jangan jadikan cintamu sebagai beban dan jangan sampai bencimu membuat binasa ? " Aku bertanya, "Bagaimana hal itu bisa terjadi ?"
Beliau mengatakan, "Jika engkau mencintai, janganlah berlebihan seperti seorang anak kecil yang mencintai sesuatu. Jika engkau membenci, janganlah berlebihan hingga engkau suka mencelakai sahabatmu dan membinasahkannya."
Jadilah proporsional, bukan emosional. Kemon ah....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H