Mohon tunggu...
hanumsalsa
hanumsalsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN SMH BANTEN

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Industri Melihat Pendidikan di Era 5.0

31 Desember 2024   20:46 Diperbarui: 31 Desember 2024   20:49 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era Society 5.0, yang pertama kali diperkenalkan oleh Jepang, merupakan paradigma baru dalam masyarakat modern yang mengedepankan manusia sebagai pusat inovasi dengan dukungan teknologi canggih. Dalam konsep ini, teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), big data, dan teknologi lainnya dimanfaatkan untuk menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan kebutuhan sosial. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup manusia secara keseluruhan melalui penggunaan teknologi yang inklusif dan adaptif.

Dalam dunia pendidikan, konsep Society 5.0 membawa perubahan yang signifikan. Pendidikan di era ini tidak lagi hanya berfokus pada transfer pengetahuan semata. Sebaliknya, pendidikan dituntut untuk melatih keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, kemampuan kolaborasi, dan pemecahan masalah. Perubahan ini bukan hanya sebuah kebutuhan, tetapi juga respons terhadap tuntutan zaman yang semakin kompleks akibat pesatnya perkembangan teknologi.

Pendidikan dan Industri di Era 5.0

Dalam perspektif industri, pendidikan di era Society 5.0 dilihat sebagai mitra strategis yang berperan penting dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Industri memahami bahwa keberhasilan teknologi canggih seperti AI dan IoT tidak hanya tergantung pada inovasi teknis, tetapi juga pada kesiapan tenaga kerja untuk memanfaatkannya secara efektif. Oleh karena itu, kolaborasi antara dunia industri dan pendidikan menjadi sangat penting untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga soft skills seperti kemampuan komunikasi, kerja sama tim, dan adaptabilitas.

Pentingnya kolaborasi ini tercermin dalam berbagai inisiatif seperti pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan industri, program magang, pelatihan berbasis proyek, dan pembelajaran yang menekankan pada aplikasi teknologi terbaru. Misalnya, pengenalan pembelajaran berbasis teknologi, seperti simulasi virtual dan penggunaan perangkat lunak AI dalam kelas, memberikan siswa pengalaman nyata dalam menggunakan teknologi mutakhir.

Penelitian yang dilakukan oleh Rezky et al. (2019) juga menekankan pentingnya pendidikan berbasis teknologi dalam mempersiapkan generasi milenial menghadapi era Society 5.0. Studi tersebut menunjukkan bahwa pengintegrasian teknologi ke dalam kurikulum pembelajaran adalah langkah penting untuk memastikan pendidikan tetap relevan dengan kebutuhan industri yang terus berkembang.

Peran Dunia Industri

Dunia industri memiliki peran strategis dalam mendukung pendidikan di era Society 5.0. Salah satu kontribusi utama industri adalah memberikan masukan terhadap penyusunan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Selain itu, industri juga berperan dalam menyelenggarakan pelatihan berbasis teknologi untuk para pendidik, menyediakan program magang untuk siswa, dan menawarkan beasiswa untuk mempersiapkan generasi muda dengan lebih baik.

Industri membutuhkan tenaga kerja yang tidak hanya mampu mengoperasikan teknologi tinggi, tetapi juga memiliki pola pikir inovatif. Oleh karena itu, kerja sama antara industri dan institusi pendidikan harus terus diperkuat. Misalnya, di sektor manufaktur, teknologi seperti robotika dan AI telah menjadi bagian integral dari proses produksi. Dengan demikian, pendidikan di bidang teknik perlu memasukkan pelatihan tentang pengoperasian dan pemrograman robot, analisis data, serta pengembangan perangkat lunak.

Di sisi lain, kebutuhan akan soft skills seperti kepemimpinan, kemampuan beradaptasi, dan kerja sama tim juga semakin meningkat. Hal ini mendorong institusi pendidikan untuk mengembangkan program yang tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga membentuk karakter dan kemampuan interpersonal yang dibutuhkan di tempat kerja.

Tantangan dalam Mewujudkan Pendidikan Era 5.0

Meskipun peluang yang ditawarkan oleh Society 5.0 sangat besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi oleh institusi pendidikan. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan infrastruktur teknologi, terutama di daerah terpencil. Banyak sekolah di wilayah terpencil yang belum memiliki akses ke internet yang memadai atau perangkat teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran berbasis digital.

Selain itu, kesiapan tenaga pengajar juga menjadi tantangan besar. Guru dan dosen perlu dilatih untuk menguasai teknologi terbaru dan memahami cara terbaik untuk mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran. Tanpa pelatihan yang memadai, teknologi hanya akan menjadi alat yang kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Tantangan lainnya adalah memastikan akses pendidikan berbasis teknologi yang merata bagi semua lapisan masyarakat. Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap perangkat teknologi atau internet. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang inklusif untuk memastikan bahwa semua siswa, tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi, dapat memperoleh manfaat dari pendidikan berbasis teknologi.

Langkah Strategis Menuju Kolaborasi Pendidikan dan Industri. Untuk menjawab tantangan tersebut, kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri harus dirancang secara strategis. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

-Pengembangan Kurikulum Berbasis Kebutuhan Industri

Kurikulum pendidikan harus dirancang untuk mencerminkan kebutuhan pasar kerja. Hal ini mencakup pengajaran teknologi terbaru, pemecahan masalah berbasis proyek, dan pengembangan soft skills.

-Peningkatan Pelatihan Guru

Guru perlu dilatih untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Pelatihan ini bisa dilakukan melalui program yang diselenggarakan oleh industri atau lembaga pemerintah.

-Peningkatan Akses Teknologi

Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk memastikan ketersediaan infrastruktur teknologi di seluruh wilayah, termasuk daerah terpencil.

-Penyelenggaraan Program Magang dan Pelatihan

Program magang dan pelatihan berbasis industri memberikan pengalaman langsung kepada siswa tentang bagaimana teknologi digunakan di dunia kerja.

Kesimpulan

Era Society 5.0 menawarkan peluang besar bagi dunia pendidikan untuk menciptakan generasi masa depan yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat. Dengan kolaborasi yang erat antara dunia industri dan pendidikan, tantangan yang ada dapat diatasi, dan keseimbangan antara kemajuan teknologi serta kebutuhan sosial dapat tercapai.

Melalui langkah strategis, pendidikan di era 5.0 dapat menjadi landasan bagi terciptanya masyarakat yang lebih inklusif, inovatif, dan berdaya saing global. Kolaborasi ini bukan hanya sebuah kebutuhan, tetapi juga kunci untuk memanfaatkan potensi era Society 5.0 secara maksimal.

Referensi: 

Handayani, N. N. L., & Muliastrini, N. K. E. (2020). Pembelajaran Era Disruptif Menuju Era Society 5.0 (Telaah Perspektif Pendidikan Dasar). Prosiding Seminar Nasional IAHN-TP Palangka Raya.

Utami, R. (2020). Integrasi Kurikulum di Indonesia dalam Menghadapi Era Society 5.0. Proceeding IAIN Batusangkar, 1(3), 213-218.

Rezky, M. P., Sutarto, J., Prihatin, T., Yulianto, A., & Haidar, I. (2019). Generasi Milenial yang Siap Menghadapi Era Revolusi Digital (Society 5.0 dan Revolusi Industri 4.0) di Bidang Pendidikan Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS), 2(1), 1117-1125.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun