keluarga dengan biaya yang sekedar cukup untuk hidup sederhana di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kalimantan Barat. Seorang ibu rumah tangga bernama Jumiah yang berumur 60 tahun, sejak kecil beliau tidak pernah mengenyam bangku sekolah sehingga hanya dapat bekerja dengan mengandalkan tenaganya. Sebagai ibu yang harus memenuhi kebutuhan keluarganya, beliau bersedia bekerja serabutan sebagai tenaga tambahan di berbagai acara seperti resepsi atau acara besar lainnya dengan upah sebesar Rp 100.000 perhari dan biasanya beliau bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan upah sebesar Rp 700.000 perbulan.Â
Kehidupan seorang ibu yang bersedia bekerja serabutan untuk berjuang memenuhi kebutuhanSuami ibu Jumiah tidak memiliki pekerjaan tetap dan kadang bekerja sebagai tukang bangunan dengan upah yang tidak menentu setiap bulan nya. Dalam keluarga tersebut terdapat 4 orang anak yang masih tinggal bersama mereka dan tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetap menjadi tanggung jawab seorang ibu dan ayah. Pendapatan total sepasang suami istri tersebut dalam sebulan tidak menentu yaitu Rp 600.000 hingga Rp 1.000.000 , untuk kebutuhan sehari-hari mereka menghabiskan hingga sebesar Rp 50.000 untuk membeli bahan makanan yang akan tersaji sebanyak 2 kali dalam sehari.Â
Untuk kebutuhan bahan bakar memasak, ibu Jumiah kadang menggunakan kompor gas tetapi untuk menghemat pengeluaran beliau mengumpulkan kayu bakar untuk memasak makanan. Pengeluaran yang rutin dikeluarkan setiap bulan adalah biaya listrik dengan daya listrik yang digunakan 900 kWh dan tidak menggunakan aliran air bersih PDAM, untuk sumber air yang digunakan adalah air parit untuk kebutuhan mandi dan mencuci kemudian untuk minum dan memasak mereka menggunakan air hujan dan air galon.Â
Ibu Jumiah memiliki tempat tinggal yang terbilang luas dengan ukuran rumah sebesar 25x11,5 m yang terdiri dari 6 ruangan tidak termasuk toilet yang didapatkan dari bantuan bedah WC. Dinding rumah yang menggunakan tembok dan sebagian menggunakan bilik, bahan yang digunakan untuk atap rumah adalah bahan seng. Adapun berbagai barang yaang dimiliki keluarga ibu Jumiah yaitu barang elektronik seperti TV, kulkas, mesin cuci, rice cooker, handphone, dan tidak memiliki kendaraan pribadi namun terdapat 2 buah motor yang berdasarkan keterangan dari ibu Jumiah merupakan kendaraan milik orang lain yang dipinjamkan kepada mereka. Saat sedang membutuhkan pengobatan, Puskesmas menjadi pilihan bagi keluarga ibu Jumiah karena biaya yang dikeluarkan akan sangat murah. Keluarga ibu Jumiah merupakan salah satu keluarga penerima bantuan dari program bantuan sosial dari pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH) tahun 2023, Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang didapat hanya sekali dalam waktu 2-3 bulan sebesar Rp 300.000 hingga Rp 400.000, dan Bantuan Pangan Non-tunai (BPNT) adalah bantuan bahan pokok berupa beras, minyak goreng, dan makanan instan, hingga bantuan Bedah WC.Â
Dengan bantuan ketua RT setempat, keluarga yang membutuhkan bantuan merasa terbantu hanya dengan memberikan persyaratan yang dibutuhkan dan tidak merasa kesulitan saat mendaftar untuk program bantuan tersebut. Keluarga tersebut berharap program bantuan pemerintah lebih rutin disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Januari-Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H