Mohon tunggu...
Hanum Ramanditya
Hanum Ramanditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Help

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ketahanan Alam: Beradaptasi dengan Perubahan Lingkungan dan Ekonomi

28 September 2024   00:21 Diperbarui: 28 September 2024   02:33 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ketahanan Alam: Beradaptasi dengan Perubahan Lingkungan dan Ekonomi

Ketahanan, kemampuan untuk pulih atau beradaptasi dalam menghadapi tantangan, merupakan karakteristik inti sistem alam. Ekosistem, spesies, dan komunitas telah berevolusi untuk bertahan meskipun terjadi fluktuasi lingkungan, sementara masyarakat bergantung pada ketahanan alam untuk menjaga stabilitas ekonomi. Ketika iklim berubah, habitat terdegradasi, dan perekonomian berfluktuasi, memahami ketahanan alam menjadi hal yang sangat penting. Artikel ini mengeksplorasi bagaimana ekosistem beradaptasi terhadap tekanan lingkungan dan ekonomi, keterkaitan antara sistem alam dan manusia, serta strategi untuk meningkatkan ketahanan di kedua bidang tersebut.

Ketahanan Ekologis: Kapasitas Adaptif Ekosistem

Ketahanan ekologi mengacu pada kemampuan ekosistem untuk menyerap gangguan—seperti kebakaran hutan, kekeringan, atau polusi—sambil tetap mempertahankan fungsi dan proses penting. Contoh utama ketahanan ekologi meliputi:

Ekosistem Hutan: Hutan adalah ekosistem penting yang menunjukkan ketahanan luar biasa. Misalnya, setelah kebakaran hutan, beberapa spesies pohon seperti pinus beradaptasi untuk melepaskan benih sebagai respons terhadap panas, sehingga memungkinkan pertumbuhan baru setelah gangguan tersebut. Siklus alami nutrisi dan pemulihan air membantu peremajaan hutan, mencegah keruntuhan ekologi dalam jangka panjang.

Terumbu Karang: Terumbu karang, meskipun sensitif terhadap perubahan suhu dan keasaman air, dapat menunjukkan ketahanan melalui keragaman genetik dan hubungan simbiosis dengan alga. Namun, ketahanan mereka sedang diuji karena perubahan iklim yang cepat, pemanasan laut, dan campur tangan manusia.

Lahan Basah: Lahan basah dapat beradaptasi terhadap banjir dan perubahan ketinggian air, menjadikannya penting untuk pengelolaan banjir dan menjaga keanekaragaman hayati. Hutan bertindak sebagai penyangga terhadap fluktuasi lingkungan, seperti gelombang badai atau kekeringan.

Dampak Manusia: Perubahan Ekonomi dan Ketahanan Alam

Meskipun sistem alam menunjukkan ketahanan yang melekat, aktivitas manusia sering kali menguji batas kemampuan tersebut. Pembangunan ekonomi, ekspansi pertanian, dan industrialisasi dapat menyebabkan kerusakan habitat, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi, sehingga melemahkan ekosistem. Selain itu, tekanan ekonomi—seperti meningkatnya permintaan akan sumber daya alam—dapat menyebabkan eksploitasi berlebihan terhadap hutan, perikanan, dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi ketahanan hutan dalam jangka panjang.

Contoh Stres Lingkungan Akibat Manusia:

Deforestasi: Perluasan pertanian dan urbanisasi menyebabkan deforestasi, mengurangi keanekaragaman hayati dan kemampuan hutan untuk menyerap karbon, sehingga meningkatkan kerentanan ekosistem terhadap perubahan iklim.

Penangkapan ikan berlebihan: Praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan mengurangi populasi ikan dan mengganggu ekosistem laut, sehingga menyulitkan pemulihan spesies dan menyulitkan masyarakat yang bergantung pada perikanan untuk mempertahankan penghidupan mereka.

Polusi dan Perubahan Iklim: Meningkatnya emisi karbon berkontribusi terhadap pengasaman laut dan pemanasan global, sehingga memberikan tekanan pada ekosistem melebihi kapasitas adaptifnya.

Ketahanan Sosial-Ekologis: Menjembatani Sistem Alam dan Ekonomi

Konsep ketahanan sosio-ekologis menekankan saling ketergantungan antara sistem alam dan perekonomian manusia. Ekosistem yang sehat mendukung pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan sumber daya seperti air, kayu, dan makanan. Pada gilirannya, praktik ekonomi berkelanjutan dapat meningkatkan ketahanan alam. Masyarakat yang memprioritaskan pengelolaan sumber daya berkelanjutan akan lebih mampu bertahan terhadap guncangan ekonomi dan lingkungan.

Meningkatkan Ketahanan: Strategi Adaptasi

Untuk mendukung ketahanan sistem alam dan ekonomi, serangkaian strategi adaptif dapat diterapkan:

Konservasi Keanekaragaman Hayati: Melindungi beragam spesies dan ekosistem akan memperkuat ketahanan dengan memastikan bahwa fungsi ekologi (misalnya penyerbukan, siklus nutrisi) terus berlanjut, bahkan ketika menghadapi gangguan.

Pengelolaan Sumber Daya Berkelanjutan: Mendorong praktik berkelanjutan di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan membantu menjaga kesehatan ekosistem sekaligus mendukung stabilitas ekonomi jangka panjang.

Mitigasi Perubahan Iklim: Upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, transisi ke energi terbarukan, dan melindungi penyerap karbon (seperti hutan dan lahan basah) meningkatkan ketahanan dengan mengatasi akar penyebab degradasi lingkungan.

Restorasi Ekosistem: Memulihkan ekosistem yang rusak—seperti penanaman kembali hutan atau rehabilitasi lahan basah—dapat meningkatkan ketahanan ekosistem terhadap perubahan lingkungan di masa depan sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.

Kesimpulan

Ketahanan alam merupakan kekuatan besar yang memungkinkan ekosistem beradaptasi dan bertahan dalam menghadapi tantangan lingkungan dan ekonomi. Namun, ketahanan ini bukannya tidak terbatas. Aktivitas manusia yang mengeksploitasi sumber daya alam dan merusak ekosistem mengurangi kapasitas adaptasi alam, sehingga merusak stabilitas lingkungan dan ekonomi. Untuk menjamin masa depan yang berkelanjutan, sangat penting untuk mendukung ketahanan ekosistem melalui konservasi, pengelolaan berkelanjutan, dan aksi iklim, sehingga membina hubungan yang harmonis antara alam dan perekonomian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun